Melejitnya Bitcoin membuat dunia cryptocurrency menjadi sangat populer. Bahkan beberapa perusahaan mulai mewaspadainya.
Sebut saja salah satunya adalah Google, yang sudah mulai memblokir cryptocurrency di beberapa layanannya, seperti di iklan dan juga ekstensi Chrome miliknya.
Padahal kalau kamu tahu, dunia cryptocurrency sebenarnya juga berisi banyak wirausahawan, visioner, dan ahli komputer yang mempertaruhkan karirnya di bidang mata uang digital.
Mereka hampir sama dengan wirausahawan yang berhasil mengembangkan perusahaannya menjadi raksasa teknologi, seperti Mark Zuckerberg, Jeff Bezos, dan Jack Dirsey.
Dilansir halaman INC, ada lima nama orang yang menjadi pioneer di cryptocurrency yang seharusnya setenar nama-nama yang telah disebutkan.
Vitalik Buterin
Pernah mendengar Ethereum? Buterin adalah pendirinya. Dia adalah pria berkelahiran Rusia. Namun saat berumur tujuh tahun, dia pindah ke Kanada.
Pada tahun 2013, saat berusia sembilan belas tahun, Buterin mempublikasikan tulisannya yang menjelaskan bagaimana blockchain dapat digunakan untuk melacak selain pergerakan token, tetapi juga melakukan smart contracts.
Pada tahun berikutnya, dia keluar dari Universitas Waterloo, mengambil hibah dari Peter Thiel sebesar USD 100.000, dan mendirikan Ethereum.
Saat ini, Ethereum telah menjadi cryptocurrency terbesar kedua dengan kapitalisasi pasar sebesar US 68 miliar, dan telah mendukung banyak ICO.
Baca Juga:
Google Blokir Ekstensi 'Nakal' di Chrome
Charlie Lee
Lahir di Pantai Gading, Charlie Lee, yang memiliki orang tua Cina, tiba di Amerika Serikat di usianya yang ketiga belas tahun.
Charlie Lee merupakan lulusan dari Computer Science di MIT. Dan setelah lulus, dia bekerja pada beberapa perusahaan perangkat lunak selama tujuh tahun sebelum menjadi bagian Google pada tahun 2007.
Di perusahaan raksasa tersebut, Lee akhirnya mengenal Bitcoin, dan mulai melakukan penambangan, serta menjalin hubungan dengan Mike Hearn, yakni salah seorang pengembang cryptocurrency pertama.
Pada tahun 2011, Lee kemudian mengembangkan cryptocurrency pertamanya, Fairbix, yang pada akhirnya gagal karena terlalu banyak pre-mining dan rentan diserang.
Namun pada usahanya yang kedua, Lee berhasil mengenalkan Litecoin. Mata uang digital ini bahkan disebut sebagai mata uang perak untuk Bitcoin sebagai mata uang emasnya.
Litecoin akan mengambil setiap transaksi yang bernilai kecil di e-commerce, dan menyerahkan transaksi bernilai besar kepada Bitcoin.
Saat ini, Litecoin buatan Lee ini bahkan sudah menjadi cryptocurrency terbesar kelima, setelah Bitcoin, Ethereum, Ripple dan Bitcoin Cash.
Elizabeth Stark
Sebagian besar pioneer cryptocurrency merupakan orang-orang yang berasal industri pemrograman genius dengan keinginan membalikkan cara tradisional dalam berbisnis.
Namun cukup berbeda, Elizabeth Stark merupakan sarjana hukum dari Harvard, yang juga sempat mengajar di Stanford dan Yale.
Keyakinannya tentang masa depan cryptocurrency dan tekadnya untuk membuka kekuatan blockchain membuatnya menekuni cryptocurrency.
Stark mendirikan sebuah perusahaan bernama Lightning pada tahun 2016. Berbeda dengan perusahaan lain, perusahaan ini tidak meluncurkan token baru atau berkompetisi dengan blockchain.
Namun sebaliknya, perusahaan Stark ini memilih untuk mengembangkan protokol baru di atas blockchain. Perusahaan ini telah merilis kode sumber pertamanya di GitHub.
Baca Juga:
Blockchain, Teknologi di Balik Bitcoin yang Dilirik Banyak Industri
Roger Ver
Jika berbicara tentang tokoh cryptocurrency yang paling kontroversial, maka Roger Ver bisa menjadi salah satu orang yang masuk ke dalam daftar tersebut.
Mantan CEO perusahaan komputer MemoryDealers.com ini pernah menjalani hukuman kurungan penjara karena menjual petasan di eBay.
Ver memiliki cukup investasi dalam cryptocurrency, dan berharap mata uang digital dapat bersaing dengan mata uang nasional.
Investasinya tersebut termasuk ke dalam Kraken dan Ripple, tetapi dia lebih terkenal karena investasinya ke dalam Bitcoin Cash, yakni garpu Bitcoin dengan kapasitas yang lebih besar.
Da Hongfei
Tidak mengherankan kalau banyak pioneer yang muncul di belakang Great Chinese Firewall. Hal tersebut karena banyak pertumbuhan di bidang cryptocurrency terjadi di Cina.
Da Hongfei merupakan salah satunya, yang mana baru mendengar cryptocurrency pada tahun 2011 dan mulai fokus di dalamnya pada tahun 2013.
Pada tahun 2014, melalui perusahaannya, yakni OnChain, Hongfei meluncurkan mata uang digital Antshares, yang menjadi saingan Ethereum di Cina.
Koin tersebut telah berganti nama menjadi NEO dan, dengan dukungan pemerintah Cina, telah berkembang menjadi cryptocurrency terbesar keenam berdasarkan kapitalisasi pasar.
- Editor: Wicak Hidayat
- Sumber: INC