
AppsFlyer : Tingkat Fraud Aplikasi di Indonesia Turun Akibat Pandemi COVID-19
Hati-hati berselancar dan mengunduh file di internet.
Kamis, 6 Agustus 2020 | 17:05 WIB
AppsFlyer, pemimpin analitik mobile marketing global menyebutkan selama tahun 2020 lebih dari separuh aplikasi yang diunduh (53%) langsung di-uninstall dalam kurun waktu 30 hari pertama sejak pengunduhan. Persaingan aplikasi dikira menjadi penyebab tingginya jumlah uninstall.
Data tersebut terangkum dalam Laporan The Uninstall Threat: 2020 app uninstall benchmarks yang menganalisis 8 miliar penginstalan aplikasi selama periode Januari - November 2020, dengan cakupan 3.000 aplikasi yang memiliki sedikitnya 2.000 penginstalan non-organik dalam sebulan di wilayah Eropa, Amerika Latin, dan Asia Pasifik, termasuk Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Vietnam.
President dan Managing Director, AppsFlyer APAC, Ronen Mense menyebutkan bahwa tahun 2020 menjadi tahun yang menantang bagi para marketer. Sulitnya tingkat retensi pengguna di zaman sekarang ini membuat para marketer harus memanfaatkan informasi ini untuk lebih mendukung strategi pemasaran mereka.
“Situasi pandemi yang membuat banyak orang harus beraktivitas di rumah dan lebih sering menggunakan perangkat mobile mereka membuat para marketer harus mencari cara untuk tetap mempertahankan pengguna mereka,” kata Mense.
Indonesia masuk jumlah uninstall tertinggi
Baca juga : AppsFlyer: Pasar Marketing Aplikasi Indonesia Tumbuh Pesat Pada 2020
Indonesia sendiri merupakan negara yang tergolong tinggi dalam tingkat uninstall dengan rerata 59% aplikasi di-uninstall dalam kurun waktu 30 hari setelah pengunduhannya pada Oktober 2020. Kategori aplikasi non gim yang memiliki tingkat uninstall paling signifikan adalah aplikasi kategori Social (64,4%) dan Finance (59,6%) untuk install organik.
Hal tersebut sejalan dengan tren uninstall yang relatif lebih tinggi di pasar berkembang lainnya seperti Brazil dan India yang mencapai 56% atau lebih tinggi 33% dari pasar negara maju seperti AS, Inggris, Jepang, Korea, Prancis dan Jerman.
Menurut Laporan Riding the Digital Wave rilisan Facebook & Bain Company, ada sekitar 310 juta pengguna digital pada akhir 2020 dengan proyeksi tingkat belanja online yang tumbuh 320% pada periode 2019-2025 atau lebih cepat dari pertumbuhan populasi di kawasan.
Dengan begitu, ruang digital yang kompetitif akan menjadi semakin tangguh sehingga para marketer dituntut untuk berjuang dalam mempertahankan pelanggan mereka serta menghadapi tren peningkatan uninstall aplikasi.
Uninstall di Android 2x Lebih besar dari iOS
Pandemi global telah menyebabkan kenaikan tingkat aplikasi yang sudah tinggi sebesar 10% dan kurang lebih 1 dari setiap 2 aplikasi di-uninstall dalam waktu 30 hari setelah diunduh. Catatan menarik lainnya adalah tingkat uninstall di perangkat Android ternyata dua kali lebih besar dari perangkat iOS.
Kesenjangan terbesar di antara platform terlihat di Indonesia, dengan perbandingan tingkat uninstall sebesar 64% untuk perangkat Android sementara perangkat iOS hanya 25%.
Baca juga : AppsFlyer: TikTok Tumbuh Pesat di Asia Tenggara
Hal ini disebabkan oleh kapasitas rerata ruang penyimpanan yang lebih kecil dari perangkat Android, yang banyak dimiliki oleh sebagian besar masyarakat yang hanya membutuhkan fitur mendasar dari telepon pintar mereka. Berdasarkan Indonesia’s App Marketing Report 2020 perangkat Android menguasai 90,05% dari pangsa pasar telepon pintar di Indonesia.
Di Indonesia sendiri, tingkat uninstall kategori Gaming kasual tercatat sebesar 53,6% untuk sumber install organik, relatif lebih rendah dibandingkan tingkat uninstall di beberapa negara seperti Brazil (68,1%), Turki (63,3%), Vietnam (63,1%) dan Thailand (60,4%). Namun, tingginya tingkat uninstall pada aplikasi tetap saja merupakan hal yang ingin dihindari oleh para marketer.
