Hayo, siapa yang sering menyambangi coworking space? Hmm.. Jangan-jangan kamu lebih betah kerja di ruang kerja bersama tersebut daripada kubikel ala kantor ya? Memang sih, suasana yang ditawarkan coworking space yang terbuka, dinamis, dan kreatif bisa membuat suasana kerja lebih nyaman, layaknya nongkrong di kafe saja.

Jumlah coworking space sedang mengalami pertumbuhan secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Menurut data Deskmag's Global Working Survey 2017, dilansir dari Forbes , telah terjadi peningkatan coworking space sebanyak 5.500 (dari 5.800 menjadi 11.300) sejak 2014. Angka tersebut diproyeksikan akan mencapai 13.800 pada 2017.

Pertumbuhan pekerja freelance dan pekerja remote tercatat menjadi sebab peningkatan jumlah coworking space di seluruh dunia. Cara kerja yang lebih mementingkan nilai fleksibilitas, efektivitas biaya, dan komponen sosial dari ruang kerja bersama semakin menarik banyak startup untuk memakai coworking space daripada menyewa atau membangun sebuah kantor permanen.

Di antara sekian banyak coworking space di seluruh dunia, Forbes telah merilis daftar 5 coworking space tercantik. Daftar tersebut dibuat oleh jurnalis Eustacia Huen didasarkan pada keindahan dan kecantikan desain interior ruangan. Ada yang didesain seperti museum zaman pertengahan, kafe minimalis modern, galeri seni, bahkan desain yang homy seperti di rumah sendiri. Wah, pasti bikin betah deh kalau kerja di sana!

Mau tahu coworking space apa saja yang memiliki desain interior paling cantik sedunia? Berikut adalah lima teratas versi Forbes:.

Baca juga: Lebih Asyik dari Kantor, Coworking Space Makin Diminati

(Foto: Crew Collective)

# 1 Crew Collective di Montreal Kanada

Pasti kamu serasa berada di sebuah museum bersejarah kalau berada di Crew Collective di Montreal, Kanada ini. Coworking space seluas 12.000 kaki persegi ini merupakan ruangan yang dulu dipakai untuk kantor Bank Royal di Old Montreal pada tahun 1920-an.

Ruangan di dalam Crew Collective sangat menakjubkan dengan langit-langit berkubah setinggi 50 kaki. Terdapat lampu gantung yang cantik, marmer mengkilat, dan peralatan perunggu di mana-mana. Benar-benar membuat pengunjung seolah sedang tur ke dalam sebuah museum bersejarah.

Sang arsitek Henri Cleinge ingin pengunjung merasa melebur dengan gaya khas arsitektur asli namun tetap memberikan ruang kerja yang nyaman. Pembatas yang dulunya difungsikan sebagai pemisah antara teller bank dan nasabah dijadikan sebagai partisi yang memisahkan pengunjung. Ditambah dengan membangun serangkaian dinding kaca di antara berbagai area.

Crew Collective juga dilengkapi dengan kafe yang juga didesain dengan cantik. Sudut-sudut ruangannya pun sangat detil dan dilengkapi dengan pernik-pernik yang juga tak kalah cantik. Tak salah jika tempat ini dinobatkan sebagai coworking space tercantik di dunia.

(Foto: Ministry of New)

# 2 Ministry of New di Mumbai India

Coworking space bernama Ministry of New yang terletak di kota Mumbai India ini dibangun dengan misi membangun komunitas daripada sekadar kantor bersama. Hal ini sesuai dengan visi pendirinya Marlies Bloemndaal dan Natascha Chadha. Duo dari Belanda tersebut percaya bahwa membangun komunitas sangat penting dalam menciptakan budaya kerja yang baik.

Karenanya, Ministry of New dibangun dengan desain interior yang nyaman, menggabungkan gaya Eropa yang fungsional dengan sentuhan lokal yang khas. Nyaman dalam kamus Ministry of New tidak hanya berarti quote-quote inspiratif yang tertulis di dinding, bean bag warna-warni yang empuk, lapangan bola basket mini, atau meja ping-pong.

Tapi lebih jauh, kenyamanan tersebut diterjemahkan dengan menyediakan ruang hijau yang luas, furnitur-furnitur khusus, dan pencahayaan alami di setiap sudutnya. Ruangan di Ministry of New juga dilengkapi dengan lampu gantung unik dan antik, permadani dan karya seni Jaipur dari galeri seni lokal. Duh ini sih galeri seni, bukan kantor ya guys!

Baca juga: Coworking Space VS Kantor Konvensional, Mana yang Lebih Nyaman?

(Foto: NeueHouse Hollywood)

# 3: NeueHouse Hollywood di Los Angeles Amerika Serikat

NeueHouse Hollywood dianggap sebagai tempat yang bisa memunculkan kreativitas dan inspiratif. Melangkahkan kaki di ruang dengan tujuh lantai di dalam gedung Radio CBS 1938 ini, pengunjung akan dibawa ke masa lalu Hollywood yang glamor.

Pemilik NeueHouse Hollywood mengubah ruangan yang awalnya adalah panggung menjadi sebuah ruang kerja profesional yang cantik dan hangat. Dihiasi permadani serta elemen dekoratif ala Afrika Utara dengan pencahayaan khusus, ruangan di NeueHouse Hollywood terasa sangat nyaman seperti nongkrong di kafe saja.

(Foto: WeWork Weihai Lu)

# 4: WeWork Weihai Lu di Shanghai China

Rumah bersejarah bergaya London ini awalnya merupakan pabrik opium pada 1930-an dan kediaman para seniman pada pertengahan 2000-an. Namun saat ini telah dibah menjadi sebuah coworking space yang sangat cantik dan penuh gaya.

Dirancang bersama oleh tim WeWork dan Linehouse, bangunan seluas 1,36 hektar ini berhasil disulap menjadi tempat kerja bersama yang sangat homy dan cozy. Ada banyak perlengkapan kuningan, panel kayu, partisi kaca berukir, dan ubin teraso yang berfungsi sebagai pembagi ruangan. Tersedia pula tempat duduk hangat berlapis beludru dan kulit yang dibuat secara handmade oleh desainer lokal. Wah, bikin betah deh kalau kerja di sini!

(Foto: The Work Project)

# 5 The Work Project di Hong Kong

The Work Project di Hong Kong dibangun dengan misi untuk meningkatkan pengalaman kerja bersama. Dibuka sejak sejak September 2016, coworking space ini memiliki perpustakaan yang dilengkapi oleh buku-buku arsitektur, desain, masakan, urusan dunia dan perjalanan. Desain interiornya bernuansa tenang tapi bergaya.

Di dalamnya terdapat taman vertikal yang menakjubkan yang dirancang oleh ahli botani Prancis Patrick Blanc. Langit-langitnya dibuat tinggi sehingga memunculkan kesan lega dan mewah. Furniturnya dipilih yang berkualitas tinggi namun tetap nyaman. Ini sih bukan kantor, tapi hotel. Hmm..

Kamu lebih suka yang mana?

Baca juga: 3 Tips Bekerja Maksimal di Coworking Space

• Editor: Wicak Hidayat
• Sumber: Forbes, Medium