Darurat Security Cyber, Serangan Malware Indonesia Tertinggi Di Asia Pasifik
Seberapa amankah industri digital di Indonesia? Kajian mengejutkan dari Microsoft
Selasa, 30 Juni 2020 | 20:25 WIB
Kabar kebocoran data yang diklaim milik penduduk di Indonesia kembali terjadi. Saat ini sekitar 279 juta data dijual di situs surface web Raid Forum.
Ratusan data tersebut dijual oleh seorang anggota forum dengan akun "Kotz". Dalam keterangannya, Kotz mengatakan data tersebut berisi NIK, nomor ponsel, e-mail, alamat, dan gaji. Dari 279 juta data, 20 juta di antaranya disebut memuat foto pribadi.
Seorang pengguna Twitter dengan akun @Br_AM mengungkap bahwa dataset yang diduga berisi data pribadi penduduk Indonesia itu dijual dengan harga 0,15 bitcoin atau sekitar Rp 84,4 juta.
Hal itu didapatkannya setelah mencoba menghubungi sang penjual. Dalam tangkapan layar percakapan @Br_AM dan penjual, diklaim bahwa dataset tersebut diambil dari situs bpjs-kesehatan.go.id.
Pernyataan kebocoran dari situs BPJS-Kesehatan ini diperkuat oleh Pakar keamanan siber. Dikutip dari Kontan Kepala lembaga riset siber Communication & Information System Security Research Center (CISSReC), Pratama Persadha mengatakan benar adanya jika dilihat dari sampel data.
"Sepertinya yang bocor bukan dari sistem servernya Dukcapil tempat data EKTP, tetapi dari BPJS Kesehatan kalau dilihat dari sampel datanya," kata Pratama.
Bukti Adanya Peretasan
Di situs Raid Forum, penjual tidak menuliskan berapa harga yang dipatok untuk mendapatkan dataset yang diklaim data pribadi penduduk Indonesia. Namun penjual menyertakan tiga tautan berisi sampel data yang bisa diunduh secara gratis.
“Ada data NIK dan KK yang bisa secara random dicek dan ternyata betul data tersebut cocok saat dicek. Artinya memang data yang disebar tersebut benar data dari tanah air, yang kemungkinan besar dari BPJS Kesehatan. Untuk data satu juta yang bisa didownload tadi kami lihat memang cukup lengkap, ada nama, tempat tanggal lahir, alamat, jumlah tanggungan dan nomor HP. Bahkan ada NIK KTP dan NPWP juga," ungkap Kepala lembaga riset siber Communication & Information System Security Research Center (CISSReC) yang dikutip dari Kontan.
Salahsatu rekan media dari KompasTekno juga mencoba mengunduh data-data tersebut dan mencoba mengidentifikasi secara acak.
Baca juga : Ketahui Pentingnya Password Manager
Hasilnya, beberapa nomor ponsel teridentifikasi di aplikasi Get Contact dengan nama yang mirip dengan data yang ada di sampel. Beberapa nomor lain yang dicoba juga teridentifikasi di aplikasi Get Contact namun dengan nama yang berbeda.
Ketika menelusuri beberapa nama di Google, sangat mudah untuk menemukan media sosial mereka yang tidak jarang mencakup identitas alamat lengkap, yang ternyata juga cocok dengan sampel.
Namun, banyak juga data yang tidak cocok dan tidak teridentifikasi ketika ditelusuri dengan mesin pencarian. Demikian, belum diketahui pasti keabsahan data penduduk Indonesia yang diretas ini.
Pratama Kepala lembaga riset siber Communication & Information System Security Research Center (CISSReC) juga mengungkap meski sampel menunjukan peretas mengambil data dari situs BPJS-Kesehatan, kemungkinan besar peretas berbohong dengan klaim yang disampaikan.
"Namun menurut klaim pelaku yang punya data 279 juta penduduk, harusnya jumlah data user BPJS tidak sebanyak itu. Artinya bisa klaim pelaku berlebihan atau bohong, bila benar data BPJS Kesehatan," ujarnya.
Karena hingga Mei 2021 Kepala Humas BPJS Kesehatan M Iqbal Anas Ma'ruf mengatakan bahwa jumlah peserta BPJS Kesehatan adalah 222,4 juta jiwa.
Tanggapan BPJS-Kesehatan
Saat ini, pihaknya sedang melakukan penelusuran untuk memastikan apakah benar data tersebut berasal dari BPJS Kesehatan.
"Kami sudah mengerahkan tim khusus untuk sesegera mungkin melacak dan menemukan sumbernya," kata Iqbal.
Dia mengatakan, saat ini BPJS Kesehatan sudah mengerahkan tim khusus untuk melacak dan menemukan sumbernya.
