LogoDIGINATION LOGO

Teknologi Bantu UKM di ASEAN Atasi Tantangan Pandemi

author Oleh Nur Shinta Dewi Selasa, 7 Juli 2020 | 18:43 WIB
Share
Share

Usaha kecil di ASEAN mulai beralih ke teknologi untuk mengatasi dampak pandemi COVID-19 pada bisnis. Menurut riset yang dibuat United Overseas Bank (UOB), Accenture dan Dun & Bradstreet, teknologi menduduki peringkat teratas prioritas investasi usaha kecil di tahun 2020, termasuk usaha yang saat ini memiliki masalah cash flow.

Data menunjukan, Thailand menempati peringkat tertinggi sebanyak 71% responden yang memprioritaskan investasi teknologi pada tahun 2020, diikuti oleh Indonesia 65%, Vietnam 63%, Singapura 60% dan Malaysia 59%. Sekitar dua dari 3 usaha kecil berinvestasi dengan teknologi.

Survei dilakukan untuk memahami bagaimana perusahaan kecil beradaptasi dengan lingkungan bisnis mengingat perubahan yang terjadi karena pandemi. Hasil survei ini menunjukkan usaha kecil di ASEAN masih berminat untuk berinvestasi teknologi walau gelombang pendapatan masih menurun.

Walau 88% bisnis telah menurunkan ekspektasi pendapatan mereka pada tahun 2020, hampir setengahnya masih berencana untuk meningkatkan anggaran teknologi mereka secara keseluruhan. Hal ini menunjukkan bahwa bisnis kecil di ASEAN mampu melampaui tantangan saat ini dengan bertekad mengadopsi teknologi untuk meningkatkan daya saing untuk masa berkelanjutan.

Teknologi membantu usaha kecil mengelola cash flow dan tantangan biaya
Usaha kecil merangkul teknologi sebagai sarana memastikan model bisnis yang berkelanjutan untuk jangka panjang. Mereka mengaku bahwa teknologi juga dapat membantu mengelola cashflow dengan lebih baik.

Menurut riset yang sama, sekitar 81% usaha kecil di seluruh kawasan ASEAN lebih berminat menggunakan solusi digital sebagai metode manajemen cashflow. Misalnya, solusi digital seperti UOB BizSmart yang memungkinkan usaha kecil untuk mengeluarkan faktur elektronik untuk mengelola piutang mereka lebih banyak dengan cepat.

Leads Accenture’s Financial Services Practice Southeast Asia Divyesh Vithlani mengungkapkan bisnis kecil yang fokus pada transformasi digital dikira lebih gesit dan dapat mengembalikan usahanya lebih cepat cepat.

"Investasi dalam teknologi ini akan sangat penting karena usaha kecil adalah batuan dasar untuk negara-negara di kawasan ini dan juga mesin pertumbuhan kami, sehingga rebound dari UKM pasca-COVID-19 akan menjadi dasar bagi pemulihan cepat ekonomi-ekonomi ASEAN," katanya.

Usaha kecil ASEAN juga mengurangi tekanan cash flow dengan bernegosiasi penundaan pembayaran pinjaman sebanyak 75%. Begitu juga negosiasi mengenai ketentuan kontrak dengan pemasok dan tuan tanah sekitar 75%. Serta upaya meningkatkan modal kerja melalui skema pembiayaan COVID-19 sebesar 73%.

"Banyak dari perusahaan-perusahaan ini menyadari dengan cepat bahwa teknologi dapat membuat perbedaan bagi mereka bisnis. Baik dalam merevisi model bisnis mereka atau bahkan mengubah operasi mereka, kecil bisnis merespons perubahan yang disebabkan oleh pandemi dengan beralih ke teknologi memastikan kelangsungan dan daya saing jangka panjang mereka,"  kata Head of Group Business Banking UOB Lawrence Loh.

Gelombang ekonomi bisnis yang belum pernah terjadi sebelumnya telah menggarisbawahi pentingnya teknologi bagi banyak usaha kecil di seluruh wilayah. Pada sektor industri, bisnis kecil mulai dari usaha makanan dan minuman (F&B), sektor teknologi, informasi dan komunikasi serta layanan kesehatan menunjukkan keinginan untuk meningkatkan investasi teknologi sebanyak 50 persen%. Begitu juga dalam sektor konstruksi 48% dan perdagangan ritel 46%.

Di luar teknologi, pada riset yang sama usaha kecil di ASEAN membutuhkan investasi dalam mengembangkan keterampilan karyawan sekitar 51% dan kebutuhan mesin atau peralatan 40%. Serta prioritas investasi terendah mereka yaitu kendaraan sekitar 18%.

Audrey Chia, Chief Executive Officer, Dun & Bradstreet Singapore mengingatkan, masih banyak langkah praktis untuk mempertahankan bisnis dan mempersiapkan masa depan. Perusahaan yang mengubah model bisnis dan memanfaatkan teknologi akan lebih siap menghadapi tantangan dan peluang bisnis baru.

“Selama bisnis kecil ASEAN menghadapi arus tantangan yang dibawa oleh COVID-19, kita dapat melihat bahwa mereka masih mengambil langkah-langkah praktis untuk meningkat ketahanan bisnis mereka untuk mempersiapkan masa depan. Perusahaan yang mengubah model bisnis mereka untuk jangka panjang, bahkan setelah COVID-19, akan lebih siap untuk menghadapi tantangan saat ini dan untuk peluang bisnis baru."

  • Editor: Rommy Rustami
TAGS
LATEST ARTICLE