PT M-Cash Integrasi Tbk (MCI) hari ini (1/11) resmi melakukan Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan melepas sebanyak-banyaknya 216.983.300 saham. Nilai nominal saham dipatok seharga Rp 100 per saham, sedangkan harga penawaran resmi ke publik sebesar Rp1.385 per saham.
Langkah ini menjadikan Perseroan sebagai emiten ke-28 di 2017, atau ke-561 yang sudah mencatatkan sahamnya di bursa. PT MCI merupakan agen kios digital pertama di Indonesia yang mampu mengeluarkan berbagai jenis kartu fisik, termasuk mobile SIM (Subscriber Identity Module), dan e-money dengan registrasi secara otomatis.
Selain itu, M-Cash menyediakan layanan top up pulsa telepon, pembayaran tagihan rutin, mal/mart directory, iklan (co-branding), berbagai voucher, flash sales points, transaksi e-commerce, dan berbagai produk digital lainnya.
Target Ekspansi M-Cash Pasca IPO
Dalam bisnisnya, M-Cash telah bekerja sama dengan 31.900 outlet modern dan 4,6 juta outlet tradisional. Pada 2017 Perseroan bersiap melancarkan target menjangkau 1.000 titik baru untuk penyebaran kiosk sebagai layanan M-Cash.
Setelah M-Cash akan menambah 4.000 kios pada tahun 2018 dan 10.000 kios pada 2019. Ini tentu membutuhkan pendanaan yang besar. Revenue MCI sejak April tahun ini terhitung Rp 269 miliar dengan bottom line Rp 3 miliar.
M-Cash melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan melepas 216 juta saham, atau setara 25% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Dengan harga IPO tersebut, M-Cash melakukan right issue senilai Rp 300 miliar, yang sebagian besar akan digunakan untuk modal kerja.
M-Cash mendapatkan sejumlah anchor buyer baik dari institusi lokal maupun asing yang berasal dari Hong Kong, Australia, Amerika Serikat, dan Singapura, di antaranya adalah PAG Asia Capital dan Maybank Asset Management. Hingga saat ini saham M-Cash sudah oversubscribed 10,69 kali dan penawaran untuk investor ritel mengalami oversubscribed 69,5 kali.
Kresna Sekuritas (KREN) bersama Trimegah Sekuritas menjadi penjamin pelaksana emisi efek aksi korporasi ini. Mandiri Sekuritas, Batavia Prosperindo Sekuritas dan Panca Global Sekuritas ikut ambil bagian sebagai penjamin emisi efek.
Investasi di Value Chain Payment Industry
Dalam ekosistem di industri pembayaran, pemetaan rantai nilai industri sangat penting dilakukan. Mulai dari akuisisi merchant hingga penguasaan titik distribusi yang punya touchpoint langsung dengan pelanggan.
E-wallet provider, kios interaktif, point of sales, merupakan contoh-contoh titik distribusi yang sangat perlu dikuasai untuk mendapatkan adopsi pelanggan. Sedangkan pada posisi agregator, kemampuan untuk mengumpulkan billers untuk pembayaran, retailer untuk distribusi voucher, distributor tiket, e-commerce untuk alat pembayaran, akan memberikan alasan mengapa alat pembayaran ini dibutuhkan.
Omni channel payment (O2O/online to offline) yang menjadi model M-cash perlu memenangkan titik distribusi dan akuisisi merchants. Kios ini terbukti menjadi model pembayaran sukses di berbagai negara. Di Singapore dengan Netz, di Indonesia dengan M-cash.
Dari inovasi layanan M-Cash menuju IPO merupakan kolaborasi antara founder M-Cash, JAS Kapital, dan Kresna Graha. Adalah Martin Suharlie, Jahja Suryandy, Izak Jenie dan Dian Kurniadi yang berada dibaliknya.
Penguasaan atas titik distribusi pun menjadi kunci sukses adopsi alat pembayaran. Dengan menempatkan kios pembayaran di minimarket, pengguna akan melihat kemudahan, muncul ketertarikan, dan terciptalah habitat baru. Cara ini mampu memberikan kontribusi hingga 30% dari revenue, sangat memberikan benefit bagi minimarket maupun pelanggan.
Kresna Graha menjadi investor perusahaan untuk merealisasi target 1.000 outlet kios di seluruh Indonesia, salah satunya adalah melalui kemitraan dengan perusahaan ritel modern seperti Fresh Market dan Ranch Market yang berlokasi di Jakarta dan Bekasi. Ke depannya, kios digital akan segera hadir di gerai Hero, Hypermart, beberapa merek ritel minimarket lokal di Bali, Jakarta, dan kota lainnya.
- Editor: Wicak Hidayat
- Sumber: Medium