LogoDIGINATION LOGO

Maksimalkan Kekuatan Produk Indonesia di Pasar Ekspor

author Oleh Nur Shinta Dewi Rabu, 29 September 2021 | 11:18 WIB
Share
Share

Sagara Bootmaker, brand lokal asal Indonesia yang berhasil menembus pasar Amerika dan Eropa memiliki cerita sendiri di setiap produk mereka. Melalui tangan terampil pengrajin dan idealisme si pemilik, Sagara bootmaker berhasil membawa harum nama Indonesia di kancah internasional.

“Awalnya tidak mudah ya. Saya butuh bertahun-tahun untuk mendapat trust mereka. Fakta yang kurang enak di negara kita adalah negara belum dipandang sebagai negara yang melahirkan produk berkualitas. Kita butuh bertahun-tahun untuk membuktikan hal itu. Saya juga banyak terima komplain di awal karena produk tidak sesuai ekspektasi mereka, tapi kita revisi terus, kita upgrade kualitas hingga saat ini research and development untuk menciptakan produk yang lebih baik tidak pernah berhenti,” ungkap Bagus Satrio Wicaksono, pendiri Sagara Bootmaker, saat Virtual Talk Show Digital DNA x BNI46 : Strategi Brand Lokal ke Pasar Global, Jumat (24/9/2021).

Sagara Bootmaker yang memulai usahanya pada 2011 masih konsisten melahirkan produk handmade dari kreativitas tangan pengrajin mereka hingga saat ini. Bahkan Sagara Bootmaker rela membatasi produksi mereka demi menghadirkan produk berkualitas dari handmade.

Saat ditanya produk seperti apa yang mampu menembus pasar global, Bagus menjawab brand lokal harus berani melahirkan produk yang kompetitif. Tidak hanya mampu bersaing namun juga dengan kualitas yang lebih tinggi dibanding dengan kompetitor.

“Jadi Indonesian boots itu lagi happening banget di luar negeri. Karena kita punya kualitas yang lebih baik dari mayoritas boots di pasar Eropa atau Amerika dengan harga yang sangat menggiurkan. Contohnya seperti sepatu Sagara di harga USD 400-500, kualitasnya setara dengan harga USD 1.000 ke atas. Simplenya adalah produk yang kompetitif. Tapi kompetitifnya seperti apa adalah produk yang bukan bersaing tapi justru lebih bagus dari yang ada di pasar global,” ungkap Bagus.

Sebagai brand lokal yang telah tembus pasar global, Bagus berpesan, “Kita harus percaya diri dengan kekayaan yang dimiliki Indonesia, baik itu kekayaan materialnya (seperti tenun), ataupun skill pengrajin-nya. Kita harus mengubah mindset, karena mereka layak menampilkan skill mereka ke dunia luar." 

Baca juga : Belajar dari Sagara Bootmaker, Saatnya Brand Lokal Menembus Pasar Global !

Menanggapi hal ini, Wientor Rah Mada, Director of Business and Marketing Smesco Indonesia, mengakui Indonesia memang unggul dalam produk-produk handmade dan artisant. Produk buatan tangan pengrajin Indonesia memiliki ciri khas yang sulit ditiru karena memiliki keunikan disetiap kearifan lokal.

Uniqueness produk itu yang seharusnya diunggulkan. Sejalan dengan itu, kita punya beberapa manfaat karena dengan uniqueness itu tidak mudah ditiru pemasar yang lain. Jadi uniqueness-nya yang perlu kita dorong ke pasar ekspor, teman-teman seperti mas Bagus ini adalah teman-teman yang perlu kita dorong,” kata Wientor.

Namun sayangnya masih banyak kendala yang dihadapi UKM. Ada 3 kendala yang paling utama dan masih dialami UKM hingga saat ini yaitu akses bahan baku, akses ke pasar, dan akses pembiayaan.

Oleh sebab itu, Smesco Indonesia selalu mendukung penuh pengusaha bisnis kerajinan untuk tembus pasar global dengan kerja sama melalui berbagai pihak negeri dan swasta. 

