
Dos and Don'ts Ketika Ingin Mengirim Cold Message di LinkedIn
Jika ingin mengirim cold message pada orang yang tidak kamu kenal di LinkedIn, ada beberapa hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan.
Jumat, 25 Juli 2025 | 15:52 WIB
Saat ini banyak marketer yang menggunakan Influencer untuk menjalankan kampanye pemasaran mereka. Influencer dianggap menjadi strategi marketing yang efektif karena memiliki followers terkait dengan niche tertentu.
Sebagai contoh, seorang Influencer makanan memiliki followers dengan minat seperti kuliner dan makanan. Sehingga brand makanan dapat memilih Influencer tersebut sebagai mitra promosi mereka.
Namun, menurut sebuah survei yang dilakukan oleh Hype Auditor, 42% marketer menemukan “harga” adalah salah satu hal yang paling sulit dalam mencari Influencer yang tepat untuk kampanye promosi mereka. Disisi lain karena rate card Influencer dipengaruhi dengan jumlah followers mereka.
Jika dikutip dari platform Influencer LEMON, harga atau rate card Influencer di Instagram rata-rata berkisar antara Rp350 ribu – Rp12 juta untuk scope of work posting Instagram Photo Feed, Instagram Stories, Instagram Video dan Instagram Swipe Up. TikTok Rp100 ribu - Rp5 juta, dan Influencer Youtube Rp300 ribu - Rp6juta tergantung dari jumlah followers mereka. Ini belum termasuk biaya akomodasi atau biaya manajemen yang otomatis membuat harga Influencer semakin membengkak.
Oleh karena itu, perlu sekali memastikan kinerja Influencer yang kamu ajak kerjasama agar kampanye yang kamu bangun tidak sia-sia danmembawa value untuk perusahaanmu. Lantas bagaimana cara menghitung metrik dan indikator kinerja Influencer? Mari kita bahas.
Baca juga : Begini Cara Memilih Influencer yang Tepat untuk Kampanye
Mengukur Reach
Jika kamu ingin mengetahui apakah kampanye pemasaran Influencer kamu berfungsi dengan baik, kamu harus menghitung jangkauan atau reach kampanye kamu. Jangkauan adalah metrik yang menunjukkan seberapa jauh pesan merek kamu telah menyebar dan berapa banyak calon pembeli yang telah dijangkau. Untuk menghitung jangkauan Influencer, kamu harus mempertimbangkan indikator kinerja utama atau KPI berikut:
Mengukur Engagement dan Target CPE
Langkah selanjutnya yang harus kamu ambil adalah mengukur keterlibatan kampanye pemasaran Influencer kamu. Untuk melakukan itu, kamu harus menganalisis statistik dari setiap posting yang disponsori dan setiap Story. Kamu harus memperhatikan indikator click, likes, komentar, reaction, share, brand mention dan jumlah posting yang disimpan (berlaku untuk Instagram).
Baca juga : Peran Digital Influencer dalam Pemasaran
Ada dua cara sederhana untuk mendapatkan data ini. Jika kamu bekerjasama dengan Influencer Instagram, kamu dapat memintanya untuk memberi kamu insight post. Jika kamu berkolaborasi dengan blogger dan Influencer Facebook, kamu dapat menggunakan alat pemasaran khusus seperti BuzzSumo. Alat ini akan memberi kamu gambaran menyeluruh tentang seberapa baik kinerja posting kamu.
Setelah mengetahui jumlah keterlibatan atau engagement, kamu dapat menghitung cost per engagement (CPE). Formulanya sederhana. Kamu hanya perlu membagi total pengeluaran iklan kamu dengan jumlah keterlibatan.
Mengukur Menggunakan Affiliate Link
Untuk melacak kinerja Influencer lainnya, kamu dapat melakukan dengan tautan afiliasi dan parameter Urchin Tracking Module (UTM). UTM merupakan sebuah kode yang disisipkan pada saat url website kamu diakses. Ini adalah cara paling sederhana, namun paling efektif untuk mengukur hasil kampanye pemasaran Anda dan untuk mengetahui Influencer mana yang memberi kamu lebih banyak uang.
Yang perlu kamu lakukan adalah menambahkan parameter UTM ke URL menggunakan Pembuat URL Kampanye Google Analytics. Jika kamu melakukan semuanya dengan benar, sistem akan memungkinkan kamu melacak kampanye Influencer kamu di Google Analytics.
Itu dia beberapa saran untuk mengukur metrik dan indikator kinerja Influencer. Jika kamu membutuhkan bantuan pemasaran digital dan Influencer kamu bisa kunjungi www.brandmedia.id atau Instagram @brandmediaindonesia.
Jika ingin mengirim cold message pada orang yang tidak kamu kenal di LinkedIn, ada beberapa hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan.
Jumat, 25 Juli 2025 | 15:52 WIBDi tengah arus informasi yang terus tumbuh, pengambilan keputusan berbasis data sangat dibutuhkan. Yuk pelajari!
Selasa, 22 Juli 2025 | 11:09 WIBIHC dan ICC resmi memperkenalkan platform otaQku. Apa itu?
Kamis, 17 Juli 2025 | 17:32 WIBPolri memperkenalkan robot humanoid dan robot quadruped (i-K9), yang siap jadi rekan kerja Polri terutama dalam situasi beresiko tinggi. Apa saja fiturnya?
Kamis, 10 Juli 2025 | 11:51 WIBBerikut Daftar Password Paling Umum Dibobol Hacker:
Senin, 30 Juni 2025 | 10:25 WIBPelanggan Apple Music dapat mulai mentransfer lagu atau playlist dari Spotify untuk iPhone, iPad, atau Android. Bagaimana caranya?
Minggu, 18 Mei 2025 | 16:12 WIBDua dari lima lulusan baru mengaku lebih pilih mengurungkan niat untuk melanjutkan proses rekrutmen jika tidak ada transparansi soal gaji.
Rabu, 30 April 2025 | 11:13 WIBSiap-siap ada beasiswa belajar data gratis!
Jumat, 25 April 2025 | 17:36 WIBSelain tanpa antre, berikut beberapa manfaat membeli emas digital:
Rabu, 16 April 2025 | 14:46 WIBBerikut 4 kontribusi open-source yang bisa mengubah lanskap bisnis di Indonesia:
Senin, 7 April 2025 | 21:04 WIBUntuk pertama kalinya di dunia, deteksi kanker kulit dapat dilakukan dalam waktu kilat menggunakan teknologi AI.
Senin, 7 April 2025 | 10:00 WIBDalam sepuluh tahun ke depan, AI akan semakin mengubah cara kita bekerja dan berinteraksi. Beberapa pekerjaan akan hilang, tetapi yang lain akan muncul.
Jumat, 28 Maret 2025 | 14:58 WIBPelatihan data analitik ini dirancang untuk pemula yang ingin mulai memahami dasar-dasar data science.
Selasa, 25 Maret 2025 | 12:50 WIBBulan Ramadan identik dengan peningkatan aktivitas belanja. Bagi pelaku bisnis, coba strategi flash sale agar jualan kamu makin untung selama Ramadan.
Senin, 24 Maret 2025 | 14:10 WIBBerikut beberapa tips mudik hemat buat kamu yang merantau:
Selasa, 11 Maret 2025 | 17:27 WIB