LogoDIGINATION LOGO

Google sedang Menyiapkan AI untuk Membalas Email dengan Gaya Kita Sendiri

author Oleh Dini Adica Rabu, 4 Juni 2025 | 10:00 WIB
Share
Google DeepMind sedang menyiapkan tool AI yang dapat membalas email dengan gaya kita sendiri.
Share

Siapa di sini yang inbox email-nya berisi ribuan pesan? Dari email berisi approval klien, reminder rapat kantor, lalu kwitansi dari rumah sakit, konten dari LinkedIn, iklan promo dari video streaming, hingga promo dari resto ayam goreng?

Inbox email yang belum dibuka apalagi dibalas memang bikin risih. Email yang sebenarnya bisa di-skip masih saja muncul berkali-kali.

Tetapi, ternyata kamu bukan satu-satunya orang yang enggan membuka email. Bahkan Demis Hassabis, bos Google DeepMind (pusat penelitian AI dari Google), juga merasa hal yang sama.

Baca juga: Akhirnya WhatsApp Bisa Diakses di iPad, Begini Cara Men-download-nya!

Hassabis dan timnya saat ini sedang menggarap sesuatu yang disebut “next-generation email” alias email generasi baru.

"Hal yang benar-benar saya inginkan –dan sedang kami upayakan– adalah membuat email generasi berikutnya," katanya.

“Email generasi baru ini nantinya akan menjadi "sesuatu yang hanya akan memahami apa itu email yang penting, membalas email dengan gaya bahasa kita sendiri, dan mungkin membuat beberapa keputusan yang lebih mudah.”

Intinya, AI ini nantinya bisa membantu menangani pekerjaan rutin menyortir email, membalas email yang paling biasa-biasa saja, dan pengguna nggak perlu lagi membuat email berisi permintaan maaf karena melewatkan pesan penting.

Menurut Hassabis, andai saja memungkinkan, dia rela bayar ribuan dollar tiap bulan agar bisa lepas dari urusan email. Ia juga berpendapat, sebelum AI bisa menyembuhkan penyakit atau mengatasi krisis iklim, lebih baik diberdayakan dulu untuk hal yang lebih dekat dengan kehidupan kita sehari-hari: email.

Asisten email pintar ini merupakan bagian dari visi Hassabis yang lebih luas untuk AI: alat yang sangat personal yang tidak hanya meringankan beban digital, tetapi juga secara aktif melindungi pengguna dari algoritma yang menguras perhatian, yang dibuat oleh raksasa teknologi itu sendiri.

Baca juga: Cara Mengembalikan Kontak Google yang Terhapus di HP Android

“[Tool ini] Pada dasarnya memberi kita lebih banyak waktu dan mungkin melindungi perhatian kita dari algoritma lain yang mencoba menarik perhatian kita.”

Idealnya AI bisa memahami mana email penting, mana yang bisa dijawab cepat, dan langsung membalasnya dengan gaya tulisan kita. Bahkan bisa juga membantu mengambil keputusan-keputusan kecil yang sering bikin kita buang waktu.

Hassabis membayangkan, AI mampu melakukan lebih dari sekadar menjawab email. AI bisa meningkatkan kehidupan kita dengan rekomendasi cerdas, mengotomatiskan pekerjaan rumah, dan bertindak sebagai semacam firewall kognitif.

"Sesuatu yang hanya akan memahami email-email penting, dan menjawab sesuai gaya kita," jelasnya.

Meskipun ia menekankan bahwa dampak AI terlalu dibesar-besarkan dalam jangka pendek, Hassabis yakin efek jangka panjangnya bisa jadi akan setara dengan Revolusi Industri baru."

Ia memperkirakan bahwa kecerdasan umum buatan (AGI/ Artificial General Intelligence), bentuk AI yang lebih mudah beradaptasi dan mirip manusia, kemungkinan akan terwujud dalam waktu lima hingga sepuluh tahun lagi.

Baca juga: Mengapa CEO Airbnb Brian Chesky Menolak Berkomunikasi lewat Email?

Meskipun pernah berpikir bahwa pengembangan AGI akan digerakkan oleh akademisi, Hassabis mengakui bahwa perlombaan tersebut telah didominasi oleh perusahaan teknologi (terutama dari Amerika dan China) karena potensi komersial langsung dari teknologi tersebut.

Perkembangan yang cepat ini telah menimbulkan kekhawatiran di antara para ahli dan pemerintah di seluruh dunia, yang memicu perdebatan tentang keamanan dan etika kemajuan AI.

"Saya sih berharap setidaknya pada tingkat ilmiah dan tingkat keamanan kita dapat menemukan beberapa titik temu," kata Hassabis, yang menyerukan kekuatan global seperti AS dan Tiongkok untuk bekerja sama.

Namun, seiring pesatnya kemampuan AI untuk meniru ucapan kita, membuat pilihan untuk kita, dan melindungi kita dari gangguan digital, muncul kekhawatiran yang serius: Jika AI mulai berbicara untuk kita, berpikir untuk kita, dan menyaring dunia kita atas nama kita, apa yang tersisa dari kemanusiaan kita?

  • Editor: Dini Adica
  • Sumber: The Guardian, Finance Monthly
TAGS
RECOMMENDATION
LATEST ARTICLE