Masuk Ke eSport, SAP SE Siap Dukung Tim Liquid
Industri eSport merupakan industri yang sedang menggeliat untuk saat ini, dibuktikan dengan semakin banyaknya tim dan kompetisi profesional di bidang ini
Senin, 16 April 2018 | 13:16 WIB
Era digital membuat olahraga tidak sekadar aktivitas fisik yang melibatkan seluruh anggota tubuh, kegiatan yang dilakukan di ruang terbuka di bawah sinar matahari, atau kegiatan di ruang tertutup yang menguras keringat. Gempuran teknologi yang masif memaksa dunia olahraga untuk berkembang. Salah satu fenomena global yang muncul sejak tahun 2000-an adalah Olahraga Elektronik atau Electronic Sport, yang biasa disebut Esports.
Berbeda dengan kompetisi olahraga pada umumnya, Esports menggunakan media video games untuk melakukannya. Dalam konferensi iDEAFEST di Jakarta (28/10), Giring Ganesha, Presiden Indonesia Esports Premiere League (IESPL), mengatakan, "Tyler Ninja Blevins, atlit Esports dunia, menduduki peringkat pertama sebagai atlit yang paling banyak dibicarakan di media sosial. Cristiano Ronaldo, atlit sepakbola, menduduki peringkat kedua. Merek internasional seperti Subaru, Audi, Red Bull juga sudah merambah ke Esports. Bayangkan, bagaimana masa depan Esports?"
Mantan vokalis band Nidji ini juga memaparkan hasil penelitian tentang The Indonesian Gamer tahun 2017 yang dilansir oleh New Zoo. Indonesia menempati posisi ke-16 pasar Esports dunia dengan jumlah game revenue mencapai USD 879,7 Juta (sekitar Rp 13 triliun). "Dari mana aja sih, pendapatan untuk industri ini? Ya, contohnya dari kalian yang beli game voucher atau yang beli skin buat yang suka main mobile legends," tambahnya.
Baca juga: Ekspansi Industri Game Mobile Berteknologi Blockchain
Berdasarkan penelitian yang dilansir oleh New Zoo, Indonesia memilki 43,7 Juta gamer, 56% diantaranya adalah laki-laki, dan 26%-nya berusia 21-35 tahun. 45% gamer Indonesia merupakan Cross-Platform-Gamers (Gamer yang tidak hanya bermain pada satu platform, seperti game console, personal computer, atau smartphone, tapi juga ketiganya).
Calon anggota DPR itu juga menjelaskan alasan Indonesia dan para pelaku bisnis harus memperhatikan dan mulai mengembangkan industri Esports. Menurutnya ada 3 alasan yang mendasarinya.
Pertama, teknologi membuat semuanya mudah. Dahulu, orang harus memiliki komputer canggih berharga mahal untuk bermain games, tapi sekarang sudah ada smartphone dengan harga yang lebih terjangkau. Permainan bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja.
Kedua, sekarang bermain game tidak hanya dilakukan sendiri (single player) tapi bisa dilakukan beramai-ramai (multi player). Hal ini membuat video games semakin diminati masyarakat.
Ketiga, menonton kompetisi Esports sudah menjadi pilihan bagi masyarakat dan Pemerintah pun mendukung adanya ekosistem Esports di Indonesia.
Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, main Esports!
Baca juga: Game Gratis Bisa Jadi Mesin Bisnis
Industri eSport merupakan industri yang sedang menggeliat untuk saat ini, dibuktikan dengan semakin banyaknya tim dan kompetisi profesional di bidang ini
Senin, 16 April 2018 | 13:16 WIB
Blockchain memang benar-benar mengambil hati banyak pelaku usaha, tidak terkecuali mereka yang berkecimpung di bidang industri game
Jumat, 8 Juni 2018 | 04:16 WIB
“Dunia itu mencari sesuatu yang baru. Jadi, percaya diri lah pada konten Indonesia. Percaya diri pada produk kreatif Indonesia," ujar Joshua Simandjuntak.
Jumat, 26 Oktober 2018 | 16:15 WIB
Selain itu, pertumbuhan di level pedesaan ini sejalan dengan data makro nasional. Bank Indonesia (BI) mencatat, hingga September 2025, jumlah pengguna QRIS di Indonesia telah berhasil menembus angka 45 juta pengguna.
Senin, 10 November 2025 | 10:11 WIB
Fitur-fitur baru ini memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) untuk membantu reator, mulai dari tahap awal pembuatan ide hingga proses penyutingan video panjang.
Selasa, 4 November 2025 | 17:58 WIB
Pada akhir 2025 nanti, diperkirakan sekitar sepertiga dari smartphone yang terjual di seluruh dunia akan punya fitur AI generatif. Bukan hanya ponsel premium, tapi juga kelas menengah.
Kamis, 2 Oktober 2025 | 17:06 WIB
Platform pencari kerja Pintarnya menggabungkan kecerdasan buatan (AI) untuk mempercepat proses rekrutmen, sekaligus membuka akses ke layanan keuangan bagi pekerja sektor informal.
Senin, 22 September 2025 | 13:46 WIB
File APK yang diklaim sebagai video demo dari aksi massa di jalanan sedang disebar ke berbagai grup Whatsapp. Hati-hati, jangan asal klik apa lagi ikut menyebarkan ke grup WA lain!
Rabu, 3 September 2025 | 11:44 WIB
Diperkenalkan di Mobile World Congress (MWC) 2025, Barcelona, kelebihan utama Lenovo Yoga Solar PC terletak pada panel surya yang terintegrasi di bagian cover laptop.
Selasa, 19 Agustus 2025 | 12:57 WIB
Doug MacDowell sukses merakit ulang mesin kopi buatan tahun 1980-an itu menjadi PC dengan bodi mesin kopi. Apakah komputer rakitan itu bisa berfungsi dengan baik?
Rabu, 6 Agustus 2025 | 17:55 WIB
Jika penyimpanan data yang disediakan Google secara gratis sebesar 15GB habis, kamu bisa berlangganan Google One. Tapi bagaimana jika kamu tiba-tiba ingin berhenti langganan?
Senin, 4 Agustus 2025 | 15:56 WIB
Jika ingin mengirim cold message pada orang yang tidak kamu kenal di LinkedIn, ada beberapa hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan.
Jumat, 25 Juli 2025 | 15:52 WIB
Di tengah arus informasi yang terus tumbuh, pengambilan keputusan berbasis data sangat dibutuhkan. Yuk pelajari!
Selasa, 22 Juli 2025 | 11:09 WIB
IHC dan ICC resmi memperkenalkan platform otaQku. Apa itu?
Kamis, 17 Juli 2025 | 17:32 WIB
Polri memperkenalkan robot humanoid dan robot quadruped (i-K9), yang siap jadi rekan kerja Polri terutama dalam situasi beresiko tinggi. Apa saja fiturnya?
Kamis, 10 Juli 2025 | 11:51 WIB
Berikut Daftar Password Paling Umum Dibobol Hacker:
Senin, 30 Juni 2025 | 10:25 WIB
Pelanggan Apple Music dapat mulai mentransfer lagu atau playlist dari Spotify untuk iPhone, iPad, atau Android. Bagaimana caranya?
Minggu, 18 Mei 2025 | 16:12 WIB
Dua dari lima lulusan baru mengaku lebih pilih mengurungkan niat untuk melanjutkan proses rekrutmen jika tidak ada transparansi soal gaji.
Rabu, 30 April 2025 | 11:13 WIB