Percaya Deh Larangan Impor Baju Bekas itu Demi Kebaikan Brand LokalĀ
Apa dampak thrifting bagi fesyen Indonesia. Simak artikelnya
Jumat, 24 Maret 2023 | 16:20 WIB
Smart City atau Kota Cerdas yang ramai dibicarakan, masih banyak menyisakan banyak pemahaman apalagi implementasinya. Sudah ada diskusi sepintas dengan pertanyaan , yang cerdas itu pemerintahnya, manusianya atau kota secara sistem?
Wakil Presiden RI Jusuf Kalla pun sempat membicarakan masalah kecerdasan kota saat membuka Rating Kota Cerdas Indonesia (RKCI) 2017 di Istana Wapres. Bahkan beliau menyinggung tentang kecerdasan buatan selain kecerdasan manusia.
Kota pada dasarnya adalah sistem besar yang terdiri dari berbagai sistem kecil lainnya. Terdiri dari sistem bangunan , sistem transportasi, sistem pendidikan, sistem kesehatan, hingga sistem perdagangan. Selanjutnya ada entitas kehidupan, interaksi antar komponen dan komunikasinya.
Kota menjadi komplek setelah ada isu urbanisasi yang menyebabkan jumlah penduduk di perkotaan melebihi jumlah yang hidup di perdesaan. Kebutuhan sumber daya melebihi kapasitas yang dipunyai kota, akibatnya kota menjadi macet, banjir hingga munculnya begal ataupun kemiskinan. Kota dengan beban penduduk yg semakin besar , jika di kelola dengan cara lama mungkin jurang antara persoalan dan harapan semakin jauh.
Untuk itu diperlukan inovasi baru sehingga bisa mendekatkan terhadap peradaban kota yang diinginkan. Inovasi cerdas terus diupayakan oleh peneliti, pengembang hingga otoritas kota.
Solusi dimulai dengan mengamati ( sensing) semua kondisi dan persoalan kota yang dilanjutkam dengan pemahaman (understanding) terhadap persoalan yang terjadi dengan metoda pembelajaran (learning) dari data yg begitu banyak (big data) yang akhirnya bisa harus memutuskan (acting) untuk bertindak dalam jangka pendek hingga panjang.
Titik persoalan kota sangat banyak , beragam dan dinamis dari pagi hingga malam. Telah banyak sensor yang dikembangkan dan metoda komputasi yang telah berhasil dibuat dengan meniru kecerdasan manusia. Dengan berhasil ditemukan ini maka sebagian persoalan kota sebagian bisa ditangani oleh sistem kecerdasan buatan.
Contoh tentang pengetahuan kepadatan lalu lintas , pengetahuan yang didapat dari sensor kecepatan kendaraan maka dari big data dan konsep machine learning, bisa menggerakan alat kontrol di lampu lalu lintas kota. Juga menggerakan pengemudi untuk tidak melewati jalan macet.
Contoh lain adalah menganalisis suatu keadaan akan adanya kerusuhan di suatu keramaian. Cara konvensioanal adalah ddikirim manusia sebagai intel untuk mengamati perilaku dari ketidak normalan pendatang. Nah saat ini terus dikembangkan teknologi pengenalan pola yang bisa mempelajari lebih mendalam tentang perilaku pengunjung suatu keramaian. Dengan menggunakan perangkat komputasi dan sensor yang bagus bisa dikenali suatu keanehan pengunjung. Sehingga tidak perlu kirim orang atau intel dalam jumlah banyak.
Itulah salah satu perkembangan kecerdasan buatan yang bisa menggantikan urusan yang dilakukan oleh manusia menjadi mesin. Akan banyak pekerjaan kota yang awalnya dikerjakan manusia selanjutnya akan digantikan oleh mesin. Kecerdasan kota dan perangkat pengamat hingga penggeraknya lambat laun akan bisa digantikan dari manusia menjadi perangkat.
Pertanyaan selanjutnya apakan manusia akan jadi robot? Tentu kebalikannya, manusia derajatnya harus lebih manusia karena pekerjaan kesehariannya sudah digantikan oleh perangkat.
Kembali ke Kota, transformasi menjadikan kota digital ataupun cerdas , pengalaman tidak sederhana, tidak sekedar pasanh aplikasi. Tetapi manusia dan tata kelola ternyata sangat pegang peranan.
Manusia sebagai pengguna , pengelola hingga birokrat mempunyai kapasitas dan kebiasaan yang kadang tidak masuk akal untuk bisa digantikan oleh mesin atau komputer
Inilah tantangan kita semua untuk bisa melakukan perubahan kota menjadi kota yang lebih beradap menjadikan kota yang cerdas baik manusianya maupun alat bantunya sekali lagi TIK hanyalah pembantu atau enabler belaka.
Apa dampak thrifting bagi fesyen Indonesia. Simak artikelnya
Jumat, 24 Maret 2023 | 16:20 WIBAplikasi zoom masih digunakan saat sekolah tatap muka nggak ya?
Jumat, 8 Januari 2021 | 06:56 WIBPersiapkan dirimu dengan Data Science di 2021
Sabtu, 26 Desember 2020 | 12:32 WIBTransformasi digital tidak bisa lepas dari pengelolaan data.
Jumat, 18 Desember 2020 | 09:31 WIBDigination x DQLab untuk Data Science. Kenalan dulu yuk!
Jumat, 11 Desember 2020 | 09:48 WIBBagaimana brand luxury bisa 'relevan' di masa pandemi ini?
Jumat, 30 Oktober 2020 | 10:20 WIBContekan untuk menjadi kreatif dari seorang petinggi agensi kreatif
Jumat, 16 Oktober 2020 | 13:00 WIBTips untuk merintis sebagai entrepreneur
Senin, 29 Juni 2020 | 16:09 WIBBeragam teknologi yang dapat membantu perusahaan dan pekerja profesional untuk berkarya
Jumat, 26 Juni 2020 | 14:49 WIBWebminar Maestro 'Resilience in Turbulence' mengusulkan beberapa prospek bisnis pada masa transii Covid-19
Selasa, 16 Juni 2020 | 11:56 WIBIde dari POST utuk memulai bisnis rumahan
Selasa, 16 Juni 2020 | 10:29 WIBGoogle Mobility Report dan Apple Mobility Report menunjukkan peningkatan pergerakan masyarakat sebelum pelonggaran PSBB.
Jumat, 12 Juni 2020 | 12:52 WIBSalah satu pendiri Warung UpNormal, Rex Marindo, berbagi insight tentang inovasi saat krisis
Jumat, 12 Juni 2020 | 11:08 WIBBagaimana dunia kerja kantoran pasca pandemi Covid-19?
Rabu, 10 Juni 2020 | 16:02 WIBOmniSci tentang industri telekomunikasi di tengah pandemi Covid-19
Rabu, 3 Juni 2020 | 11:35 WIB