“Namun, perlu kami tegaskan bahwa BPJS Kesehatan konsisten memastikan keamanan data peserta BPJS Kesehatan dilindungi sebaik-baiknya,” ujar dia.
Baca juga : #ClusterInternetSehat, Kenali Bahaya Siber
Iqbal menyebutkan, dengan big data kompleks yang tersimpan di server BPJS, BPJS Kesehatan memiliki sistem pengamanan data yang ketat dan berlapis. Hal ini bagian dari upaya untuk menjamin kerahasiaan data tersebut termasuk di dalamnya data peserta JKN-KIS.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) sendiri belum bisa memastikan kebenaran dari peretasan ini.
Dedy Permadi Juru Bicara Kementerian Kominfo mengungkap akan menginformasikan lebih lanjut mengenai peretasan yang terjadi.
“Kementerian Kominfo sedang melakukan pendalaman atas dugaan kebocoran data tersebut. Saat ini belum bisa disimpulkan apakah data di Raid Forums itu benar kumpulan NIK KTP, BPJS, dan lain-lain, Nanti perkembangannya akan diinformasikan lebih lanjut," ujarnya.
Seberapa amankah industri digital di Indonesia? Kajian mengejutkan dari Microsoft
Selasa, 30 Juni 2020 | 20:25 WIB
Hati-hati beselancar di dunia maya.
Jumat, 10 Juli 2020 | 10:14 WIB
Hari Internet Sedunia, ayo luangkan 2 menit mu untuk periksa keamanan akun
Selasa, 9 Februari 2021 | 12:36 WIB
Airbnb sedang bertransformasi menjadi semacam media sosial buat traveler. Fitur-fitur baru yang dihadirkan akan membantu para pelancong yang ingin keep in touch dengan teman perjalanan.
Selasa, 28 Oktober 2025 | 19:05 WIB
Pengunjung mendapatkan kesempatan eksklusif untuk mencoba langsung laptop, smartphone, hingga aksesori gaming yang sudah terintregasi AI, bukan sekedar membaca review online.
Senin, 27 Oktober 2025 | 18:32 WIB
Selama ini penyanyi menjadi satu-satunya "bintang"dalam sebuah lagu. Dengan SongDNA, Spotify ingin pendengar tahu siapa saja sosok di balik penciptaan lagu tersebut.
Kamis, 16 Oktober 2025 | 15:39 WIB
Karya-karya ini tidak hanya menjadi tampilan visual, tetapi juga simbol eksplorasi, ketekunan, dan identitas kreatif generasi muda Indonesia
Selasa, 7 Oktober 2025 | 10:36 WIB
Magnum menggunakan Giuseppe AI milik NotCo untuk melakukan reformulasi produk agar lebih seimbang secara nutrisi, termasuk menciptakan varian berbasis nabati.
Senin, 29 September 2025 | 14:34 WIB
Teknologi biometrik face recognition segera diterapkan untuk registrasi e-SIM. Aturan Komdigi ini dukung keamanan data dan cegah penipuan digital.
Jumat, 26 September 2025 | 17:08 WIB
Format Instagram baru ultra-wide 5120×1080, atau yang sering disebut video geprek, meledak karena ada unsur estetika seperti layar bioskop dalam satu frame.
Kamis, 25 September 2025 | 15:04 WIB
Keunggulan Meta Ray-Ban Display adalah sebagai kacamata pintar yang diharapkan mampu menggantikan peran smartphone dalam kehidupan sehari-hari.
Selasa, 23 September 2025 | 15:32 WIB
Konsumen Indonesia semakin fokus pada value for money
Jumat, 19 September 2025 | 15:42 WIB
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta merilis Portal Satu Data Jakarta dengan tampilan baru. Bedanya, kali ini tampilannya jauh lebih interaktif berkat tambahan fitur chatbot berbasis AI.
Senin, 15 September 2025 | 14:54 WIB
Talenta data tidak hanya sekadar bisa membaca data, tetapi juga mampu mengubah data menjadi insight
Jumat, 12 September 2025 | 15:37 WIB
Pengguna sedang tergila-gila dengan Nano Banana, model terbaru Google untuk editing foto. Selain itu, Google juga memperkenalkan fitur baru di Gemini Ultra dan Pro, yaitu Photo-to-Video.
Senin, 8 September 2025 | 10:00 WIB
Salah satu penggemar game Roblox dengan nama Ands/Kirito. berhasil mengajak komunitas dan pengguna X berdonasi untuk keluarga almarhum Affan Kurniawan.
Selasa, 2 September 2025 | 15:04 WIB
Warganet ramai membagikan situasi Demo DPR melalui berbagai platform media sosial
Jumat, 29 Agustus 2025 | 12:22 WIB
Kebutuhan talent data meningkati, apa yang perlu dipelajari generasi muda?
Rabu, 27 Agustus 2025 | 11:45 WIB