LogoDIGINATION LOGO

Hey, Para Kreator Lokal! Ini Alasan Pentingnya Melisensi Intellectual Property...

author Oleh Alfhatin Pratama Rabu, 24 Juli 2019 | 08:15 WIB
Share
Ilustrasi kekayaan intelektual (shutterstock)
Share

Di era digital seperti sekarang, ekonomi kreatif memainkan peran penting bagi perekonomian suatu negara. Contohnya di Indonesia, kontribusi ekonomi kreatif terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) terus meningkat.

Pada 2016, nilainya sudah mencapai Rp.922,59 triliun. Tahun berikutnya, sudah melampaui Rp.1.000 triliun dan tahun 2018 mencapai Rp.1.102 triliun. Bahkan tahun 2019 diproyeksikan kontribusi ekonomi kreatif pada PDB akan menembus angka Rp.1.211 triliun.

Dari angka menakjubkan yang disebut di atas, ada fakta mengejutkan di balik itu. Berdasarkan data yang dikumpulkan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) tahun 2016, bisnis kreatif di Indonesia berjumlah 8.203.826 bisnis. "Sayangnya, dari jumlah yang banyak itu sekitar 88,95% belum memiliki lisensi Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI)," kata Robby Wahyudi, Program Director Bekraf Katapel di Jakarta (16/7).

Belajar dari pendahulu

Robby mengatakan, banyak kreator yang belum mengerti bagaimana mengkomersialisasi karya. Ia menjelaskan tentang pentingnya melisensi karya yang dimiliki. Tujuannya, tidak hanya melindungi hak cipta tapi juga untuk memasarkan karya tersebut ke pasar yang lebih luas.

Baca juga: Komitmen Kaskus Majukan Kreator Indonesia

Novel Harry Potter karya J.K. Rowling (shutterstock)
"Contoh kasus adalah Harry Potter karya J.K. Rowling. Setelah ditolak sekian banyak publisher, sekarang ia dan karyanya terkenal. Jelas, ia telah melisensi karyanya. Film, merchandise, taman bermain, video game Harry Potter disambut meriah oleh penggemarnya," jelas laki-laki yang juga CEO Danumaya Dipa itu.

Ia menambahkan, bila seorang J.K. Rowling tidak melisensikan kekayaan intelektual atau intellectual property (IP) yang dimiliki, mungkin Harry Potter hanya sekadar novel sampai sekarang. Menurut Robby, masih banyak yang bertanya mengapa melisensi IP itu penting. Berikut ini adalah alasan lain berdasarkan survey kecil yang dilakukan.

"Frozen, pendapatan dalam film pertamanya USD 1,3 miliar. Penjualan DVD atau Blu-ray hampir USD 400 juta. Tapi, melalui industri licensing, contohnya merchandise, hampir USD 10 miliar," katanya.

Baca juga: Kreator Lokal Padang Diajak Giat oleh Tokopedia

Contoh merchandise Frozen (shutterstock)
Robby melanjutkan, "Starwars, pendapatan dalam film pertama sampai kesembilan USD 9,5 miliar. Sedangkan melalui industri licensing, pendapatannya mencapai USD 40 miliar. Dan yang paling fenomenal adalah Pokemon. Melalui industri licensing, contohnya pendapatan melalui merchandise, mencapai USD 60 miliar."

Menurutnya, industri licensing adalah salah satu industri yang bisa mengontrol ekonomi kreatif secara signifikan. Maka dari itu, peran pemerintah termasuk program Bekraf Katapel yang menjembatani para pemilik IP dengan para ahli di bidang pemasaran lisensi IP sangat penting. Tujuannya adalah membangun ekosistem yang berkelanjutan untuk mengembangkan IP lokal serta memperkuat nilai jualnya di dalam dan di luar negeri.

Nah, sudah tahu pentingnya, kan? Yuk, segera daftarkan IP kamu!

Baca juga: Ini Dia, Sepuluh Karya Anak Bangsa yang Dibawa Bekraf ke Licensing Expo China 2019!

  • Editor: Dikdik Taufik Hidayat
RECOMMENDATION

Bekraf Akan Beri Bantuan bagi Pelaku Ekonomi Kreatif

Demi meningkatkan kontribusi ekonomi kreatif terhadap pertumbuhan ekonomi nasional di tahun 2018, Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) akan memberikan bantuan berupa fasilitasi revitalisasi infrastruktur fisik ruang kreatif, fasilitasi sarana ruang kreati

Selasa, 27 Februari 2018 | 06:41 WIB
LATEST ARTICLE