
Dos and Don'ts Ketika Ingin Mengirim Cold Message di LinkedIn
Jika ingin mengirim cold message pada orang yang tidak kamu kenal di LinkedIn, ada beberapa hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan.
Jumat, 25 Juli 2025 | 15:52 WIB
Jumlah masyarakat yang berhasil meraih pendidikan tinggi di Indonesia masih dianggap sangat rendah. Bahkan data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan setiap tahunnya kenaikan biaya pendidikan rata-rata mencapai 10 persen. Kenaikan ini menjadi hambatan bagi masyarakat mengakses pendidikan tinggi.
Masalah tersebut membuat tiga startup fintech yang bergerak di lending, Dana Cita, DANADidik, dan KoinWorks, berkomitmen menjadi solusi pembiayaan pendidikan bagi mahasiswa. Komitmen makin masif setelah Presiden Joko Widodo meminta institusi keuangan mengembangkan produk keuangan yang menyediakan solusi bagi pembiayaan pendidikan.
Berbeda dengan strategi yang dilakukan perbankan, seperti BRI dan BNI yang menyalurkan pembiayaan pendidikan bagi pelajar (student loan) untuk rata-rata jenjang S2 hingga S3 yang notebene sudah bekerja, ketiga fintech ini lebih “berani” dengan menyasar target mahasiswa mulai jenjang diploma. Jenjang tersebut relatif mengandung risiko kredit macet lebih besar sehingga dihindari perbankan.
Baca juga: Transformasi Digital, Kemajuan Teknologi, dan Peran Generasi Milenial
Co-Founder Dana Cita, Susli Lie menyatakan, Dana Cita memberikan kesempatan bagi siswa untuk mendapatkan fasilitas pembiayaan hingga 100% dari biaya kuliah. "Dengan jangka waktu pinjaman hingga enam tahun dan pembayaran bulanan yang ringan," kata Susli di Chubb Square, Jakarta, Selasa, (3/4/2018).
Sejak awal 2017, menurut Suslie, Dana Cita telah membiayai sekitar 50 mahasiswa dan bekerja sama dengan 27 PTN dan PTS, termasuk di antaranya UI, ITB, IPB, PNJ, dan STMIK untuk penyaluran dana. Berdasarkan pengalaman memimpin proyek pembiayaan pendidikan di negara berkembang bagi Bank Dunia dan Bank Pembangunan Asia, Susli percaya fintech pendidikan akan memiliki peluang untuk tumbuh untuk mengatasi gap yang ada.
“Total APBN untuk sektor pemerintah adalah 20%, namun keseluruhannya masih menyasar untuk pendidikan dasar dan menengah. Bagaimana dengan pendidikan tingginya? Itu butuh peran dari swasta, maka dari itu fintech hadir untuk bantu menyelesaikan masalah tersebut,” ucap Susli.
Berbeda dengan Dana Cita yang mencairkan biaya langsung melalui institusi pendidikan, DANADidik menjaring pinjaman dari investor melalui sistem crowdfunding dengan tenor maksimal empat tahun. Co-Founder Dana Didik Dipo Satria Ramli mengatakan perusahaannya memiliki tiga produk pembiayaan, yakni untuk program pendidikan di bidang kesehatan, teknologi, dan pinjaman pendidikan umum.
"Kami juga bekerja sama dengan perguruan tinggi negeri dan swasta, dan fokus di D3, S1, dan S2 dengan target menengah ke bawah. Bagi yang belum berpenghasilan, mahasiswa cukup membayar pokok pinjamannya saja. Setelah berpenghasilan ada sharing income kisaran 10%-30% tergantung besaran pendapatan ," tutur Dipo.
Sementara itu, KoinWorks menghubungkan peminjam dengan pemberi dana secara online atau Peer to Peer (P2P) lending. "Salah satu produk kami saat ini adalah KoinPintar, dan kami bekerja sama dengan beberapa universitas di wilayah Jabodetabek dan beberapa kursus dari berbagai macam industri untuk dapat memberikan solusi pembayaran kuliah dalam bentuk angsuran atau biaya kuliah yang lebih murah dan lebih fleksibel," kata Co-Founder KoinWorks, Benedicto Haryono.
