LogoDIGINATION LOGO

Elon Musk Batal Akuisisi Twitter, Ini Alasannya!

author Oleh Nur Shinta Dewi Senin, 11 Juli 2022 | 14:44 WIB
Share
Share

 

Beberapa bulan lalu jagat maya sempat heboh oleh pernyataan bos Tesla Elon Musk yang ingin mengakuisisi platform cuitan, Twitter. Namun pada perkembangan, CEO Tesla, Elon Musk mengumumkan bahwa dia batal merampungkan transaksi pembelian atau akuisisi Twitter senilai 44 miliar dollar AS atau sekitar Rp652,6 triliun (kurs Rp 14.833).

Elon Musk menyampaikan hal ini melalui kuasa hukumnya dalam sebuah dokumen yang dikirimkan ke Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (AS) alias SEC. Dalam dokumen SEC disebutkan bahwa Musk tidak jadi membeli Twitter karena telah melanggar sejumlah peraturan ketika proses negosiasi berlangsung.

Seperti diketahui, Musk pertama kali menawar untuk membeli Twitter pada 13 April 2022 Elon Musk menawar mengakuisisi Twitter senilai 44 miliar dollar AS atau sekitar Rp 652,6 triliun (kurs Rp 14.833). Lalu, pada 26 April, Twitter mengumumkan bahwa pihaknya telah menandatangani perjanjian definitif untuk diakuisisi oleh Elon Musk. Dengan ditandatanganinya perjanjian definitif itu, artinya Elon Musk telah resmi membeli jejaring sosial yang didirikan oleh Jack Dorsey.

Namun, pada Mei 2022, Twitter dan Musk berselisih soal data akun bot dan spam yang beredar di platform microblogging itu. Lantas, apakah data akun bot dan spam ini menjadi alasan Elon Musk batal membeli Twitter? Lalu adakah alasan lain selain itu?

  1. Jumlah akun bot dan spam tidak akurat

Ya, dirangkum dari Kompastekno alasan utama dibalik pembatalan akuisisi ini adalah karena jumlah akun robot (bot) dan akun palsu (spam) di Twitter yang tak bisa diverifikasi oleh Elon Musk. 

Mulanya, Twitter mengklaim bahwa total akun bot/spam yang beredar di platform nya hanya 5% dari total 226 juta pengguna aktif harian yang dapat dimonetisasi. Namun, Musk meragukan data tersebut dan memprediksi total akun bot/spam yang beredar 20% dari total pengguna, alias lima kali lebih banyak dari klaim Twitter. Sebab itulah, Musk meminta Twitter membuktikan klaimnya. Musk mengancam akan membatalkan proses akuisisi Twitter karena Twitter belum juga memberikan data sesuai permintaan Musk. 

Baca juga : Memahami Fungsi Statistik untuk Bisnis

Pada Juli 2022 ini atau berselang hampir dua bulan sejak Musk pertama kali meminta data terkait jumlah akun spam dan bot, Twitter masih belum dapat memenuhinya. 

"Selama hampir dua bulan, Musk telah meminta data dan informasi yang diperlukan untuk 'membuat penilaian independen terhadap prevalensi akun palsu atau spam di platform Twitter,'Namun, Twitter telah gagal atau menolak untuk memberikan informasi ini," ungkap kuasa hukum Musk.

Karena tak bisa memberikan data akurat soal jumlah akun spam dan bot, Twitter dinilai gagal memenuhi kewajibannya akuisisi tersebut. Inilah yang membuat Elon Musk memutuskan untuk batal membeli Twitter. 

  1. Pemecatan karyawan Twitter tak seizin Musk 

Alasan kedua adalah kebijakan pemutusan hubungan kerja (PHK) dan penangguhan perekrutan karyawan baru Twitter. Menurut laporan Wall Street Journal (WSJ), perusahaan mikroblogging tersebut memangkas 30 persen atau sekitar 100 karyawan di divisi perekrutan. 

Menurut Mike Ringler, salah satu tim legal Elon Musk, kebijakan tersebut menyalahi kontrak akuisisi pembelian Twitter oleh Elon Musk. Sebab, dalam kesepakatan, Twitter perlu mendapatkan persetujuan Musk sebelum mengubah bisnisnya saat ini, termasuk soal kebijakan PHK. 

