LogoDIGINATION LOGO

Sekarang, Smartphone Kelas Menengah pun Sudah Pakai Fitur AI

author Oleh Dini Adica Kamis, 2 Oktober 2025 | 17:06 WIB
Share
Smartphone kelas menengah pun sekarang dilengkapi dengan fitur AI, membuatnya jadi pilihan yang menarik. (SHUTTERSTOCK/MMD CREATIVE)
Share

Saat membeli smartphone, biasanya kita mempertimbangkan resolusi kamera, ukuran layar, atau kapasitas baterai. Sekarang, pertimbangannya agak beda. Tren terbaru di dunia gadget bukan lagi soal megapiksel, tapi soal kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI).

Yang menarik, AI ini bukan cuma hadir di ponsel flagship yang premium, tapi sudah mulai masuk ke ponsel kelas menengah.

Menurut laporan analis, pada akhir 2025 nanti sekitar sepertiga dari smartphone yang terjual di seluruh dunia akan punya fitur AI generatif. Bayangkan, ponsel yang biasa kita pakai untuk kerja, belajar, atau jalan-jalan, akan punya kemampuan jadi asisten pribadi, penerjemah, bahkan tools untuk membuat konten kreatif.

AI Turun Kelas?

Selama bertahun-tahun, fitur AI seperti editing foto otomatis, terjemahan real-time, atau ringkasan teks instan hanya bisa dinikmati pengguna smartphone kelas atas. Kalau dulu mau coba fitur-fitur canggih, kita harus keluar uang belasan juta untuk beli ponsel flagship.

Baca juga: Magnum Gandeng Giuseppe AI untuk Kembangkan Es Krim yang Inovatif

Sekarang situasinya berubah cepat. Berkat perkembangan prosesor mobile dan strategi berani dari produsen, sudah ada fitur AI di smartphone mid-range di bawah 500 dollar. Jadi, pengguna kelas menengah pun bisa menikmati teknologi yang sebelumnya eksklusif.

Dulu, mengedit foto pakai ponsel murah hasilnya bisa nge-lag parah. Tapi sekarang, ponsel mid-range sudah bisa melakukan hal yang sama seperti smartphone mahal dengan mulus.

Diperkirakan pada 2025 akan ada lebih dari 370 juta smartphone berfitur AI yang terjual. Itu setara 30% dari pengiriman global. Angka ini diperkirakan akan terus naik, sampai lebih dari separuh pasar diprediksi punya fitur AI sebelum akhir dekade ini.

Masing-masing brand juga punya strategi berbeda. Samsung sudah lama membenamkan AI di model premiumnya. Apple belakangan ikut bermain, dengan fokus pada personalisasi dan kreativitas.

Di sisi lain, Xiaomi dan Honor justru mendorong adopsi AI lewat model yang lebih terjangkau, sehingga masyarakat luas bisa ikut merasakannya.

Teknologi di Balik Layar

Lalu, bagaimana AI bisa berjalan mulus di smartphone? Kuncinya ada di chip. Qualcomm dan MediaTek kini punya prosesor dengan neural processing unit (NPU), yang memungkinkan model AI berjalan langsung di perangkat. Jadi, tidak perlu lagi selalu bergantung pada server cloud.

Hal ini yang membuat smartphone jadi lebih cepat, responsif, dan yang paling penting: lebih aman. Mau edit video, nerjemahin percakapan, atau bikin konten kreatif, semua bisa dilakukan langsung tanpa koneksi internet yang stabil. Bagi pengguna di daerah dengan jaringan kurang bagus, ini tentu jadi penyelamat.

Baca juga: Registrasi Kartu SIM Harus Pakai Face Recognition, Berlaku Tahun Ini

Tantangan ke Depan

Dengan fitur AI di smartphone mid-range, perangkat ini bisa lebih dari sekadar alat komunikasi. Bayangkan seorang mahasiswa bisa merangkum artikel penelitian dalam hitungan detik, pekerja kantoran bisa dapat ide presentasi secara instan, atau turis bisa ngobrol dengan penduduk lokal tanpa ribet buka aplikasi penerjemah.

Ini tentu menjadi perkembangan pesat dari pengalaman masa lalu. Dulu saat traveling ke luar negeri dengan ponsel mid-range harus buka aplikasi terjemahan offline untuk ngobrol sama orang lokal. Itu pun kadang malah salah arti. Ketika ponsel bisa melakukan penerjemahan secara otomatis, tentu perjalanan jadi jauh lebih praktis.

Meski potensinya besar, bukan berarti tanpa kendala. Fitur AI biasanya boros baterai dan butuh manajemen memori yang baik. Kalau optimalisasinya kurang, pengguna bisa frustrasi. Belum lagi isu privasi. Meskipun ada pemrosesan lokal di perangkat, beberapa sistem tetap mengandalkan cloud. Pertanyaannya: data kita benar-benar aman atau tidak?

AI memang sedang mengubah wajah smartphone, terutama di kelas menengah. Dari yang awalnya hanya fitur mewah, sekarang AI bikin smartphone mid-range jadi alat sehari-hari yang bikin hidup lebih efisien, kreatif, dan praktis. 

  • Editor: Dini Adica
  • Sumber: Leravi.org
TAGS
RECOMMENDATION
LATEST ARTICLE