Dalam dunia penerbangan, keselamatan penumpang dan kru pesawat adalah prioritas yang harus diutamakan dibandingkan mengejar keuntungan dan traffic semata. Semua hal yang berhubungan dengan kondisi pesawat harus diperiksa sesuai dengan regulasi supaya pesawat dapat take off hingga landing dengan selamat.

Selain itu, organisasi seperti International Civil Aviation Organization (ICAO) atau institusi seperti Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) juga berperan tidak kalah penting untuk mengawasi dan mengevaluasi industri penerbangan.

Dunia penerbangan memang rumit, tapi jangan salah, lho! Segala kerumitan yang ada dalam dunia penerbangan dapat dijadikan pelajaran berharga bagi dunia bisnis. Jika pilot dan co-pilot diibaratkan sebagai founder dan co-founder, lalu bagaimana dengan instrumen lain dalam dunia penerbangan? Yuk, simak empat poin yang dirangkum oleh Digination.id.

Baca juga: Ini Kualitas Founder Startup Anti Gagal

1. Persiapan adalah segalanya

Sebelum pesawat digunakan, tim teknisi pasti memeriksa seluruh keadaan pesawat. Setelah itu, laporan dari tim teknisi diterima oleh pilot dan co-pilot. Mereka akan kembali mengecek dokumen yang diberikan tim teknisi, apakah pesawat layak terbang atau tidak. Tidak lupa juga kapten dan wakilnya ini pemeriksa kesiapan semua kru pesawat. Persiapan sebelum take off harus dilakukan dengan rinci.

Sama halnya dengan menerbangkan pesawat, menjalan bisnis juga perlu persiapan yang baik. Misalnya membuat Business Model Canvas (BMC) sebagai strategi bisnis, perencanaan keuangan, dan analisis bisnis lainnya.

2. Perhatikan persaingan 

Langit sangat luas dan tidak terbatas tapi pilot dan co-pilot tidak boleh asal-asalan menerbangkan pesawatnya. Mereka harus mengikuti peraturan tentang lalu lintas udara, ketinggian, dan kecepatan terbang yang dikomunikasikan bersama Menara Air Traffic Control (ATC). Selain itu, risiko tabrakan antar pesawat bisa saja terjadi kalau pilot dan co-pilot tidak area di sekeliling pesawat melalui radar.

Dalam dunia bisnis, lalu lintas udara dapat diibaratkan sebagai model bisnis dan target pasar. Sedangkan pesawat lain dapat diibarakan sebagai pesaing bisnis yang harus selalu diamati pergerakannya. Jangan pernah berhenti menerbangkan pesawatmu dan jangan sampai para pesaing mengambil jalur bisnismu atau malah menghancurkanmu.

Baca juga: Tips Bersaing di Era Digital

Ilustrasi ketakutan saat turbulensi dalam pesawat (shutterstock)

3. Hadapi rasa takut saat terjadi turbulensi 

Seringkali fenomena turbulensi saat berada di dalam pesawat disalahartikan. Banyak orang berpikir bahwa mereka berada dalam bahaya yang sangat besar ketika menghadapi turbulensi. Turbulensi dapat memperlambat, mengubah arah, tapi tidak pernah menjatuhkan pesawat.

Dalam kepemilikan bisnis, akan ada hari-hari yang mengguncang bisnismu dan membuatnya tidak seimbang. Misalnya, di era digital adalah munculnya disruptor bagi para pebisnis yang tidak mau beralih ke digital. Hal yang diperlukan adalah tetap tenang, menyesuaikan diri dengan perkembangan yang ada, dan kembali ke tujuan.

4. Tantangan membuat perfect 

Orang-orang yang berkarir di dunia penerbangan dipersiapkan untuk menghadapi berbagai situasi yang berbahaya, ketika sebelum, saat, setelah terbang. Tantangan demi tantangan yang menakutkan dan bisa saja membuat mereka hampir mati harus mereka lalui untuk dijadikan sebagai pelajaran di kemudian hari. 

Kondisi yang berbahaya bisa saja ditemukan ketika mengendalikan pesawat. Mau tidak mau, pilot dan co-pilot harus bertahan demi selamatnya semua nyawa yang berada dalam pesawat. Sama halnya seperti dunia bisnis, jangan cepat menyerah ketika menghadapi keadaan yang sangat sulit. Bertahan adalah kunci untuk menyelamatkan bisnismu. Memang tantangan bisnis yang pertama kali dialami adalah hal yang menakutkan, tetapi hal itu bisa menjadi pelajaran bagi bisnismu di kemudian hari.

Baca juga: 3 Tantangan Utama Pebisnis Lokal

• Editor: Wicak Hidayat