Baca juga: Menkominfo Sebut Aplikasi Pendidikan dan Kesehatan ‘Lahan Basah’ untuk Startup
Dalam memberikan penyaluran ke sektor pendidikan, selama ini KoinWorks mengandalkan sumber dana dari institusi luar negeri, seperti dari Jepang dan Hong Kong, sebagai investor. Target utama KoinWorks, lanjut Benedicto, menyasar sektor pendidikan nonformal (kursus singkat) dan sektor formal (perguruan tinggi).
Menyoal menghadapi kredit macet, baik Dana Cita, DANAdidik, dan KoinWorks sepakat mengkaji terlebih dahulu profil peminjam dan kemampuan membayar. Bahkan Dana Cita mensyaratkan pemohon memiliki penjamin pendukung, seperti orang tua atau saudara. Apabila peminjam terlambat membayar, fintech juga melihat faktor keterlambatan dan mencari win win solution, termasuk kelonggaran tenggat waktu.
Tiga fintech ini pun mengharapkan dukungan pemerintah agar masyarakat mendapatkan solusi keuangan dan kesempatan meraih pendidikan tinggi. Mereka meminta pemerintah memberi insentif berupa keringanan pajak, bantuan pendanaan agar tenor lebih panjang, dan sebagainya.
“Tentunya kalau ada insentif akan lebih menyenangkan buat investor dan perusahaan, kalau ada peringanan PPh tentunya akan lebih senang,” tutur Benedicto.
Baca juga: Demi Mencapai Target Ekonomi Digital 2020, Pemerintah Indonesia Concern ke Sumberdaya Manusia
Jika ingin mengirim cold message pada orang yang tidak kamu kenal di LinkedIn, ada beberapa hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan.
Jumat, 25 Juli 2025 | 15:52 WIBDi tengah arus informasi yang terus tumbuh, pengambilan keputusan berbasis data sangat dibutuhkan. Yuk pelajari!
Selasa, 22 Juli 2025 | 11:09 WIBIHC dan ICC resmi memperkenalkan platform otaQku. Apa itu?
Kamis, 17 Juli 2025 | 17:32 WIBPolri memperkenalkan robot humanoid dan robot quadruped (i-K9), yang siap jadi rekan kerja Polri terutama dalam situasi beresiko tinggi. Apa saja fiturnya?
Kamis, 10 Juli 2025 | 11:51 WIBBerikut Daftar Password Paling Umum Dibobol Hacker:
Senin, 30 Juni 2025 | 10:25 WIBPelanggan Apple Music dapat mulai mentransfer lagu atau playlist dari Spotify untuk iPhone, iPad, atau Android. Bagaimana caranya?
Minggu, 18 Mei 2025 | 16:12 WIBDua dari lima lulusan baru mengaku lebih pilih mengurungkan niat untuk melanjutkan proses rekrutmen jika tidak ada transparansi soal gaji.
Rabu, 30 April 2025 | 11:13 WIBSiap-siap ada beasiswa belajar data gratis!
Jumat, 25 April 2025 | 17:36 WIBSelain tanpa antre, berikut beberapa manfaat membeli emas digital:
Rabu, 16 April 2025 | 14:46 WIBBerikut 4 kontribusi open-source yang bisa mengubah lanskap bisnis di Indonesia:
Senin, 7 April 2025 | 21:04 WIBUntuk pertama kalinya di dunia, deteksi kanker kulit dapat dilakukan dalam waktu kilat menggunakan teknologi AI.
Senin, 7 April 2025 | 10:00 WIBDalam sepuluh tahun ke depan, AI akan semakin mengubah cara kita bekerja dan berinteraksi. Beberapa pekerjaan akan hilang, tetapi yang lain akan muncul.
Jumat, 28 Maret 2025 | 14:58 WIBPelatihan data analitik ini dirancang untuk pemula yang ingin mulai memahami dasar-dasar data science.
Selasa, 25 Maret 2025 | 12:50 WIBBulan Ramadan identik dengan peningkatan aktivitas belanja. Bagi pelaku bisnis, coba strategi flash sale agar jualan kamu makin untung selama Ramadan.
Senin, 24 Maret 2025 | 14:10 WIBBerikut beberapa tips mudik hemat buat kamu yang merantau:
Selasa, 11 Maret 2025 | 17:27 WIB