LogoDIGINATION LOGO

Serba-serbi Pendanaan Startup!

author Oleh Alfhatin Pratama Jumat, 22 Maret 2019 | 08:05 WIB
Share
Ayo, targetkan funding tahun 2019! (shutterstock)
Share

Memulai bisnis mengingatkan setiap orang pada pepatah dalam bahasa Inggris yang berbunyi Don’t put all your eggs in one basket (Jangan meletakkan semua telur yang kamu punya di dalam satu keranjang). Pepatah ini dapat diartikan sebagai peringatan untuk berhati-hati ketika menginvestasikan keuangan yang dimiliki. Dalam pendanaan usaha, seorang pengusaha harus sangat memahami hal ini!

Tidak semua pendanaan sebuah startup berasal dari pemiliknya. Ada banyak sumber pendanaan. Contohnya, ada yang mendapatkan modal dari teman dekat atau keluarga. Ada yang tidak memiliki uang sama sekali dan mengharuskan mereka untuk meminjam di bank. Selain itu, ada juga yang mencari sumber pendanaan dari modal ventura atau dana hibah dari pemerintah setempat. 

Mencari tahu pilihan pendanaan apa yang paling masuk akal bagi setiap orang terlihat cukup rumit karena kebutuhan setiap startup berbeda. Oleh karena itu, para pendiri startup harus merencanakannya dengan matang untuk memperkecil risiko yang mereka hadapi di kemudian hari.

Baca juga: 5 Tahapan Pendanaan Startup

Ilustrasi pilihan startup: Gagal atau Sukses? (shutterstock)

Yuk, simak pilihan yang telah dirangkum oleh Digination.id

"Love Money" dari teman atau keluarga

Biasanya, orang pertama yang mungkin akan mendengarkan sebuah ide bisnis adalah teman dan keluarga. Kemungkinan mereka menyetujui ide itu sangat besar karena teman dan keluarga adalah orang-orang yang selalu mendukung seseorang untuk mengejar impiannya.

Oleh karena itu, masuk akal jika mereka adalah orang pertama yang rela dipinjam uangnya untuk memulai mimpi seseorang. Pilihan ini berfungsi paling baik jika seseorang memiliki teman atau keluarga yang terlahir memiliki harta kekayaan yang besar. 

Jangan lupa juga untuk mendokumentasikan pinjaman atau investasi yang diterima dari teman dan keluarga. Hal ini bertujuan untuk memastikan akuntabilitas dan segala sesuatunya yang tertulis di atas kertas akan membantu untuk menghindari kesalahpahaman yang tidak menyenangkan.

Baca juga: Lagi Cari Dana Untuk Startupmu? Ini Caranya...

Ilustrasi crowdfunding (shutterstock)

Crowdfunding

Crowdfunding atau urun dana telah menjadi tren beberapa tahun terakhir, baik untuk kegiatan sosial atau berbisnis. Cara kerjanya cukup mudah. Seseorang membuat kampanye melalui salah satu dari sekian banyak platform crowdfunding yang ada dan menjelaskan tujuan pendanaan. Kemudian, jika banyak orang tertarik dengan tujuan yang dimiliki, mereka dengan senang hati akan berkontribusi membantu. 

Model yang populer di sebagian besar platform crowdfunding menawarkan insentif bagi orang-orang yang memberikan bantuan dana. Hal ini memicu orang untuk mengeluarkan uangnya untuk membantu bisnis orang lain. Insentifnya dapat berupa diskon untu pembelian produk.

Crowdfunding memang terbukti dapat menjadi menjadi sumber pendanaan yang lebih menguntungkan bagi bisnis yang mencari eksposur dan meluncurkan produk atau layanan baru. Kegiatan ini juga memiliki potensi untuk menghasilkan pemasaran viral gratis melalui pendukungnya. Di media sosial atau melalui mulut ke mulut yang merupakan pemasaran paling berharga. Tetapi, crowdfunding juga memiliki dua sisi mata uang.

Kegiatan ini bisa menjadi usaha yang menghabiskan waktu. Setelah seseorang harus menyusun produk atau layannya dengan cara yang menarik, ia harus terus berinteraksi dengan pendukung dan memberi mereka pembaruan rutin tentang pengembangan bisnisnya. Sebagian besar platform crowdfunding mengambil biaya 5% hingga 10% dari total uang yang dikumpulkan. Ada juga beberapa platform yang tidak memungkinkan seseorang mengakses dana yang terkumpul jika ia tidak memenuhi tujuan pendanaannya.

Baca juga: Mau Bikin Startup Tapi Kepentok Modal? Crowdfunding Aja!

Ilustrasi pinjaman P2P (shutterstock)

Pinjaman P2P

Alternatif selain meminjam uang dari bank adalah menggunakan layanan pinjaman peer-to-peer (P2P) atau orang-ke-orang. Pinjaman P2P seringkali bersifat pribadi dan peminjam dapat menggunakan dana untuk berbagai tujuan. Model pinjaman ini menghubungkan peminjam secara langsung dengan seorang investor sehingga mereka dapat mengawasi melalui aplikasi pinjaman.

