LogoDIGINATION LOGO

Mengapa CEO Airbnb Brian Chesky Menolak Berkomunikasi lewat Email?

author Oleh Dini Adica Jumat, 23 Mei 2025 | 14:48 WIB
Share
CEO Airbnb Brian Chesky mengaku tidak mau memakai email lagi untuk berkomunikasi, dan tidak meeting sebelum pukul 10.00.
Share

Berangkat ke kantor untuk menghadiri meeting pagi dan mengirim email ternyata bukan rutinitas yang disukai oleh Brian Chesky, CEO Airbnb. Ia tidak ingin menerapkan pola semacam itu untuk perusahaannya.

Saat diwawancara oleh The Wall Street Journal, Chesky menggambarkan bagaimana ia bukan tipe pemimpin yang memegang teguh norma-norma perusahaan yang menjadi patokan untuk meraih kesuksesan.

Contohnya, sekarang dia sudah tidak menggunakan email dan tidak ingin menghadiri meeting sebelum pukul 10.00. Dengan cara tersebut, Chesky ingin lebih mengutamakan kesejahteraan pribadi ketimbang pencapaian di perusahaan.

Menanggapi gaya kepemimpinannya, Chesky berkomentar dengan santai, “Jangan minta maaf atas cara kamu ingin menjalankan perusahaanmu.”

Baca juga: Super Podcast Show Jadi Debut ABG Siniar Live Podcast dan Langsung Pecah!

Pria berusia 43 tahun ini mengaku, menerima dan mengirim email adalah bagian paling dia benci dari pekerjaannya. “Email adalah hal yang paling saya benci sebelum pandemi,” katanya, sambil menambahkan bahwa ia merasa terganggu dengan munculnya email di inbox-nya sepanjang hari.

Tapi sejak pandemi, dia mulai mengubah cara kerja. Sekarang, urusan penting cukup ditangani lewat telepon atau pesan singkat, yang membuatnya bisa berkomunikasi secara langsung.

Jam Kerja yang Tidak Biasa

Berbeda dari bos-bos lainnya yang datang pagi ke kantor dan langsung rapat, Chesky baru mulai bekerja betulan setelah pukul 10.00. 

“Kalau kamu CEO, kamu bisa atur sendiri jam meeting pertamamu,” kilah Chesky, yang perusahaannya kini bernilai Rp13 triliun.

Sebagai orang yang mengaku sebagai night-owl, Chesky merasa kreativitasnya justru muncul pada malam hari. Dia biasanya bekerja kreatif mulai pukul 22.00 hingga pukul 02.30 pagi. Sebelumnya, dia sempatkan untuk olahraga selama 90 menit yang selesai sekitar pukul 21.30.

“Kalau saya punya pacar, mungkin jadwal ini akan berubah. Tapi sekarang belum, jadi saya nikmati saja,” selorohnya.

Baca juga: Cara Menulis CV dengan ChatGPT agar Menarik Perhatian Rekruter

Ternyata, Chesky bukan satu-satunya bos perusahaan teknologi yang ingin bekerja lebih manusiawi. Jensen Huang, CEO Nvidia, juga punya gaya yang mirip. Dia bahkan tidak mau ada meeting one-on-one karena menurutnya hal itu memperlambat aliran informasi.

“Perusahaan kami dirancang untuk gesit. Bukan soal siapa tahu apa, tapi siapa bisa melakukan apa,” kata Huang.

Bahkan Elon Musk pun mendukung gaya manajemen seperti ini. Di sisi lain, pengusaha dan investor Amerika Mark Cuban juga sering bilang bahwa meeting itu sangat membuang waktu dan mengganggu produktivitas.

Tidak Harus Jadi Robot

Sementara itu, Chesky mengatakan bahwa perubahan besar di Airbnb setelah pandemi datang karena dia sekarang lebih percaya diri dengan gaya kepemimpinannya.

“Pandemi adalah titik balik perusahaan,” katanya. “Prinsip utama saya sekarang: jangan minta maaf karena kamu suka detail.”

Hasilnya? Airbnb kini sedang melakukan ekspansi besar-besaran. Tidak cuma soal sewa tempat liburan, mereka juga sedang mengembangkan layanan baru dan pengalaman yang bikin Airbnb jadi platform gaya hidup.

Dari apa yang disampaikannya, Chesky ingin menunjukkan bahwa menjadi pemimpin itu bukan berarti harus jadi robot kerja. Kamu tetap bisa sukses tanpa kehilangan waktu istirahat, hidup sosial, atau kewarasan mental.

Baca juga: Cara Gampang Bikin Background AI untuk Google Meet Pakai Gemini

Bahkan Whitney Wolfe Herd, pendiri Bumble, juga terinspirasi sama Chesky. “Dia selalu bilang, jadi CEO perusahaan publik itu tidak harus bikin kita menderita,” ujarnya.

Hal yang sama dilakukan CEO Whole Foods Jason Buechel, yang secara aktif melawan budaya eksekutif. Ia selalu berusaha memanfaatkan waktu istirahatnya yang dibayar, dan menegaskan bahwa mengabaikan waktu istirahat bisa merugikan kesehatan mental.

“Saya sangat memprioritaskan PTO (paid time off, atau cuti berbayar). Jadi saya menggunakan semua alokasi saya setiap tahun,” katanya pada Fortune.

Contoh-contoh ini menekankan bagaimana upaya para eksekutif puncak mendefinisikan ulang kesuksesan, bukan dengan serangkaian aturan yang kaku, tetapi dengan apa yang benar-benar berhasil bagi mereka dan organisasi mereka.

Jadi, buat kita yang lagi jungkir balik kerja sambil berusaha menjaga kewarasan, mungkin ini saatnya memikirkan kembali cara kita bekerja. Tidak semua meeting itu penting, dan tidak semua email harus langsung dibalas. Yang paling penting: kamu berhak punya cara kerja yang sesuai dengan dirimu sendiri.

  • Editor: Dini Adica
  • Sumber: Fortune, Times of India, Benzinga
TAGS
RECOMMENDATION
LATEST ARTICLE