Amazon saat ini menduduki peringkat pertama sebagai perusahaan e-commerce terbesar di dunia. Perusahaan yang didirikan oleh Jeff Bezos pada tahun 1994 ini awalnya hanya menjual toko buku namun berkembang pesat menjadi raksasa e-commerce dunia yang menjual berbagai macam produk secara online.
Namun posisi Amazon tersebut mulai terancam dengan perkembangan dua perusahaan ritel asal Tiongkok yaitu JD.com dan Alibaba. Kedua perusahaan e-commerce dari negara asal panda tersebut telah melakukan banyak ekspansi ke berbagai belahan dunia utamanya Asia Pasifik untuk menjangkau sebanyak mungkin konsumen.
Dilansir dari The Drum (Rabu, 11/10), sebuah laporan dari eMarketer dengan data dari OC&C Strategy Consultants menyebutkan bahwa Amazon menduduki posisi tertinggi sebagai peritel teratas di seluruh dunia dengan pendapatan sebesar USD 31,7 miliar.
Posisi Amazon dikuntit oleh JD.com yang berada di posisi kedua dengan pendapatan sebesar USD 10,8 juta dan pertumbuhan 41%. Sementara e-commerce yang didirikan Jack Ma, Alibaba berada di peringkat ke-10 dengan pendapatan sebesar USD 3,9 juta dan pertumbuhan 33%.
JD.com mengalami perkembangan pesat di tahun ini dengan tercapainya kesepakatan kemitraan dengan Farfetch. Sedangkan Alibaba telah meningkatkan ekspansi di kawasan Asia Pasifik dengan berinvestasi di Lazada dan di platform e-commerce asal Indonesia, Tokopedia.
Selain itu keduanya juga semakin memperkuat posisi mereka di dalam negeri dengan meningkatkan investasi pada peritel bricks and mortar. Alibaba tengah mengembangkan Hema dan supermarket pertamanya sedangkan JD.com telah meluncurkan inovasi teknologi terbaru mereka untuk meningkatkan pengalaman konsumen berbelanja online.
Laporan dari OC&C Strategy Consultants juga menyebutkan Amazon, Alibaba dan JD.com terus mengungguli perusahaan e-commerce di seluruh dunia. Ketiganya tercatat mengalami tingkat pertumbuhan pendapatan rata-rata 30% di tahun 2016, dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan rata-rata 4,3% untuk perusahaan e-commerce lainnya di seluruh dunia.