LogoDIGINATION LOGO

Asosiasi Blockchain Indonesia (ABI) Resmi Berdiri

author Oleh Desy Yuliastuti Rabu, 21 Maret 2018 | 10:46 WIB
Share
Asosiasi Blockchain Indonesia (ABI) secara resmi diluncurkan hari ini, Rabu, 23 Maret 2018
Share

Asosiasi Blockchain Indonesia (ABI) secara resmi diluncurkan hari ini, Rabu, 23 Maret 2018. Asosiasi yang didirikan di Jakarta pada tanggal 18 Januari 2018 ini, merupakan wadah bagi para pelaku industri yang memiliki visi yang sama untuk berinovasi, memajukan dan membentuk ekosistem teknologi blockchain Indonesia yang berkualitas.

Menurut Oscar Darmawan, Chairman ABI, “Teknologi blockchain memiliki potensi yang sangat besar dan Indonesia memiliki talenta yang mumpuni. ABI ingin mengambil momentum ini untuk dapat mengambil manfaat yang maksimal bagi Indonesia,” ujar Oscar dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (23/3/2018).

Asosiasi Blockchain Indonesia didirikan enam perusahaan Blockchain di Indonesia, yakni Blocktech Indonesia, Blockchain Zoo, INDODAX, Indonesian Blockchain Network, Luno, dan Pundi X. Oscar menambahkan, kepada anggotanya, ABI bertujuan untuk memudahkan akselerasi adopsi teknologi blockchain dalam era industry 4.0, melalui integrasi, kolaborasi dan pertukaran pengetahuan.

Sebagai mitra pemerintah, ABI bertujuan untuk menghimpun pelaku industri agar menjadi mitra pemerintah yang berkemampuan dalam merumuskan kebijakan yang diperlukan untuk kemajuan ekosistem teknologi blockchain. ABI berkomitmen untuk menjalin kerja sama erat dengan seluruh pemangku kepentingan, baik pemerintah maupun non pemerintah, termasuk namun tidak terbatas kepada Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, Badan Ekonomi Kreatif, BI, OJK, PPATK dan Asosiasi Fintech Indonesia. Tak hanya itu, menurut Oscar, ABI juga akan menjadi anggota KADIN Indonesia.

Yos Ginting, Ketua Dewan Pengawas ABI mengatakan, sebagai sebuah teknologi yang baru yang berkembang sangat pesat, antusiasme dari para pelaku industri anggota ABI perlu ditopang oleh regulasi yang akomodatif dan yang dapat memaksimalkan manfaat teknologi blockchain.

“Perlu pendekatan yang berimbang antara aspek keberhati-hatian dan aspek pencapaian potensi manfaat perekonomiannya. .Pembatasan yang ada, harus diimbangi dengan ketersediaan kebebasan untuk bereksperimen, agar talenta dan potensi yang kita miliki tidak tersia-siakan,” jelas Yos.

Adapun Rosan P. Roeslani, Ketua Umum KADIN Indonesia menuturkan, Era Industri 4.0, yang akan ditandai dengan meluasnya aplikasi kecerdasan buatan, robotika, teknologi nano, bioteknologi dan blockchain, perlu secara maksimal di antisipasi oleh pelaku industri.

“KADIN Indonesia akan memayungi dan memberikan pendampingan yang terbaik agar berdirinya A-B-I dapat menjadi katalis terbentuknya ekosistem yang dapat memaksimalkan pemanfaatan teknologi blockchain,” ujarnya.

Asosiasi Blockchain Indonesia terbilang unik karena memiliki basis di Indonesia, tetapi memiliki keanggotaan global. Kesamaan visi yang didukung dari pengalaman dan perspektif global membantu membuat Indonesia menjadi pemimpin global dalam teknologi blockchain.

  • Editor: Wicak Hidayat
TAGS
LATEST ARTICLE