Film Sore: Istri dari Masa Depan membuktikan bahwa film drama bisa menjadi fenomenal dengan caranya sendiri. Selasa (9/9/2025) lalu, Sore resmi terpilih mewakili Indonesia di ajang Academy Awards ke-98. Komite seleksi menilai film karya Yandy Laurens itu memiliki kualitas dan daya tarik internasional yang siap bersaing di panggung global.
Sejak pertama dirilis pada 10 Juli 2025, film Sore sudah meraih lebih dari 3 juta penonton, dan terus tayang di beberapa bioskop hingga akhir Agustus 2025. Meski pada hari pertama Sore hanya menarik sekitar 40.000 penonton, namun berkat word-of-mouth marketing, jumlah penonton film ini melonjak pesat. Bahkan soundtrack filmnya pun ikut viral!
Menariknya, film ini bermula sebagai web series di YouTube untuk media komunikasi brand Tropicana Slim yang tayang pada 2017. Tak hanya cerita fiksi ilmiah romantisnya yang unik, tapi juga strategi digital marketing yang dibangun sejak awal membuat Sore terus jadi perbincangan hangat.
Baca juga: Ditengah Lika-liku Ekonomi, Yuk Kencengin Skill untuk Bersaing di Era Digital
Strategi Pemasaran yang Cerdas
Sejak awal kemunculannya, Sore fokus pada strategi digital marketing yang disiapkan secara cermat dan kreatif. Menurut analis, film ini mampu menciptakan traffic yang organik dan menjangkau jutaan penonton dalam waktu singkat berkat kampanye digital yang menyentuh kebutuhan audiens masa kini.
Ada beberapa poin utama yang membuat kampanyenya efektif, yaitu:
1. Trailer dengan Visual dan Narasi yang Kuat
Trailer Sore dirancang dengan storytelling yang emosional dan relate dengan penonton, lalu dipotong-potong jadi format pendek untuk TikTok, Instagram Reels, dan YouTube Shorts. Trailer demi trailer dirilis secara rutin untuk menjaga keingintahuan dan meningkatkan hype yang sudah terbangun.
Poster resmi filmnya juga banyak tersebar di kanal digital, dengan visualisasi yang dapat membangun awareness di kalangan Gen Z dan Milenial sejak awal.
2. User-Generated Content Jadi Promosi Gratis
Banyak penonton bikin fan-art berupa remake poster film Sore persis di tangga spiral di Hotel Artotel Thamrin, Jakarta Pusat. Bahkan, ada beberapa orang yang ikut meng-cover lagu Terbuang Dalam Waktu di media sosial. User-Generated Content (UGC) ini menyebar organik tanpa biaya iklan besar, sehingga memperkuat word-of-mouth.
Sejumlah figur publik juga ikut memberikan respons positif secara organik. Rapper Indonesia yang kini berkarir di Amerika, Rich Brian, misalnya, lewat Instagram Story mengaku sampai menangis saat menonton Sore. Ia mendorong follower-nya buat nonton sendiri untuk membuktikannya.
Baca juga: Begini Cara Bikin Foto Miniatur Action Figure Jadi Video AI!
3. Kolaborasi dengan Brand
Produser menggandeng label parfum lokal HMNS untuk meluncurkan varian khusus edisi Sore. Kolaborasi lintas industri ini bukan cuma promosi silang, tapi juga membuka ekosistem kreatif di luar layar, serta menjaring komunitas yang lebih luas.
Merek lokal lain yang bergabung dalam film adalah Sukkhacitta, merek busana yang dikenakan oleh tokoh Sore (Sheila Dara Aisha). Sukkhacitta merupakan ethical brand yang mengusung konsep berkelanjutan, dan hanya menjual produknya secara online.
Brand ini menggunakan warna-warna netral seperti biru tua, merah bata, dan krem, dengan cutting busana yang simpel, tapi tampak manis saat dikenakan Sheila Dara.
4. Soundtrack-nya Peringkat 1 di Spotify
Keberhasilan film yang menjadi film kelima terlaris tahun 2025 itu tidak hanya berhenti di layar lebar. Soundtrack-nya, lagu Terbuang dalam Waktu milik Barasuara, justru menjadi fenomena tersendiri setelah dipakai ribuan pengguna sebagai latar video TikTok mereka.
Popularitas lagu tersebut semakin meluas, bahkan sempat menduduki peringkat pertama di Spotify Viral 50 Indonesia. Banyak kritikus menilai, kekuatan emosional lagu ini ikut memperkuat ikatan penonton dengan kisah Jonathan dan Sore.
5. Nyanyi Bareng Pemain dan Penyanyi Aslinya
Seolah tak ingin hype-nya hanya terjadi di dunia maya, komunitas Nyanyi Bareng Jakarta mengajak ratusan pengikutnya untuk menyanyikan Terbuang dalam Waktu bareng-bareng di Azalia Hall, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa (29/7/2025) lalu.
Anggota komunitas yang dibangun melalui akun Instagram @nyanyi.barengjkt ini mayoritas bukan penyanyi profesional, dan mereka langsung bertemu di suatu event di mana mereka bisa "nebeng" nyanyi bareng.
Namun event di akhir Juli itu membuat follower benar-benar terhanyut dalam suasana, karena dihadiri juga oleh para personel Barasuara, kru dan pemain film, bahkan tim pemasaran film Sore.
Baca juga: Nano Banana, Terobosan Baru Google Gemini untuk Editing Foto
Strategi Multiplatform
Kehadiran musik yang sejalan dengan narasi membuat strategi multiplatform Sore terasa lengkap, bukan hanya lewat distribusi digital dan kolaborasi brand, tapi juga melalui medium musik yang berhasil menembus pasar anak muda.
Di samping itu, banyak influencer Indonesia memberikan review positif di media sosial, menambah kepercayaan penonton dan memperluas reach film ke audiens baru. Semua taktik ini membuat Sore terus diperbincangkan oleh penikmat film muda.
Pada sisi distribusi, Sore juga memanfaatkan platform digital. Setelah tayang di bioskop Indonesia sejak 10 Juli 2025, distributor internasional Primeworks Studios mengumumkan bahwa Sore akan tayang perdana di Malaysia (25/9/2025) lewat teaser di Instagram. Pengumuman via media sosial tersebut mendapat respons positif dari penggemar Indonesia dan Malaysia.
Sore: Istri dari Masa Depan menunjukkan bahwa film Indonesia mampu memanfaatkan platform digital mulai dari distribusi konten via YouTube dan Instagram hingga viralisasi di TikTok untuk menarik perhatian global. Dengan pendekatan semi-formal namun inovatif, Sore menjadi contoh betapa era digital membuka peluang bagi karya lokal untuk menggebrak dunia.
- Editor: Dini Adica
- Sumber: KompasTV, Kapan Lagi, Purwadhika