LogoDIGINATION LOGO

Rudiantara: E-Commerce Bukan Faktor Matinya Toko Offline

author Oleh Desy Yuliastuti Senin, 19 Februari 2018 | 12:39 WIB
Share
Presiden Joko Widodo menargetkan Indonesia menjadi kekuatan ekonomi digital terbesar di ASEAN pada 2020, dengan proyeksi nilai transaksi e-commerce mencapai 130 juta US Dollar pada tahun 2020
Share

Presiden Joko Widodo menargetkan Indonesia menjadi kekuatan ekonomi digital terbesar di ASEAN pada 2020, dengan proyeksi nilai transaksi e-commerce mencapai 130 juta US Dollar pada tahun 2020. Pesatnya pertumbuhan e-commerce juga membuka peluang bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk bertransformasi. Diyakini UMKM akan menjadi salah satu sektor yang penting di era perdagangan bebas.

Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara, menyampaikan setengah dari perekonomian Indonesia dibentuk oleh UMKM. Di lain sisi, kenyamanan masyarakat dengan transaksi berbasis digital tidak serta merta membuat retail offline berada di ujung tanduk.

“E-commerce hanya memindahkan dari offline ke online, yang pindah enabler. Contoh Tanah Abang, semua pembeli ke Tanah Abang sekarang gak perlu ke sana karena bikin website. Jadi, yang beli bisa memangkas biaya. Mengurangi mata rantai distribusi perdagangan. Orang tetap beli batik dari  Pekalongan, tidak harus ke sana tapi langsung dari Pekalongan lewat e-commerce,” papar Rudiantara dalam diskusi bertajuk "E-commerce Ecosystem Outlook 2018" yang diselenggarakan Kemkominfo bekerja sama dengan Digination.id, di Jakarta, Senin (19/2/2018).

Baca juga: Pemerintah Ajak Tenaga Ahli Digital “Pulang Kampung”

Setidaknya sekitar 88,8 persen hingga 99,9 persen pilar usaha di ASEAN adalah UMKM, yang menyerap 51,7 persen hingga 97,2 persen tenaga kerja di ASEAN. Adapun di Indonesia saat ini terdapat tak kurang dari 57-60 juta pelaku UMKM, tapi saat ini baru 7 persen saja yang go online.

Dirjen Aplikasi Informatika (Dirjen Aptika) Semuel A. Pangerapan menyampaikan, “E-commerce menjadi pintu yang tepat untuk membuka peluang memasarkan produk UMKM semakin. Bagi UMKM di daerah inilah saatnya menyiapkan produk-produk unggulan untuk dijual secara online,” ujarnya.

Kominfo sendiri memiliki program kolaborasi dengan kementerian lain dan para pemain e-commerce. Menurut Semuel, hanya dengan berkolaborasi Indonesia bisa mencapai tujuan transformasi digital.

Baca juga: Tiga Tantangan Utama E-Commerce Di Indonesia

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Asosiasi eCommerce Indonesia (idEA) menegaskan Indonesia dalam posisi darurat UMKM. Posisi UMKM dan e-commerce di tengah perkembangan digital yang cepat perlu diperjelas.

“Arahnya perlu diperjelas karena kita tak tahu kapan eksponensial grafik meningkat dan kapan keadaan eksistensi bertahan agar tidak nyungsep. Jangan sampai kita kehilangan kedaulatan digital. Semenjak e-commerce ini ada, kita masih puny acara mengukur keberhasilan, tapi grand design belum terarah. Jangan sampai e-commerce hanya jadi investasi yang bergulir saja, tapi tidak ada multiplayer effect,” tandas Aulia.

Guna mencapai tujuan transformasi digital, diperlukan upaya lebih untuk mengelaborasi dan koordinasi berbagai pihak untuk mendorong UMKM go online. Prioritas transformasi digital perlu berpusat pada tiga hal penting, yakni infrastruktur database UKM, infrastruktur edukasi, dan infrastruktir daya saing.

Baca juga: Dua CEO Ini Akui Langkanya SDM Di Bidang Digital

  • Editor: Wicak Hidayat
TAGS
LATEST ARTICLE

Tips Hemat Naik Pesawat

berikut tips agar bisa lebih hemat naik pesawat domestik di Indonesia!

Selasa, 9 April 2024 | 11:39 WIB