LogoDIGINATION LOGO

Fakta-fakta Menarik Merger Tokopedia dan Gojek Pada GoTo Group

author Oleh Nur Shinta Dewi Selasa, 18 Mei 2021 | 15:31 WIB
Share
Share

Isu soal penggabungan dua juara startup Tokopedia dan Gojek akhirnya terpecahkan. Dua perusahaan startup besar ini resmi merger dan membentuk GoTo Group.

“Hari ini adalah hari yang sangat bersejarah dengan dibentuknya Grup GoTo serta menandai fase pertumbuhan selanjutnya bagi Gojek, Tokopedia, dan GoTo Financial,” kata CEO GoTo Andre Soelistyo dalam keterangannya, Senin, 17 Mei 2021.

GoTo Group menyatukan Gojek dan Tokopedia, dan menciptakan bisnis yang saling melengkapi dalam menggabungkan e-niaga, layanan on-demand, dan layanan keuangan. Dalam mergernya tidak hanya investor, Tokopedia dan Gojek menyisakan pertanyaan dan harapan bagi banyak mitra dan penggunanya.

Berikut fakta-fakta GoTo Group :

  1. Nama GoTo

Mungkin banyak yang telah menebak lahirnya nama GoTo hadir dari gabungan kedua perusahaan besar yaitu Gojek dan Tokopedia. Ya, William Tanuwijaya, co-founder dan CEO Tokopedia, membenarkan GoTo merupakan singkatan dari nama Gojek dan Tokopedia, serta gotong-royong yang jadi semangat penggabungan kedua perusahaan.

  1. Rencana Merger Sejak 2018

Dilansir dari Tempo, Gojek dan Tokopedia disinyalir telah mempertimbangkan potensi merger sejak 2018. Diskusi itu diduga sempat meredup sewaktu Gojek dan Grab mendiskusikan peluang konsolidasi untuk menciptakan demarkasi. Isu muncul karena keduanya disebut-sebut mengalami kesulitan dalam pendanaan.

Namun rencana itu gagal. Setelahnya, diskusi kembali akhirnya Gojek dan Tokopedia mematangkan rencana merger akhir 2020. Pemegang saham kedua perusahaan kala itu meyakini merger akan resmi terbentuk pada Mei 2021. Kabar merger pun langsung mencuat pada awal 2021.

Baca juga : Resmi! Gojek dan Tokopedia Merger Jadi GoTo Group

  1. Gojek dan Tokopedia Masih Ada

Meski perusahaan merger akan tetapi Gojek dan Tokopedia akan tetap beroperasi diatas kaki kedua perusahaan masing-masing.

Dikutip dari siaran pers, keterangan tersebut menyebutkan “kedepannya, Gojek dan Tokopedia akan tetap beroperasi sebagai entitas yang berdiri sendiri, di dalam ekosistem Grup GoTo.”

Pada jajaran management GoTo Group antara lain :

  • Andre Soelistyo dari Gojek sebagai CEO Group GoTo
  • Patrick Cao dari Tokopedia sebagai Presiden GoTo.
  • Kevin Aluwi sebagai CEO Gojek
  • William Tanuwijaya sebagai CEO Tokopedia.

Selain tanggung jawab di tingkat grup, Andre juga akan terus memimpin bisnis pembayaran dan layanan keuangan yang dinamakan GoTo Financial. GoTo Financial mencakup layanan GoPay serta layanan keuangan dan solusi bisnis mitra usaha.

  1. Menaikan Valuasi di Bursa Saham

Di tengah isu merger yang belum terkonfirmasi kala itu, Gojek dan Tokopedia dikabarkan bakal mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI). Ada beberapa skenario yang muncul. Kedua perusahaan tak mengungkap informasi valuasi GoTo Group. Namun diketahui Gojek dan Tokopedia telah mengumpulkan dana sebesar US$8,2 miliar dari investor. Dikutip dari CNBC, laporan CBInsights pada April 2021 lalu, Gojek memiliki valuasi US$10 miliar dan Tokopedia US$7 miliar. Valuasi GoTo Group bisa lebih besar lagi setelah merger dilakukan.

Baca juga : Wishnutama Ungkap Potensi 5G

  1. Peluang Penghasilan untuk Mitra Semakin Besar

Andre Sulistyo CEO GoTo Group menyampaikan mitra driver Gojek berpeluang memiliki pendapatan lebih besar dengan adanya merger dua startup ini.

“Mitra driver Gojek akan memiliki peluang pendapatan yang lebih besar antara lain dengan mengirimkan lebih banyak pesanan dari pengguna Tokopedia, sementara penjual dan mitra merchant dari berbagai skala bisnis akan mendapatkan berbagai manfaat dan kesempatan untuk meningkatkan usahanya," tutur Andre.

Hal ini disambut baik dengan Gabungan Aksi Roda Dua atau Garda. Dikutip dari CNBC Indonesia, Ketua Presidium Garda Indonesia, Igun Wicaksono mengatakan perlu diperhatikan kesejahteraan para pengemudi ojek online hingga jangan sampai pendapatan nya menurun.

Sementara itu, Presiden GoTo Patrick Cao menyebut ke depan model bisnis perusahaan akan semakin beragam, stabil dan bekelanjutan.

  1. Investor Blue-chip

Dilansir dari rilis, keterangan tersebut menyebutkan GoTo Group memiliki daftar investor blue-chip termasuk Alibaba Group, Astra International, BlackRock, Capital Group, DST, Facebook, Google, JD.com, KKR, Northstar, Pacific Century Group, PayPal, Provident, Sequoia Capital, SoftBank Vision Fund 1, Telkomsel, Temasek, Tencent, Visa dan Warburg Pincus.

  • Editor: Nur Shinta Dewi
RECOMMENDATION
LATEST ARTICLE

Tips Hemat Naik Pesawat

berikut tips agar bisa lebih hemat naik pesawat domestik di Indonesia!

Selasa, 9 April 2024 | 11:39 WIB