LogoDIGINATION LOGO

Jangan Terlalu Lama Tidur Saat Weekend. Tanya Kenapa?

author Oleh Aulia Annaisabiru Ermadi Minggu, 10 Maret 2019 | 10:00 WIB
Share
Ilustrasi tidur saat weekend (shutterstock)
Share

Banyak orang beranggapan weekend adalah waktu yang tepat untuk tidur selama mungkin. Ini untuk membalas hilangnya waktu tidur saat weekday karena pekerjaan. Sebagian orang mugkin akan merasa lebih segar setelah tidur lama saat weekend, tapi bukan berarti kamu bisa menjadikannya suatu kebiasaan.

Penelitian terbaru University of Colorado-Boulder, Amerika Serikat menunjukkan tidur terlalu lama saat weekend bukan strategi efektif untuk mengembalikan waktu tidur yang hilang. Sebaliknya ini justru dapat mengganggu metabolisme tubuh yang pada gilirannya dapat mempengaruhi kinerja. 

 Istirahat

Bagi orang dewasa, jumlah waktu tidur ideal untuk meningkatkan kesehatan dan produktivitas adalah 7-8 jam setiap hari. Kurang tidur tidak hanya mengganggu metabolisme tubuh, memicu berbagai penyakit seperti diabetes dan obesitas, tapi juga dapat menghambat konsentrasi dan kinerja saat di kantor.

Untuk mengetahui lebih jelas, apakah kebiasaan tidur "balas dendam" saat weekend merupakan solusi terbaik untuk mengembalikan waktu tidur yang hilang, para peneliti yang dipimpin oleh Christopher Depner dan Wright mencoba mencari tahu dengan melakukan penelitian kepada beberapa orang.

Setiap peserta dibagi menjadi tiga kelompok dan diberikan tugas masing-masing. Kelompok pertama setiap malam tidur selama 9 jam selama sembilan hari. Kelompok kedua, tidur lima jam setiap hari. Kelompok tiga, tidur lima jam setiap hari plus saat weekend mereka boleh tidur selama mungkin.

Hasilnya, pada dua kelompok yang tidur hanya lima jam perhari mengalami kekurangan waktu tidur, menyebabkan peningkatan konsumsi cemilan. Untuk kelompok pertama yang tidur selama 9 jam, mereka mengkonsumsi lebih sedikit kalori setelah makan malam dibandingkan kelompok dua dan tiga. Pada kelompok tiga yang diperbolehkan tidur selama mungkin saat weekendjustru makan lebih banyak setelah makan malam hingga menyebabkan kenaikan berat badan.

Baca juga: Ternyata Bisa, Liburan Tapi Tetap Produktif!

Ilustrasi mengecek kesehatan (shutterstock)
Masalah kesehatan

Penelitian tersebut juga menunjukkan kekurangan tidur dapat mengakibatkan penurunan sensitivitas insulin. Insulin adalah harmon yang berperan dalam penyerapan glukosa dalam tubuh dan menjaga kadar gula darah tetap seimbang. Jika insulin dalam tubuh tidak bekerja seperti biasanya, kadar gula darah naik dan memicu berbagai masalah kesehatan seperti diabetes.

Hasil penelitian tersebut, pada kelompok satu terjadi penurunan sensitivitas insulin sekitar 13%. Kelompok ketiga yang diperbolehkan tidur lebih banyak saat weekend menunjukkan tingkat penurunan yang lebih rendah yaitu 9-27% pada seluruh tubuh termasuk hati dan otot.

"Temuan kami menunjukkan bahwa sensitivitas insulin khususnya pada otot dan hati lebih rendah pada subyek yang tidur lama saat weekend," kata Depner. "Hasil ini menunjukkan bahwa kebiasan tidur "balas dendam" saat weekend tidak bisa mengganti waktu tidur yang sudah hilang sebelumnya."

Baca juga: Lebih Produktif di Era Digital? Bisa!

Ilustrasi rekreasi (shutterstock)
Rekreasi

Daripada hanya tidur berjam-jam selama weekend, lebih baik keluar berjalan-jalan atau rekreasi. Menjadi sukarelawan, anggota klub, belajar bahasa baru, melukis, menari atau olahraga bisa menjadi pilihan kegiatan saat weekend.

Tak hanya membuat tubuh makin segar, tapi juga dapat mempertajam sisi kreatifmu, menghilangkan stres dan bertemu orang baru, nenemukan perspektif baru.

Sudah dapat pencerahan, kan?

Baca juga: 2019 Ganti Kantor, Biar Makin Produktif!

Sumber: https://www.entrepreneur.com/article/329389

https://www.theladders.com/career-advice/study-yes-you-may-be-able-to-catch-up-on-sleep-in-the-weekend

  • Editor: Dikdik Taufik Hidayat
  • Sumber: Entrepreneur, The Ladders
TAGS
RECOMMENDATION
LATEST ARTICLE