Startup dengan sedikit atau tanpa riwayat pendanaan dapat mengambil manfaat dari pinjaman P2P. Tepat juga untuk Usaha Kecil Mikro Menengah (UMKM) yang ingin berkembang. Meminjam uang melalui pinjaman P2P lebih mudah karena tidak ada jaminan yang harus dikeluarkan. Regulasinya kurang ketat dibandingkan dengan yang dari pemberi pinjaman tradisional.

Namun, jangan sampai karena mudahnya pinjaman, kamu meminjam uang melalui pinjaman P2P tanpa perencanaan matang, ya!

Baca juga: P2P Lending Mampu Kurangi Angka Kemiskinan

Ilustrasi Angel Investor (shutterstock)

Angel Investor

Orang-orang dengan kekayaan bersih yang tinggi adalah bagian dari investor pemula. Angel Investor layak untuk dipertimbangkan. Beberapa dari mereka sering juga merupakan investor terakreditasi, tetapi kebanyakan hanya orang yang ingin membantu wirausahawan menjalankan bisnis mereka.

Mereka juga memiliki minat dalam memiliki sebuah bisnis yang besar. Mereka bisa menjadi mitra bisnis yang hebat dalam hal memberikan saran yang berharga dan menciptakan peluang pertumbuhan.

Biasanya, seorang pengusaha harus mencari Angel Investor potensial melalui jaringan yang dimiliki. Contohnya, bisa melalui asosiasi Angel Investor atau acara perkumpulan startup. Mendapatkan pendanaan dari Angel Investor dapat menghilangkan kerumitan perusahaan dalam hal birokrasi dibandingkan mendapatkan investasi dari perusahaan lain.

Di sisi lain, memang diperlukan waktu untuk mendapatkan investor semacam ini. Tapi ingat, alih-alih mencari investor yang ingin memberi modal besar, ide bisnismu malah disetir.

Baca juga: Temukan Angel Investor di Sini...

Ilustrasi modal ventura (shutterstock)

Modal Ventura

Kelompok investor sering membentuk perusahaan investasi dengan tujuan memberikan uang bebas hutang dengan imbalan ekuitas bisnis. Ini lah yang disebut Venture Capital atau Modal Ventura.  Para pemodal ventura juga melakukan pendekatan langsung pada bisnis yang mereka pilih untuk didanai. Bisnis yang sudah berjalan dan menghasilkan keuntungan memiliki peluang lebih besar untuk melakukan transaksi dengan Modal Ventura.

Setiap pengusaha juga dapat mengajukan permintaan dana kepada Modal Ventura, tapi mereka harus memiliki rencana bisnis yang matang dan menampilkan proyeksi keuangan yang jelas sebelum dipresentasikan dan diajukan kepada Modal Ventura.

Namun, terkadang Modal Ventura sering tidak membiayai startup yang belum jelas masa depannya dan lebih tertarik pada bisnis yang sudah menguntungkan.

Pemodal Ventura Baru Untuk Digitalisasi Asia Tenggara

Ilustrasi dana hibah (shutterstock)

Dana hibah dari Pemerintah

Opsi lain untuk membiayai startup adalah dengan mengajukan dana hibah dari pemerintah. Baik pemerintah setempat atau pemerintah dari luar negeri. Hibah yang cocok dengan bisnis adalah hal yang selalu layak untuk diketahui. Setiap hibah khusus yang ditawarkan oleh pemerintah memiliki kualifikasi dan persyaratan yang berbeda.

Misalnya, hibah dapat menargetkan bisnis skala kecil, seperti UMKM atau bisnis yang memiliki dampak sosial yang luas, seperti socialpreneurship. Seorang pengusaha harus mencari tahu terlebih dahulu apakah bisnis yang dimiliki dapat manfaatkan dan mengikuti permohonan dana tersebut.

Namun, terkadang dana hibah dari pemerintah memiliki persyaratan yang rumit dan proses yang melelahkan untuk diikuti. Tetapi, tidak ada salahnya mencoba, kok!

Baca juga: Beri Akses Permodalan, Bekraf Gelar Sharia Banking for Business Matching

  • Editor: Wicak Hidayat
  • Sumber: Chamber of Commerce
TAGS
RECOMMENDATION

P2P Lending Jadi Alternatif Modal Usaha UMKM

Asosiasi FinTech Indonesia (AFTECH) menegaskan hadirnya jasa layanan keuangan digital saat ini mengisi jarak atau gap pembiayaan yang tak dapat dipenuhi oleh lembaga keuangan formal (bank)

Selasa, 6 Maret 2018 | 12:05 WIB
LATEST ARTICLE