LogoDIGINATION LOGO

Nadiem Ceritakan Serunya “Ketagihan” Go-Food

author Oleh Desy Yuliastuti Senin, 15 Januari 2018 | 09:06 WIB
Share
Layanan pesan-antar makanan Go-Food kini bukan sekadar layanan, tapi kebutuhan
Share

Layanan pesan-antar makanan Go-Food kini bukan sekadar layanan, tapi kebutuhan. CEO Go-Jek Indonesia, Nadiem Makarim, menceritakan, saat pertama kali diluncurkan pada April 2015 silam, Go-Food hanya merangkul 5.000-10.000 merchant di Jabodetabek Bandung, Bali, dan Surabaya.

Angka ini melesat cepat dalam dua tahun terakhir. Tercatat kini ada 125.000 merchant dari berbagai kota di Indonesia. Jika diperinci sebanyak 80 persen merchant Go-Food merupakan pelaku UMKM, sementara 20 persen sisanya adalah gerai restoran besar.

“Sekarang banyak orang yang ketagihan menggunakan Go-Food dan bisa pesan dari tiga restoran yang berbeda untuk sekali makan. Namun, dampak paling besarnya terlihat pada UMKM dan entrepreneurship yang bisa hidup dari layanan Go-Food,” kata orang nomor satu di Go-Jek ini di sela-sela Go-Food Festival di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Pencapaian tersebut dilatari kegemaran orang Indonesia yang gemar jajan makanan lokal dan kemudahan layanan delivery order. Sejak pertama diluncurkan, Go-Food telah melayani pengantaran 3 juta martabak dan 2 juta ayam geprek dari seluruh merchant yang tergabung.

Bagi pengusaha kuliner, terutama Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dengan  budget terbatas untuk mengembangkan delivery service, Go-Food bisa menjadi solusi yang diandalkan. Nadiem mengatakan, Go-Food menjadi peluang bagi UMKM meningkatkan skala usaha tanpa terbebani modal ketersediaan toko fisik, dan tak perlu khawatir mengirimkan produk ke pasar.

“Dulu hanya orang kaya bisa buka restoran, cari pinjaman dari bank dan cari lokasi di mall untuk bisa dapat traffic. Sekarang sangat mudah, banyak sekali orang yang membuka restoran yang mulainya dari rumah. Jadi, dia buka dulu Go-Resto (restoran yang hanya menerima pesanan lewat Go-food-red.) dan mulai jualan, setelah itu buka gerai kecil di ruko dan tak perlu bagus-bagus karena kebanyakan orang yang bakal datang delivery juga,” jelasnya.

Dari sisi keuntungan, Nadiem mengklaim rata-rata sekitar 30 persen omzet bagi UMKM di sektor kuliner berasal dari Go-Food. Secara tak langsung Go-Food turut memicu pesatnya pertumbuhan wirausaha kuliner baru.

  • Editor: Wicak Hidayat
TAGS
LATEST ARTICLE

Tips Hemat Naik Pesawat

berikut tips agar bisa lebih hemat naik pesawat domestik di Indonesia!

Selasa, 9 April 2024 | 11:39 WIB