Investor dari China Berharap Indonesia Lahirkan The Next Jack Ma
Gelaran Tech in Asia 2017 di hari pertamanya (Rabu, 01/11) menghadirkan banyak pembicara, termasuk beberapa investor dari negara tirai bambu China
Rabu, 1 November 2017 | 12:42 WIB
Potensi eCommerce yang besar di Indonesia nampaknya membuat para investor asing kepincut dan ramai-ramai menggarap lahan basah tersebut, tidak terkecuali para raksasa teknologi dari negara tirai bambu China. Para perusahaan teknologi dari China seperti Alibaba Group Holding Ltd., Tencent Holdings Ltd. dan JD.com Inc saat ini tengah gencar berinvestasi pada eCommerce yang beroperasi di tanah air.
Tercatat Alibaba menginvestasikan US$ 2 miliar di Lazada Indonesia pada Maret lalu, setelah sebelumnya pada Agustus 2017 telah mengucurkan US$ 1,1 miliar ke Tokopedia. Sementara Tencent saat ini memegang 36 persen saham di Sea Ltd. yang memiliki Shopee Indonesia. Tak lupa JD.com yang memiliki anak perusahaan sendiri di Indonesia yaitu JD.ID.
Apakah faktor yang membuat Indonesia menjadi magnet menggiurkan bagi raksasa eCommerce dari negara panda tersebut? Dilansir dari Deal Street Asia, Rabu (19/9), alasan utamanya adalah karena prospek yang dimiliki Indonesia jauh lebih besar dibanding negara lainnya. Selain memliki bentang geografis yang luas dan populasi penduduk yang mencapai 265 juta jiwa, Indonesia juga memiliki penetrasi internet yang sangat tinggi.
Menurut data CLSA, seperti dikutip dari Deal Street Asia, sekitar tiga perempat orang Indonesia berusia 14 tahun ke atas yaitu sekitar 140 juta orang menggunakan Facebook secara teratur. Sekitar setengah dari transaksi belanja online mengalir melalui situs media sosial pada tahun 2014. Tetapi dengan semakin berkembangnya eCommerce, media sosial diperkirakan hanya akan menyumbang 12 persen dari total volume barang dagangan kotor pada tahun 2020.
Bahkan menurut perkiraan CLSA, penjualan eCommerce di Indonesia akan dapat melampaui India dalam dua tahun. Potensi Indonesia di bidang eComerce dianggap akan tumbuh secara signifikan dan melampau India pada tahun 2020 nanti. Indonesia menghasilkan transaksi eCommerce hampir US$ 13 miliar pada tahun 2017, sementara India menghasilkan transaksi senilai US$ 17,8 miliar di India. Mmenurut analis CLSA Paul McKenzie, untuk mengejar India, eCommerce di Indonesia harus menghasilkan setidaknya US$ 4,50 dari setiap transaksi bernilai US$ 100 yang dilakukan di situs mereka.
Baca juga: Arah Kiblat Fintech Indonesia, Amerika atau China?
Jumlah penduduk yang sangat besar dan populasi kelas menengah yang tumbuh pesat memang membuat Indonesia jadi sasaran empuk untuk pasar eCommerce. Jutaan dolar dana asing mengalir masuk untuk menggarap lahan ini. Dengan berinvestasi di Indonesia, para raksasa teknologi dari China ingin juga mendapatkan akses dan memiliki kemungkinan untuk bertumbuh di luar tembok besar China.
Di sinilah peran pemerintah Indonesia sangat diperlukan, apakah Indonesia akan menjadi pelaku utama di sektor eCommerce di tanah air atau hanya sasaran empuk investor asing?
Gelaran Tech in Asia 2017 di hari pertamanya (Rabu, 01/11) menghadirkan banyak pembicara, termasuk beberapa investor dari negara tirai bambu China
Rabu, 1 November 2017 | 12:42 WIB
Tidak punya uang tunai saat berada di China? Jangan khawatir jika Anda memegang smartphone karena hampir semua transaksi pembayaran di negara panda tersebut, mulai dari membeli sarapan hingga memesan tiket liburan, bisa terlayani dengan uang elektro
Selasa, 7 November 2017 | 07:12 WIB
Data dari CB Insight menunjukkan bahwa dari 217 unicorn di seluruh dunia, 17 di antaranya merupakan perusahaan yang berbasis di China
Selasa, 7 November 2017 | 09:50 WIB
Pada akhir 2025 nanti, diperkirakan sekitar sepertiga dari smartphone yang terjual di seluruh dunia akan punya fitur AI generatif. Bukan hanya ponsel premium, tapi juga kelas menengah.
Kamis, 2 Oktober 2025 | 17:06 WIB
Platform pencari kerja Pintarnya menggabungkan kecerdasan buatan (AI) untuk mempercepat proses rekrutmen, sekaligus membuka akses ke layanan keuangan bagi pekerja sektor informal.
Senin, 22 September 2025 | 13:46 WIB
File APK yang diklaim sebagai video demo dari aksi massa di jalanan sedang disebar ke berbagai grup Whatsapp. Hati-hati, jangan asal klik apa lagi ikut menyebarkan ke grup WA lain!
Rabu, 3 September 2025 | 11:44 WIB
Diperkenalkan di Mobile World Congress (MWC) 2025, Barcelona, kelebihan utama Lenovo Yoga Solar PC terletak pada panel surya yang terintegrasi di bagian cover laptop.
Selasa, 19 Agustus 2025 | 12:57 WIB
Doug MacDowell sukses merakit ulang mesin kopi buatan tahun 1980-an itu menjadi PC dengan bodi mesin kopi. Apakah komputer rakitan itu bisa berfungsi dengan baik?
Rabu, 6 Agustus 2025 | 17:55 WIB
Jika penyimpanan data yang disediakan Google secara gratis sebesar 15GB habis, kamu bisa berlangganan Google One. Tapi bagaimana jika kamu tiba-tiba ingin berhenti langganan?
Senin, 4 Agustus 2025 | 15:56 WIB
Jika ingin mengirim cold message pada orang yang tidak kamu kenal di LinkedIn, ada beberapa hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan.
Jumat, 25 Juli 2025 | 15:52 WIB
Di tengah arus informasi yang terus tumbuh, pengambilan keputusan berbasis data sangat dibutuhkan. Yuk pelajari!
Selasa, 22 Juli 2025 | 11:09 WIB
IHC dan ICC resmi memperkenalkan platform otaQku. Apa itu?
Kamis, 17 Juli 2025 | 17:32 WIB
Polri memperkenalkan robot humanoid dan robot quadruped (i-K9), yang siap jadi rekan kerja Polri terutama dalam situasi beresiko tinggi. Apa saja fiturnya?
Kamis, 10 Juli 2025 | 11:51 WIB
Berikut Daftar Password Paling Umum Dibobol Hacker:
Senin, 30 Juni 2025 | 10:25 WIB
Pelanggan Apple Music dapat mulai mentransfer lagu atau playlist dari Spotify untuk iPhone, iPad, atau Android. Bagaimana caranya?
Minggu, 18 Mei 2025 | 16:12 WIB
Dua dari lima lulusan baru mengaku lebih pilih mengurungkan niat untuk melanjutkan proses rekrutmen jika tidak ada transparansi soal gaji.
Rabu, 30 April 2025 | 11:13 WIB
Siap-siap ada beasiswa belajar data gratis!
Jumat, 25 April 2025 | 17:36 WIB
Selain tanpa antre, berikut beberapa manfaat membeli emas digital:
Rabu, 16 April 2025 | 14:46 WIB