Kerugian mencapai US$ 57 ribu akibat uninstall aplikasi
Laporan Uninstalls AppsFlyer menyebutkan rerata anggaran marketing yang terbuang akibat tingkat uninstall secara global bernilai US$ 57 ribu atau sekitar Rp800 juta/ bulan per aplikasi pada 2020 atau meningkat 70% dari tahun 2019. Setelah musim liburan Januari 2020, ketat diterapkan pada Maret 2020.
Dengan banyak orang menghabiskan waktu di rumah, lockdown ketat yang diterapkan membuat banyak orang beralih ke perangkat mobile mereka sehingga para marketer harus menjalankan kampanye lebih agresif .
“Ketika persaingan meningkat, anggaran marketing harus dipastikan tidak terbuang sia-sia. Marketer aplikasi harus mengukur tingkat uninstall mereka dan memahami kapan, kenapa dan dari sumber mana uninstaller berasal. Oleh karena itu, marketer bisa mencegah uninstall dengan menggunakan semua kanal, mendorong retargeting untuk menjaga aplikasi mereka menjadi perhatian utama para penggunanya. Retargeting adalah pendekatan kunci untuk meningkatkan profitabilitas dan nilai umur sebuah aplikasi,” tutup Mense.
Hati-hati berselancar dan mengunduh file di internet.
Kamis, 6 Agustus 2020 | 17:05 WIBMeskipun Facebook dan Google mendominasi Online Marketing secara global, TikTok masih digandrungi di Asia Tenggara
Kamis, 5 November 2020 | 15:24 WIBInstalasi non-organik meningkat dua kali lipat akibat pandemi Covid-19
Selasa, 15 Desember 2020 | 20:14 WIBTokopedia membagikan temuan menarik terkait tren penjualan produk untuk inspirasi bisnis
Jumat, 5 Maret 2021 | 17:05 WIBSukses di Tahun 2021 Lewat Bisnis Franchise
Kamis, 4 Maret 2021 | 07:18 WIBBerikut hal yang harus dipersiapkan Milenial dan Gen Z Indonesia untuk bersaing di pasar global
Kamis, 4 Maret 2021 | 07:17 WIBBicara aset, cryptocurrency, dan pom-pom, sebenarnya apa sih itu? Ini dia pengertian cryptocurrency dan istilah lainnya.
Kamis, 4 Maret 2021 | 07:17 WIBApa Cobot akan menggantikan peran manusia kelak ?
Kamis, 4 Maret 2021 | 07:17 WIBAnvestasi cryptocurrency aman dan legal loh, simak yuk
Kamis, 4 Maret 2021 | 07:17 WIBDibandingkan pusing merintis usaha yang baru saja dibangun, kenapa tidak memanfaat hal yang sudah ada?
Kamis, 4 Maret 2021 | 07:16 WIBBerikut lima app store alternatif untuk pemasaran aplikasi
Selasa, 2 Maret 2021 | 19:39 WIBSemua orang memiliki kesempatan yang sama untuk bisa berkarir di industri data. Jika kamu salah satu orang yang memiliki ketertarikan dengan dunia data science simak ini yuk!
Jumat, 26 Februari 2021 | 18:29 WIBDengan wilayah pusat data baru, Indonesia akan bergabung dengan infrastruktur cloud terbesar di dunia dengan lebih dari 60 wilayah pusat data.
Kamis, 25 Februari 2021 | 20:50 WIBLinkAja hadirkan fitur layanan keuangan digital Pegadaian
Rabu, 24 Februari 2021 | 19:10 WIBSAS Viya mengintegrasikan seni pengambilan keputusan dengan ilmu AI dan analitik tingkat lanjut, untuk keputusan yang lebih cepat
Rabu, 24 Februari 2021 | 19:10 WIBDengan berbagai kemudahan fungsi visualisasi yang tersedia pada Excel, kamu bisa menghasilkan informasi dari data yang kamu miliki dengan cepat. Mau tahu caranya? Yuk simak!
Selasa, 16 Februari 2021 | 09:30 WIBViva dirancang untuk membantu karyawan belajar, tumbuh, dan berkembang, dengan pengalaman baru.
Rabu, 10 Februari 2021 | 21:19 WIBSampah yang telah dipilah dapat diambil untuk kembali digunakan lho, aman nggak ya?
Rabu, 10 Februari 2021 | 21:19 WIB