LogoDIGINATION LOGO

Kurva Mobilitas Penduduk Vs Kurva Covid-19

author Oleh Nur Shinta Dewi Jumat, 12 Juni 2020 | 12:52 WIB
Share
Share

Pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di wilayah Indonesia, sepertinya belum bisa dinikmati dengan aman dan nyaman oleh masyarakat. Walau masyarakat telah ramai mendatangi tempat wisata, dan pusat perkantoran namun nyatanya kurva penyebaran COVID-19 belum juga menurun hingga saat ini.

Menurut Google Mobility Report dan Apple Mobility Report, pergerakan masyarakat di Indonesia sudah menujukkan kecenderungan naik jauh sebelum pemberlakukan pelonggaran PSBB.

Pergerakan (mobilitas) pengguna Apple di Indonesia sudah meningkat 23% dalam kurun waktu sebulan terakhir, sedangkan mobilitas pengguna Google meningkat 8% dalam periode yang sama, meski Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) maupun kebijakan pembatasan aktivitas lainnya masih diberlakukan di berbagai daerah di tanah air.

Lifepal.co.id, platform pasar asuransi digital dalam risetnya yang berdasarkan Apple Mobility Report secara spesifik menunjukkan pergerakan masyarakat yang sudah menurun sejak pertengahan Maret dan cenderung stabil sepanjang April, kembali meningkat di bulan Mei. Sementara itu, memantau Google COVID-19 Community Mobility Reports, penurunan pergerakan masyarakat menunjukkan tren berangsur-angsur turun sejak awal April hingga pertengahan, namun berangsur-angsur naik memasuki Mei.

Grafik dari Apple Mobility Report menunjukkan adanya penurunan mobilitas masyarakat sejak 10 Maret, yang berangsur-angsur turun hingga mencapai titik terendahnya pada tanggal 25 Maret, di mana pergerakan masyarakat turun hingga -65%. Sepanjang bulan Maret, mobilitas cenderung stabil dengan kenaikan berkisar antara 1% hingga 2% saja.

Memasuki bulan April, penurunan mobilitas masyarakat juga masih bertahan dengan rerata aktifitas di -63%. Titik terendah mobilitas warga tercatat pada tanggal 24 April 2020, atau tepatnya di hari pertama puasa Ramadan dengan persentase rata-rata mobilitas sebesar -67%.

Mobilitas pengguna Google sedikit berbeda. Pergerakan masyarakat terendah tercatat terjadi pada 25 April 2020, atau di hari kedua bulan Ramadhan.

Menginjak awal Mei 2020, mobilitas justru terlihat mulai naik. Peningkatan mobilitas warga sudah mulai terlihat pada tanggal 1 Mei 2020, saat rerata mobilitas warga berada di angka -62%. Bisa dikatakan tanggal 1 merupakan titik mobilitas terendah di bulan Mei, karena kurva mobilitas terus mengalami kenaikan.

Pada tanggal 24 Mei 2020 atau lebih tepatnya saat Hari Raya Idul Fitri, mobilitas sempat mengalami penurunan kembali ke level -51%. Setelah itu, aktivitas masyarakat kembali bertambah, hingga mencapai titik tertinggi -40% pada tanggal 30 dan 31 Mei 2020. Secara total, sepanjang bulan Mei, rerata mobilitas warga ada di angka -54%, naik 9% dari bulan April.

Tak jauh berbeda dengan Apple, Google juga mencatat adanya kenaikan aktivitas penggunanya memasuki bulan Mei, meski amat perlahan. Mobilitas pengguna Google hanya turun cukup dalam pada hari raya Idul Fitri  25 Mei, yakni sebesar -57%. Kenaikan rata-rata mobilitas pengguna Google pada bulan Mei dibandingkan April adalah 7%.

Secara garis besar, terhitung sejak April 2020 hingga Juni 2020, rata-rata mobilitas pengguna Apple justru meningkat sebesar 23%. Dalam periode yang sama, kenaikan rata-rata mobilitas pengguna Google meningkat sebesar 8%.

 

Agar Kurva Covid-19 Melandai

Faktanya, untuk menaikan Kurva penurunan COVID-19, Lifepal menyarankan untuk menekan mobilitas masyarakat hingga diatas 70%.

Riset Lifepal menunjukan, pada tanggal 19 Mei di di Italia hanya ada penambahan 451 kasus baru. Angka ini jauh menurun dari penambahan kasus sebulan sebelumnya, pada tanggal 19 April, yang tercatat sebanyak 3.491 kasus baru.

Tren serupa juga dapat dilihat pada kurva kasus terkonfirmasi positif di Spanyol dan Prancis. Penambahan kasus harian di kedua negara tersebut berangsur menurun, sejalan dengan penurunan pergerakan masyarakat yang masing-masing mencapai 77% dan 72%.

Jika ingin menekan penyebaran COVID-19, lalu menurunkan jumlah kasus positif harian, sebetulnya Indonesia bisa belajar dari Spanyol, Italia, dan Prancis.

Pelonggaran, seperti di Italia, dilakukan secara bertahap. Mulai 4 Mei lalu, pemerintah memperbolehkan masyarakat berkunjung ke rumah kerabat mereka di satu daerah, mengizinkan kafe dan restoran untuk memberikan layanan take away. Namun, semua harus dilakukan dengan protokol kesehatan ketat, seperti memakai masker dan menerapkan social distancing.

Tahap dua, mulai 18 Mei, peribadatan mulai diperbolehkan dilakukan di rumah ibadah, tetap dengan protokol kesehatan ketat. Jika semua berjalan lancar, pembukaan pusat kebugaran dan kolam renang akan dilakukan pada 25 Mei.

Walau penekanan ini tidak seutuhnya bisa dijadikan pedoman. Seperti kasus di Bangladesh, kurva penambahan kasus hariannya justru menunjukkan tren kenaikan yang tajam, setelah menekan mobilitas hingga 55%, atau lebih baik dari Indonesia yang hanya 40% (Selama masa PSBB). Namun menekan mobilitas masyarakat hingga di atas 70%, seperti ketiga negara diatas lebih afdol, untuk menurunkan kurva COVID-19 di Indonesia.

Tahapan pelonggaran PSBB di Indonesia memang tidaklah salah, Italia pun melakukan hal yang sama walaupun mereka menekan terlebih dahulu mobilitas masyarakat di negaranya.

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menyebutkan bahwa DKI Jakarta adalah salah satu provinsi yang dinilai paling siap untuk memberlakukan pelonggaran PSBB. Dasar pernyataan tersebut adalah tingkat penyebaran virus diukur dari angka reproduksi efektif (Rt) virus yang harus di bawah 1,0.

Rt di bawah 1,0 menunjukkan adanya penurunan kasus, sedangkan jika di atas 1,0 mencerminkan adanya penambahan kasus.

Selain melihat kembali angka reproduksi efektif (Rt) virus, setelah pelonggaran PSBB beberapa hari ini, menanamkan protokol kesehatan, melihat angka tes di DKI Jakarta apakah sudah mencapai 5.500 tes per satu juta penduduk, serta melihat apakah memadai jumlah tempat tidur dan ruang IGD untuk merawat pasien COVID-19, sepertinya, syarat yang cukup untuk melonggarkan PSBB dengan aman dan nyaman bagi masyarakat Indonesia.

  • Editor: Rommy Rustami
TAGS
LATEST ARTICLE