LogoDIGINATION LOGO

Kini Deteksi Katarak Bisa Lewat Aplikasi Android

author Oleh Ana Fauziyah Jumat, 22 Desember 2017 | 06:40 WIB
Share
Gejala mata mengalami katarak biasanya baru terdeteksi jika penderita sudah mengalami kondisi akut
Share

Gejala mata mengalami katarak biasanya baru terdeteksi jika penderita sudah mengalami kondisi akut. Padahal katarak sebenarnya lebih mudah dan cepat disembuhkan jika dideteksi secara dini. Sayangnya, akses untuk skrining mata masih rendah, sementara kesadaran untuk skrining mata juga kurang membudaya di tengah masyarakat.

Berawal dari hal tersebut, Caesar L. Givanni mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair) bersama Ivan Sunarso dan Slyvester Albert yang merupakan seorang programmer menciptakan aplikasi Cekmata.com yang mampu mampu menganalisa dan mendeteksi mata katarak hanya dalam hitungan detik melalui Android.

“Hampir 4 juta orang di Indonesia terkena katarak. WHO memperkirakan tahun 2020 mendatang, setiap satu menit orang buta karena katarak di Indonesia. Urgensinya tinggi, mengingat katarak adalah penyebab kebutaan terbesar di dunia,” kata Caesar dikutip dari siaran resmi UNAIR (Jumat, 22/12).

Aplikasi Cekmata.com menggabungkan machine learning dengan konsep skrining katarak. Komputer diajarkan cara membedakan mana mata katarak dan mata normal, melalui pemberian data pembanding. “Semakin banyak gambar pembanding yang dipelajari, maka komputer semakin pintar, semakin mampu menganalisa, sehingga mampu menghasilkan akurasi analisis yang lebih tinggi lagi,” jelas Albert.

Cara penggunaan aplikasi Cekmata.com terbilang mudah. Cukup dengan mengakses www.cekmata.com, pengguna dapat langsung memanfaatkan fitur pemeriksaan mata di dalam aplikasi tersebut. Untuk proses skrining, pengguna dapat mengarahkan langsung salah satu pupil mata ke kamera smartphone yang digunakan dan menekan tombol kamera.

Aplikasi ini akan langsung mengukur presentase convidence dari gambar mata yang dikirimkan oleh pengguna. Dalam hitungan detik, pengguna dapat langsung mengetahui hasilnya apakah matanya terbilang sehat atau sebaliknya.

Bila hasil analisis menunjukkan positif katarak, maka aplikasi tersebut secara otomatis akan mengarahkan pengguna untuk melakukan pemeriksaan lanjutan ke dokter klinik mata atau rumah sakit terdekat. Untuk memudahkan pengguna, aplikasi ini juga dilengkapi dengan informasi jarak tempuh serta reputasi dari klinik atau rumah sakit yang direkomendasikan pada aplikasi tersebut.

“Kini siapa saja bisa masuk ke ranah deteksi awal katarak. Karena tanpa harus merayu bapak ibunya supaya mau ke dokter, siapa saja bisa membantu mengakses aplikasi ini, sehingga bisa langsung ketahuan hasilnya katarak atau tidak,” kata Albert.

Ketiganya berharap kehadiran aplikasi ini dapat membantu mengurangi angka kebutaan di Indonesia. “Kami perjuangankan supaya aplikasi ini tetap gratis dan mudah diakses siapapun, dimanapun. Skrining mata katarak dini tidak akan jadi masalah bagi siapapun,” pungkas Albert.

  • Editor: Wicak Hidayat
TAGS
LATEST ARTICLE