LogoDIGINATION LOGO

5 Hal yang Dibutuhkan Digital Marketing Saat Ini

author Oleh Nur Shinta Dewi Selasa, 7 September 2021 | 20:47 WIB
Share
Share

Pada tahun 2020, teknologi memaksa perusahaan atau pemilik usaha beradaptasi agar tetap berada di puncak. Mereka membutuhkan lebih dari sekadar situs web dan halaman Facebook.

Ya, peran sosial media dan e-commerce menjadi hal yang patut diperhatikan saat ini. Berdasarkan data dari Kementerian Perdagangan tahun 2021, jumlah transaksi e-commerce tahun 2020 mencapai Rp266 triliun. Sedangkan sampai dengan triwulan II tahun 2021 jumlah transaksi e-commerce telah mencapai Rp186,75 triliun atau meningkat 63,36% (yoy).

Hal ini menunjukkan potensi yang cukup besar dan juga tantangan tersendiri bagi UMKM. Persaingan usaha, literasi digital, serta industri teknologi informasi dan komunikasi yang masih didominasi produk impor menjadi tantangan tersendiri bagi UMKM.

Pada kenyataannya dunia digital adalah dunia yang tak kenal ampun. Jika kamu tidak beradaptasi, kamu pasti akan tertinggal. Baca terus artikel ini untuk mengetahui tren pemasaran digital yang harus disiapkan untuk bersaing di era saat ini.

1. Influencer

Pemasaran influencer baru-baru ini menjadi sangat populer di media sosial. Ini telah melampaui pemasaran digital dalam hal popularitas di Google Trends.

Hal terpenting yang perlu diperhatikan di sini adalah bahwa bukan hanya influencer dengan pengikut penggemar besar yang menikmati popularitas merek tetapi, paling umum, yang disebut micro-influencer yang memiliki lebih sedikit pengikut tetapi keterlibatan yang lebih tinggi di antara audience mereka.

2. Optimalisasi pencarian suara

Apa itu pencarian suara? Siri Apple, Google Assistant, dan Alexa adalah contoh terbesar dari asisten suara paling terkenal. Saat ini, pencarian suara telah mulai memainkan peran penting dalam strategi pengoptimalan mesin pencari (SEO) perusahaan.

Forbes mengungkap, konsumen online Amerika menunjukkan bahwa 76% konsumen, berusia 18 hingga 34 tahun, telah menggunakan pencarian suara untuk menemukan informasi untuk bisnis lokal dalam 12 bulan terakhir.

Ini tentu akan menjadi budaya baru di Indonesia meskipun pengguna pencarian suara belum sepopuler tren di negara lain. Penerapan SEO sesuai gaya bahasa orang Indonesia bisa menjadi patokan yang tepat.

Misalnya dalam pembelian produk Tas Taylor Fine Goods (TFG), kita dapat menggunakan keyword ‘Tas Slingbag Taylor Fine Goods’. Jadi meski sudah ada kata ‘Tas’ yang diterapkan dalam bahasa Inggris, orang Indonesia masih tetap menyebut slingbag dengan tas slingbag. Pahamlah ya?

Baca juga : 5 Pilar yang Dibutuhkan dalam Membangun Konten Digital Saat Ini

3. Konten video yang lebih pendek

Saat ini, konten video pendek semakin mendominasi di sosial media. Bahkan audience lebih optimal menyaksikan video pendek dengan durasi maksimal 10-15 detik. Kamu bisa memanfaatkan pemasaran dalam platform Tiktok dan Reel Instagram yang saat ini sedang populer.

Video lebih diminati dan memberimu kesempatan untuk menciptakan citra positif pada brand. Bagaimana menciptakan citra positif brand melalui pendekatan video pendek  Temukan jawabannya di Digital DNA yang akan tayang perdana pada Jumat (10/9/2021) di Kanal YouTube Digination.id

4. Live streaming

Melalui akselerasi digital, live streaming di platform e-commerce telah berkembang pesat sejak beberapa tahun terakhir dan diprediksi memiliki nilai 19 miliar dollar AS di Asia Tenggara pada 2023.

Konten live streaming dapat menciptakan kepercayaan dan interaksi langsung antara brand dan customer. Live streaming pun semakin populer untuk melakukan mendongkrak penjualan. Tercatat sejak work from home (WFH), lockdown, dan pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) dilakukan akibat pandemi, live streaming di Facebook melonjak 50%, sementara penayangan di Instagram melonjak 70%.

Baca juga : Laporan InMobi: Konsumen Asia Pasifik Menyukai Video Premium Platform OTT

5. Penekanan pada produk keberlanjutan

Beberapa tahun ini konsumen secara aktif mencari merek yang didorong oleh tujuan dan sadar akan lingkungan. Itu akan menjadi kunci bagi brand untuk mendapat nilai yang baik bagi konsumen dan menjadikan merek terus bertahan.

Selama beberapa tahun terakhir, merek-merek terkemuka juga bergerak menuju masa depan yang lebih berkelanjutan, baik melalui bahan yang mereka gunakan, kemasan, sistem mereka, atau hal lainnya. Tercatat dari riset NielsenIQ, 81% konsumen lebih menyukai perusahaan yang ikut membantu memperbaiki lingkungan.

  • Editor: Tri Wahono
TAGS
RECOMMENDATION
LATEST ARTICLE