Salah satu kerja sama Smesco Indonesia adalah dengan menggandeng BNI Xpora. Wientor mengungkap  BNI Xpora diharapkan dapat mendukung pendanaan bagi UKM yang membutuhkan modal untuk produksi besar sesuai permintaan pasar ekspor.

“BNI dikenal memiliki banyak cabang di luar negeri dan ini yang dimanfaatkan pihak BNI berupa Xpora dan harusnya kami bisa bekerja sama lebih banyak lagi tentunya yang berkaitan dengan UKM. Diharapkan jika teman-teman UKM yang memiliki kesulitan untuk produksi yang lebih banyak, BNI bisa maju ke depan untuk membantu UKM ini,” ungkap Wientor.

Smesco juga berharap ekosistem ekspor yang sedang dibangun dapat memudahkan produk buatan Indonesia bisa dijual ke luar negeri dengan mudah, cepat, dan mudah dicari di luar negeri.

“Buat kami di Smesco, kerja sama Smesco dengan BNI Xpora ini menjadi kerja sama strategis karena UKM yang ekspor baru ada 14,9% dan kami harus secepat-cepatnya untuk mendorong itu hingga ke 19 atau 20%,” kata Wientor. 

Baca juga : Smesco Indonesia dan BNI Xpora Bantu UKM Siapkan Ekspor

Smesco sebagai institusi untuk membuka akses pasar untuk UKM go export telah berkomitmen penuh dalam mendobrak produk Indonesia dapat dengan mudah masuk ke luar negeri.

Selain itu, untuk menjamin daya saing produk UMKM lokal di pasar domestik, Smesco juga mendukung kebijakan Kementerian Koperasi dan UKM yang telah bisa mendorong sejumlah marketplace untuk melarang 13 kategori produk luar negeri untuk masuk ke Indonesia secara crossborder trade. Kebijakan ini telah dilakukan oleh 3 marketplace.

“Di tahun 2021 ini kami mendeklarasi menjadi tahun kolaborasi. Kami berkolaborasi banyak dengan berbagai institusi untuk lebih melayani teman-teman UMKM. Di tahun depan (2022) akan menjadi tahun transformasi yang diharapkan memiliki jiwa yang lebih melayani,” kata Wientor.

Hingga saat ini, Smesco telah memiliki pusat layanan UKM yang dapat menampung kendala dan memberi solusi kepada UKM, Pusat Wastra, BNI Xpora, Smesco juga mendirikan Fulfillment Center untuk teman-teman UKM di luar pulau Jawa yang sulit masuk ke pulau Jawa karena ongkos kirimnya terlalu mahal, Smesco Indonesia Retail Network (Siren.id)yang akan membantu teman-teman bertemu ke pemasar digital seperti reseller atau dropshipper, dan tahun depan Smesco akan membawa produk reseller atau dropshipper ke pasar Asean.

Smesco mengungkap saat ini UKM harus percaya diri membawa produk mereka go export karena tidak ada alasan lagi untuk UKM tidak memanfaatkan peluang yang diberikan pemerintah untuk menembus pasar yang lebih luas.

“Bisa terbayang produk Indonesia, reseller-nya dari Singapura, Vietnam, Brunei Darussalam, Malaysia, Thailand, reseller dan dropshipper-nya dari sana. Tidak akan ada masalah karena lead time yang kita butuhkan untuk masuk ke negara-negara tersebut sudah seperti domestik," jelas Wientor.

Menurut dia, permasalahan sekarang tinggal kurasi produk. Kalau pelaku UMKM belum percaya diri dengan produknya, Smesco akan membantu dalam bentuk pelatihan. Jika tidak ada pembiayaan untuk ekspor, akan dihubungkan ke BNI Xpora. Jika bingung mencari market di luar negeri, akan dibantu aksesnya.

"Selain domestik, itulah tugas kami untuk mencarikan akses pasar untuk UKM yang ingin berekspansi ke pasar internasional,” katanya.

  • Editor: Tri Wahono
TAGS
RECOMMENDATION
LATEST ARTICLE

Tips Hemat Naik Pesawat

berikut tips agar bisa lebih hemat naik pesawat domestik di Indonesia!

Selasa, 9 April 2024 | 11:39 WIB