LogoDIGINATION LOGO

Pakai Satu Password untuk Banyak Akun Ternyata Bukan Ide Bagus, Ini Alasannya!

author Oleh Dini Adica Selasa, 26 Agustus 2025 | 18:23 WIB
Share
Ilustrasi: Buat password yang unik, dan jangan gunakan password yang sama untuk berbagai akun.
Share

Ada pertanyaan mendasar yang perlu kamu pikirkan baik-baik nih, Digifriends. Apakah kamu tipe yang membuat satu password yang sama untuk berbagai akun email, aplikasi, atau e-commerce? Kalau iya, hati-hati, sepertinya kamu harus segera menggantinya dengan password yang berbeda-beda.

Perlu kamu ketahui, belakangan ini Google mengeluarkan peringatan serius untuk para pengguna Gmail. Pasalnya, banyak akun Gmail yang diretas, dan sebagian besar kasus disebabkan oleh password yang bocor. Jadi kalau kamu masih pakai password lama, apalagi satu password yang sama untuk digunakan dengan akun lain, sebaiknya segera diganti.

Kasus ini bermula setelah muncul kabar bahwa database Salesforce milik Google berhasil ditembus oleh kelompok hacker bernama ShinyHunters. Dari situ, data 2,5 miliar akun Gmail diduga terekspos.

Baca juga: Hati-hati, Ini Risiko Memakai Fitur Auto-Fill di Password Manager

Meskipun Google mengungkapkan bahwa data yang bocor hanya berupa informasi dasar seperti nama bisnis dan kontak, tetap saja risiko phishing meningkat tajam. Sudah banyak laporan pengguna yang dihubungi lewat email atau bahkan telepon oleh orang yang mengaku staf Google.
Padahal, orang-orang yang mengaku sebagai staf Google tersebut bukan pegawai Google asli.

Hacker memanfaatkan teknik social engineering, termasuk memalsukan email dan nomor telepon, untuk menipu korban agar memberikan data login.

Lebih parahnya lagi, mereka juga menggunakan bantuan AI untuk membuat tipuannya terlihat meyakinkan. Jadi jangan kaget kalau ada email atau telepon yang terdengar “profesional”, tetapi pada akhirnya menjebak korban untuk memberikan data pribadinya.

Google sendiri sudah lama mengingatkan soal keamanan akun. Password dianggap sebagai titik lemah terbesar karena mudah dicuri lewat halaman login palsu. Bahkan kode 2FA (two-factor authentication) via SMS pun tidak cukup aman, karena bisa disadap atau dipancing lewat trik tertentu.

Itulah mengapa Google mendorong pengguna untuk mulai beralih ke passkey, juga metode login yang lebih modern dan jauh lebih sulit diretas.

Sayangnya, peringatan tersebut tidak dianggap cukup “menakutkan” bagi pengguna. Menurut data, hanya sekitar 36% pengguna yang rutin mengganti password mereka. Sedangkan sebagian besar orang masih pakai password lama, atau lebih buruk lagi: memakai password yang sama untuk beberapa akun sekaligus.

Baca juga: Lenovo Yoga Solar PC, Laptop Tipis Inovatif yang Mengandalkan Energi Surya

Bayangkan kalau hacker berhasil menembus satu akun, sudah pasti mereka akan mencoba membobol akun pengguna lainnya.

Cara Mencegah Password Dibobol

1. Segera ganti password Gmail kamu. Gunakan password manager khusus (bukan bawaan browser) untuk membuat kombinasi password yang kuat dan unik.

2. Aktifkan 2FA (two-factor authentication) dengan aplikasi authenticator seperti Google Authenticator atau Authy, bukan SMS.

3. Tambahkan passkey di akun Google kamu dan gunakan itu sebagai metode login utama. Waspada kalau tiba-tiba ada halaman login yang tetap minta password padahal kamu sudah punya passkey.

4. Jangan pernah login lewat link di email atau pesan. Kalau ada notifikasi mencurigakan, lebih baik buka langsung akun Google-mu dan cek bagian Security → Review Security Activity.

Baca juga: 'Pojok Belajar' Tak Hanya Diperluas, GoFood Juga Permudah Pendaftaran Mitra UMKM Kuliner

Kamu juga perlu curiga jika menerima email bertuliskan “mail delivery subsystem” lengkap dengan tautan. Hampir bisa dipastikan hal itu merupakan phishing. Tak usah mengklik link yang diberikan tersebut, dan sebaiknya segera ganti password.

Sejauh ini Gmail memang masih aman digunakan, asalkan kamu juga ikut menjaga diri dengan rutin mengganti password. Jangan menunggu sampai mengalami kerugian dulu baru nyesel kenapa tidak sejak dulu mengubah kata sandi.

Sekali diretas, dampaknya bisa jauh lebih repot daripada sekadar meluangkan 5 menit untuk membuat password yang baru.

  • Editor: Dini Adica
  • Sumber: Forbes, News.com.au
TAGS
RECOMMENDATION
LATEST ARTICLE