LogoDIGINATION LOGO

Direct Air Capture (DAC) Bisa Atasi Pemanasan Global, Benarkah?

author Oleh Claudia Tari Aplabatansa Rabu, 23 Agustus 2023 | 18:47 WIB
Share
Share

Kondisi udara di DKI Jakarta menjadi perbincangan yang sedang hangat dibahas oleh masyarakat. Pasalnya, sudah satu bulan ini gedung pemancar langit di Jakarta dan indahnya langit biru tertutup asap abu, yang tidak lain adalah polusi.

Polusi di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya, memang sedang mengkhawatirkan. Menurut data IQAir, rata-rata Air quality index (AQI) di wilayah DKI Jakarta berada di angka 150. Ini mengartikan udara di Jakarta tidak sehat dan disarankan untuk menggunakan masker, menghindari penyakit pernapasan yang terjadi akibat polusi. 

Meskipun pohon memiliki peran penting dalam menyerap CO2, kenyataannya adalah bahwa peran mereka tidak mampu menangkap sejumlah besar CO2 yang dilepaskan saat ini. Dalam konteks ini inovasi menjadi semakin penting untuk mengatasi tantangan ini, dan kita butuhkan teknologi 

Salah satu inovasi yang menjanjikan adalah teknologi Direct Air Capture (DAC), yang secara efektif memungkinkan kita untuk mengurangi kadar CO2 di atmosfer. DAC, yang juga dikenal sebagai penangkap udara, telah muncul sebagai solusi inovatif untuk menangkap dan mengurangi konsentrasi CO2 di udara. 

Baca juga: Solusi Mengatasi Kemacetan dan Polusi Udara: Bersepeda!

Dengan tujuan mengatasi pemanasan global dan perubahan iklim, DAC telah menunjukkan potensi besar dalam memerangi efek berbahaya dari emisi karbon. Bagaimana caranya?

Cara Kerja Teknologi Direct Air Capture 

Cara kerja DAC cukup sederhana, tetapi memiliki dampak yang sangat positif. Pertama-tama, mesin DAC menghisap udara atmosfer melalui kipas besar yang disebut air contractor. Udara yang diambil lalu melalui proses penyaringan khusus yang memisahkan CO2 dari udara. Ini menghasilkan larutan CO2, yang kemudian diolah menjadi butiran kalsium karbonat. 

Dengan memanaskan butiran ini pada suhu tinggi, CO2 terbebas dan dapat disimpan dengan aman di dalam tanah. Yang paling menarik, CO2 yang ditangkap oleh DAC lenyap dari atmosfer secara permanen, memberikan solusi yang berkelanjutan untuk mengurangi konsentrasi CO2.

Keunggulan Direct Air Capture 

Salah satu keunggulan utama DAC adalah efisiensi dan kecepatannya dalam menangkap CO2. Teknologi ini mampu secara langsung mengurangi emisi CO2 di atmosfer, memungkinkan kita untuk bertindak secara cepat dalam mengatasi pemanasan global. Selain itu, DAC mengatasi keterbatasan tumbuhan dalam menyerap CO2 dengan kemampuan aktifnya untuk menangkap CO2 bahkan di daerah yang sulit dijangkau.

Masa Depan Teknologi DAC

Meskipun memiliki efektivitas yang tinggi, teknologi DAC masih menghadapi beberapa tantangan. Biaya produksi dan operasional yang tinggi serta dampak lingkungan dari proses penyimpanan CO2 adalah beberapa hal yang harus diatasi. 

Saat inihanya ada 18 unit DAC yang tersebar di seluruh dunia, di Benua Eropa, Kanada, Amerika Serikat, dan Islandia, potensi teknologi ini masih belum sepenuhnya dieksplorasi. Namun, harapan besar telah tertanam dalam perkembangan teknologi DAC sebagai jalan menuju masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan.

Baca juga: Aplikasi untuk Cek Kualitas Udara

Dalam menghadapi pemanasan global yang semakin meruncing, DAC adalah contoh konkret bagaimana inovasi teknologi dapat memberikan harapan baru. Namun, perubahan nyata hanya akan terjadi jika kita semua bergandengan tangan. 

Dukungan terhadap penelitian, pengembangan, dan implementasi teknologi DAC, serta upaya untuk mengurangi emisi CO2 kita sendiri, adalah langkah-langkah penting menuju lingkungan yang lebih bersih dan sehat.

Mengatasi pemanasan global bukanlah tugas yang mudah, tetapi dengan kombinasi antara upaya manusia dan teknologi canggih seperti DAC, kita dapat melangkah menuju masa depan yang lebih berkelanjutan. Dengan memahami peran penting DAC dalam mengurangi CO2 dan mitigasi pemanasan global, kita memiliki alat yang kuat untuk memberikan dampak positif pada planet kita. 

  • Editor: Dewi Shinta N
TAGS
LATEST ARTICLE

Tips Hemat Naik Pesawat

berikut tips agar bisa lebih hemat naik pesawat domestik di Indonesia!

Selasa, 9 April 2024 | 11:39 WIB