Permainan papan atau board game kembali populer setelah maraknya video game. Beberapa perusahaan besar mulai mempertimbangkan board game sebagai salah satu alur dalam perekrutan karyawan. Susquehanna Internation Group, LLP (SIG), salah satu diantaranya yang pernah menggunakan board game untuk mengetahui pemikiran strategis calon karyawannya. Selain itu, SIG juga menyelenggarakan malam bermain reguler bagi karyawan mereka. Tujuannya adalah mengurangi stres dan membentuk kekeluargaan dalam tim yang baik.

Todd Simkin, seorang karyawan veteran di SIG, mengatakan, “Kami bermain game untuk mencari suasana kerja yang berbeda. Setelah permainan selesai, kami kembali memikirkan strategi dan pembekalan bersama”. Laki-laki yang telah bekerja sekitar 20 tahun di SIG itu mengatakan bahwa board game favorit yang dimainkan adalah The Resistance: Avalon. Dalam permainan tersebut, pemain dibagi menjadi pihak yang baik dan yang jahat. Lalu, tugas mereka adalah menyimpulkan siapa saja yang ada pada setiap pihak. “SIG dikelola oleh kumpulan karyawan yang berbagi pengalaman mereka dengan games,” ujar Todd.

Baca juga: 3 Jenis Pertanyaan Cari Karyawan Ala Google

“Bermain board game merupakan bentuk kolaborasi untuk bersama. Jelas berbeda dengan bermain kartu poker yang tujuannya untuk diri sendiri," ujar Benjamin Hoffstein, Managing Director and Chief Technology Officer di Pine River Management, LP. Ben memainkan Compass Treasure Hunt. Ia dan tim harus berburu teka-teki sambil mengumpulkan sumbangan untuk para tunawisma di kota New York, Amerika Serikat (AS). “Permainan itu menjadikan New York sebagai papan permainan,” tambahnya.

Compass Treasure Hunt juga berhasil menarik perhatian kumpulan karyawan dari perusahaan Goldman Sachs Group, Bridgewater Associates, Barclays, BlackRock, JPMorgan Chase, dan perusahaan lainnya. Mereka bermain teka-teki dan mengumpulkan sumbangan di berbagai lokasi di seluruh kota New York, AS. “Hal ini sangat penting karena kemenangan dalam berbisnis bukanlah usaha perorangan,” ujar laki-laki lulusan New York University tahun 1998 itu. Mark Pincus, Co-Founder Zynga Inc., juga memainkan board game untuk keperluan pekerjaannya.

Menurut NPD Group Inc., penjualan board game di AS tahun 2017 mencapai USD1,1 miliar, meningkat 7 % dari tahun sebelumnya. Salah satu Co-Founder Game Crafter LLC, Travis Parker, memperkirakan lebih dari 3.000 permainan dirilis setiap tahun. Menurut data Statista tahun 2018, penjualan board game di dunia diprediksi menyentuh angka USD8 miliar.

Baca juga: 8 Pengembang Aplikasi Game Wakili RI ke Amerika

Ilustrasi Bermain Board Game Bersama (shutterstock)

Sebuah platform pendanaan, Kickstarter, mencatat lebih dari 400 judul board game yang sukses didanai dalam platform-nya tahun 2017. Board Game Advanced Squad Leader tentang Peradng Dunia II masih menjadi idaman konsumen. Selain itu, produk best-seller baru 2017 juga muncul, antara lain board game Pandemic: The Board Game, Carcassonne, dan Ticket to Ride. Tapi, semuanya tetap belum bisa mengalahkan penjualan The Settlers of Catan yang mencapai 20 juta kopi sejak diluncurkan tahun 1995.

Reid Hoffman, Founder LinkedIn Corp. menyebut The Settlers of Catan sebagai “the board game of entrepreneurship”. Ia mengatakan bahwa pada umumnya board game seperti kursus Manajemen Bisnis Administrasi di luar kelas karena permainan ini melatih otak untuk berpikir strategis.

Seorang Jurnalis Inggris, Tristan Donovan menulis buku It's All a Game: A Short History of Board Games. Buku yang terbit tahun 2017 itu membahas sejarah dan daya tarik yang bertahan pada board game. Tristan menyatakan popularitas board game salah satunya berasal dari kebiasaan masyarakat yang tertekan. Setelah bekerja 8 jam per hari, masyarakat lebih memilih untuk menghabiskan waktu dengan board game daripada bermain golf atau berekreasi di akhir pekan. “Bermain board game juga lebih intim dan efisien. Anda tinggal duduk dan bersandar," tambah Tristan.

Kamu sudah bermain board game hari ini?

Baca juga: 4 Tips Membangun Merek Game

• Editor: Dikdik Taufik Hidayat
• Sumber: Bloomberg, Statista