LogoDIGINATION LOGO

Rupiah Melemah, Pebisnis Seperti Apa yang Bakal Bertahan?

author Oleh Wicak Hidayat Rabu, 5 September 2018 | 15:26 WIB
Share
Ilustrasi (Shutterstock)
Share

Rupiah melemah. Selasa malam, 4 September 2018, nilainya bahkan menembus angka Rp 15.000 rupiah per Dollar AS. Lalu, apa dampaknya bagi pelaku usaha? 

Tentunya, untuk yang menggunakan produk impor sebagai bahan baku faktor nilai tukar ini bisa sangat menohok. Tapi bukan berarti semua bisnis akan serta-merta kolaps dalam kondisi saat ini. 

Nah, pebisnis seperti apa yang bakal bertahan menghadapi kondisi tersebut? 

Chris Angkasa, founder Clapham Company dan investor asal Medan, Sumatera Utara, mengatakan sesungguhnya kondisi industri di Indonesia saat ini sudah jauh lebih mampu menghadapi krisis. 

Chris berpendapat, industri di Indonesia saat ini sudah jauh lebih tangguh dan mampu bertahan. Pengetahuan soal nilai tambah, termasuk teknologi, manusia dan pemasaran sudah lebih kuat. 

"Kita sudah beyond mindset industri, margin kita bukan margin industri. Kita invest di branding, marketing, dan lain-lain, sehingga ada margin yang cukup," ujarnya. 

Baca Juga: 8 Kesalahan yang Bisa Membunuh Bisnismu 

Kondisi nilai tukar yang melemah juga bisa jadi filter untuk bisnis-bisnis yang memang tidak sanggup bertahan. Kadang, papar Chris, ada situasi yang memungkinkan tumbuhnya bisnis yang sesungguhnya kurang baik. 

"Lama kelamaan, ada seleksi alam di bisnis. mereka yang menjalankan usaha dengan margin tipis, leveraged, inefficient bakal tergantikan," ia menjelaskan. 

Siklus bisnis, ujarnya, akan menghapus mereka yang tidak bisa bertahan. "Ini akan mengembalikan profitabilitas kepada mereka yang lebih inovatif dan menjaga kapital lebih baik," tegasnya. 

Baca juga: 4 Strategi Agar Bank Bertahan di Era Transformasi Digital 

Eamonn Percy, dari The Percy Group, Kanada, mengatakan ada enam hal yang harus dilakukan bisnis agar menjadi usaha yang mampu bertahan (resilient). Berikut adalah enam langkah itu seperti pernah ditulisnya untuk Globe & Mail

Identify. Temukan sistem bisnis yang mengintegrasikan semua proses utama dalam usaha yang memang benar-benar membawa nilai tambah bagi pelanggan. 

Select. Pilih sistem yang kemudian bisa membangun kultur untuk selalu memperbaiki diri. Contohnya ketika Toyota mengadopsi Lean Manufacturing setelah Perang Dunia II. 

Build. Bangun sebuah kompetensi yang jelas untuk memberikan nilai bagi pelanggan, fokus pada bisnis dengan margin lebih tinggi. 

Iterate. Lakukan perbaikan terus menerus untuk sistem yang ada, ukur, uji dan sesuaikan dengan target. 

Sustain. Terapkan sebuah sistem untuk mengelolanya. Secara sederhana, ini bisa jadi berupa audit atau tinjauan berkala atau bahkan sampai menerapkan sistem jaminan mutu.

Embed. Tujuan akhirnya adalah menerapkan semua pendekatan ini sampai menjadi bagian tak terpisahkan dari usaha kamu. 

Rupiah memang melemah, tapi bukan berarti ini saatnya untuk bermurung-murung dan sedih. Kembali ke fokus bisnismu dan lakukan upaya untuk menjadi lebih tangguh lagi. 

 

  • Editor: Dikdik Taufik Hidayat
TAGS
RECOMMENDATION

3 Tantangan Utama Pebisnis Lokal

Ekonomi akan terus tumbuh dan menguat. Hal ini tentu saja akan berdampak pada bisnis lokal. Apa saja yang akan berubah?

Kamis, 23 Agustus 2018 | 16:15 WIB
LATEST ARTICLE

Tips Hemat Naik Pesawat

berikut tips agar bisa lebih hemat naik pesawat domestik di Indonesia!

Selasa, 9 April 2024 | 11:39 WIB