  1. Harga saham Twitter anjlok 

Selain dua alasan diatas, harga saham Twitter yang anjlok diyakini menjadi faktor eksternal di balik pembatalan akuisisi ini. 

Pada sesi perdagangan Jumat (8/7/2022), saham Twitter ditutup di level 36,81 dollar AS. Harga tersebut anjlok hampir 29 persen bila dibandingkan dengan harga saham Twitter pada 25 April ketika perusahaan telah menerima tawaran Musk, yakni sebesar 51,7 dollar AS. Karena harga sahamnya anjlok, nilai akuisisi Twitter yang ditawarkan Musk dilaporkan menjadi "kemahalan".

Pada 13 April, ketika Elon Musk menawar mengakuisisi Twitter senilai 44 miliar dollar AS atau sekitar Rp 652,6 triliun (kurs Rp 14.833). Dengan nilai akuisisi tersebut, artinya, per lembar saham Twitter dibeli Musk dengan harga 54,20 dollar AS. 

Pada bulan April, secara umum, harga saham Twitter berada di level 44,48 dollar AS hingga 50,98 dollar AS per lembar nya. Harga tersebut memiliki selisih sekitar 4-10 dollar AS dari harga yang diberikan Musk. Namun, memasuki bulan Mei hingga Juli ini, harga saham Twitter justru anjok ke level 35-40 dollar AS. Harga saham Twitter saat ini semakin memiliki selisih yang jauh dengan harga yang ditetapkan Musk di angka 54,20 dollar AS. Inilah yang kemungkinan menyebabkan nilai akuisisi Twitter oleh Musk dinilai kemahalan. 

Baca juga : Twitter Resmi dibeli Elon Musk

  1. Sumber pendanaan 

Seperti disebutkan sebelumnya, Elon Musk menawarkan untuk membeli Twitter dengan harga yang fantastis, yaitu senilai 44 miliar dollar AS. Namun, hingga kini, tidak diketahui secara pasti apakah Musk sudah benar-benar memiliki pendanaan yang cukup untuk mengakuisisi Twitter.

Namun sebelumnya, setidaknya ada tiga sumber pendanaan yang rencananya digunakan untuk membeli Twitter. 

Pada Mei 2022, Musk mengatakan kepada SEC bahwa ia memiliki kesepakatan pendanaan mencakup ekuitas senilai 33,5 miliar dollar AS. Elon Musk juga menjual saham Tesla senilai 8,5 miliar dollar AS. Musk juga disebutkan telah mengumpulkan dana sekitar 7 miliar dollar AS dari investor, termasuk seperti Pangeran al-Waleed bin Talal dari Arab Saudi.

Bila di total, Musk sebenarnya telah memiliki pendanaan sebesar 49 miliar dollar AS untuk membeli Twitter, sebagaimana dihimpun dari IndianExpress. 

Akhir dari Batalnya Akuisisi, Twitter Siap Gugat Elon Musk

Akibat pembatalan akuisisi tersebut, pihak Twitter mengatakan bahwa mereka siap menuntut Musk. Karena hingga saat ini pihak Twitter memastikan bahwa akan terus berupaya untuk menyelesaikan proses transaksi dan pembelian platform tersebut oleh Musk. 

"Dewan direksi Twitter berkomitmen untuk merampungkan proses transaksi dengan harga dan persyaratan yang telah disepakati Musk sebelumnya, dan kami berencana mengambil jalur hukum untuk menegakkan perjanjian dalam proses akuisisi Twitter oleh Musk ini dan kami yakin pasti akan menang" ujar Ketua Dewan Direksi Twitter Bret Taylor dalam sebuah tweet.

Perusahaan media sosial berlogo Burung tersebut dikabarkan sudah menggandeng firma hukum terkenal Wachtell, Lipton, Rosen & Katz LLP untuk menuntut serta memaksa Elon Musk untuk menyelesaikan rencana akuisisi tersebut.

  • Editor: Nur Shinta Dewi
TAGS
LATEST ARTICLE