Beberapa tahun terakhir, Formula 1 tampil sebagai salah satu olahraga yang paling komersial di dunia. Tim-tim dan pembalap F1 selalu mencari cara untuk memanfaatkan pertumbuhan waralaba. Bahkan Ferrari pun berniat untuk menjajaki peluang ini.
Di antara para pembalap F1, Lewis Hamilton boleh dibilang yang paling menonjol, dan mungkin masih menjadi satu-satunya icon di dunia balap. Ia sering muncul di acara-acara peragaan busana, musik, dan menganggap dirinya sebagai kalangan elit Hollywood.
Ketika desainer Tommy Hilfiger menjadi partner tim Mercedes F1, tim ini sudah bekerja sama dengan Lewis Hamilton. Bagi banyak partner gaya hidup dari tim tersebut, afiliasi dengan juara F1 tujuh kali itu sangat penting.
Baca juga: Robot Humanoid dan i-K9 Milik Polri Punya Pendeteksi Sensor Gas dan Di-Support AI
Bukan hanya karena dia berhasil mencatatkan 103 kemenangan Grand Prix dan mengoleksi tujuh gelar Juara Dunia Formula 1, tetapi juga karena sosoknya mampu menjembatani prestasi, identitas, dan pengaruh global dalam satu personal brand yang kuat.
Lebih dari itu, pembalap berdarah Grenada-Inggris kelahiran Stevenage, Inggris, 7 Januari 1985 itu juga membuktikan bahwa menjadi atlet masa kini nggak cukup hanya menang di lintasan, tapi juga bagaimana mereka membawa perubahan nyata di dunia.
Personal Brand yang Menggerakkan Pasar
Pindahnya Hamilton dari tim Mercedes ke tim Ferrari pada Februari 2024 lalu bukan hanya bikin heboh dunia balap, tapi juga langsung berdampak ke sisi bisnisnya:
• Lonjakan saham. Nilai saham Ferrari naik 12%, atau setara dengan tambahan nilai pasar sebesar 10 miliar dolar AS. Efek tersebut menunjukkan nilai nyata dari personal brand yang dirancang dengan baik sehingga membawa nilai ekonomi yang nyata.
• Perhatian global: Langkah ini memposisikan Ferrari untuk menarik audiens baru yang lebih muda, lebih beragam, berkat daya tarik lintas industri —dari motorsport sampai fashion.
• Sinergi merek: Ferrari sendiri mendapatkan keuntungan dari citra Hamilton yang selaras dengan nilai-nilai modern seperti keberlanjutan, keragaman, dan keunggulan—nilai-nilai kunci bagi merek-merek mewah modern.
Baca juga: 200 Personel Xbox di Divisi Gaming Terdampak PHK Massal di Microsoft Kali Ini
Peran terbaru Hamilton adalah membantu pembuatan film F1 yang dibintangi Brad Pitt dan Javier Bardem sebagai produser dan konsultan. Asal tahu saja, F1 diproduksi oleh rumah produksi Hamilton yang baru didirikan, Dawn Apollo Films.
Kunci Sukses Lewis Hamilton
Namun, ukuran sebenarnya dari Hamilton sebagai brand bukan terbatas pada angka-angka, melainkan pada caranya menggabungkan otentisitas, keunggulan, dan tujuannya untuk membentuk industri, mengangkat perusahaan, dan menginspirasi jutaan orang di seluruh dunia.
Maka keberhasilan merek pribadi Lewis Hamilton bisa dibilang dipengaruhi beberapa pilar penting berikut:
• Otentisitas
Hamilton tak pernah lupa dari mana dia berasal. Ia terbuka tentang tantangan yang dihadapinya sebagai atlet kulit hitam di dunia balap yang didominasi oleh kulit putih, termasuk pengalaman diskriminasi yang pernah ia alami.
Kedekatannya dengan keluarga, terutama dengan adiknya yang berkebutuhan khusus, membuatnya terlihat sangat membumi dan relatable.
• Prestasi tak tertandingi
Dengan rekor luar biasa di Formula 1, Hamilton bukan hanya tampil sebagai pembalap F1 terbaik, tapi juga punya kredibilitas tinggi yang memperkuat brand-nya di luar lintasan. Ia bahkan menerima gelar kebangsawanan dari Kerajaan Inggris pada 2021.
• Diversifikasi strategis
Ia tak ragu masuk ke industri lain yang sejalan dengan nilai pribadinya. Salah satunya lewat kolaborasi dengan Tommy Hilfiger dalam menciptakan lini pakaian yang berkelanjutan.
Baca juga: 10 Password yang Disukai Hacker, Ganti Password PC-mu Sekarang!
• Advokasi untuk perubahan sosial
Melalui inisiatif seperti Mission 44 dan The Hamilton Commission, pembalap yang dikenal dengan gaya balapnya yang agresif ini aktif mendorong kesetaraan dan pemberdayaan generasi muda dari komunitas kurang terwakili. Ia juga vokal soal isu lingkungan, termasuk menerapkan pola hidup berbasis nabati.
• Kemampuan bercerita dan komunikasi digital
Hamilton tahu betul bagaimana memanfaatkan media sosial untuk berbagi cerita hidupnya—baik suka maupun duka—yang memperkuat koneksi emosional dengan penggemarnya.
Pilar-pilar itulah yang membuat Sir Lewis Hamilton bukan hanya juara Formula 1 di lintasan, tapi juga panutan dalam membangun citra diri yang autentik, berdampak, dan relevan.
Kisahnya mengajarkan kita bahwa membangun brand pribadi yang kuat bukan sekadar soal pencitraan, tapi tentang konsistensi dalam nilai, kualitas, dan kontribusi nyata bagi dunia.
- Editor: Dini Adica
- Sumber: Drive Sports Marketing, LinkedIn