Pertumbuhan e-commerce di Indonesia ternyata terkendala oleh ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang ahli di bidang digital. Tenaga ahli yang mumpuni di bidang bisnis digital dirasa belum banyak dan tidak bisa mengimbangi laju e-commerce di Indonesia.

Kusumo Martanto, CEO Blibli.com mengatakan bahwa sistem pendidikan di Indonesia belum mengedepankan sistem praktik sehingga menghasilkan lulusan yang tidak siap menghadapi dunia kerja. “Mahasiswa kita ini kalau sudah lulus ilmunya dibalikin ke dosennya,” kelakarnya.

Kusumo menilai bahwa faktor SDM sangat mempengaruhi seberapa cepat pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia. “Untuk bikin sistemnya kan butuh orang, mau bikin sistem canggih kalau orangnya nggak canggih ya nggak bisa,” ujarnya.

Hal tersebut disampaikan Kusumo saat berbicara sebagai panelis dalam Diskusi Publik bertajuk “E-commerce Ecosystem Outlook 2018” yang diselenggarakan oleh Digination.ID bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika di Jakarta hari ini (Senin, 19/2).

Pada kesempatan yang sama, Aulia E Marinto CEO Blanja.com menyatakan bahwa tantangan SDM sangat mendesak untuk dipecahkan. Menurut Aulia,  jika masalah tenaga ahli ini tidak segera dipecahkan maka yang berperan justru tenaga-tenaga asing.

Solusi masalah kelangkaan tenaga ahli di bidang digital ini menurut keduanya adalah melalui pendidikan. Blibli.com sendiri sudah mengadakan program magang bagi mahasiswa yang memberi mereka kesempatan merasakan dunia kerja secara nyata. Keduanya juga berharap universitas-universitas di Indonesia bisa menghasilkan lulusan yang mumpuni di bidang digital.

“Kita ingin ada kampus yang sudah menelurkan talent yang ahli di bidang analis bisnis digital, yang pinter java, yang pinter marketing digital dan lain-lain,” ujar Aulia. Ia juga berharap Indonesia juga memiliki universitas yang khusus menelurkan tenaga ahli di bidang digital seperti yang sudah ada di Cina.

• Editor: Wicak Hidayat