
Memberdayakan Green Data Center
Cloud jika tidak diolah dengan benar dapat mencemari bumi, Green Data Center menjadi solusi.
Jumat, 7 Mei 2021 | 11:38 WIB
UMKM dituntut untuk Go Digital, strategi pemasaran juga selalu digiatkan, hal tersebut tentu baik untuk eksistensi produk, namun bagaimana nasib produk yang memiliki volume besar dan berat diatas 10kg untuk penjualan di e-Commerce?
Pendistribusian barang atau logistik menjadi penting seiring dengan digiatkan industri 4.0. Menurut Current State Of Indonesia’s Logistics Industry in 2019, Logistik di Indonesia mengalami peningkatan 17% volume distribusi logistik nasional antara 2016-2019, terutama disebabkan oleh distribusi end-to-end.
Sayangnya peningkatan distribusi end-to-end masih memerlukan penanganan yang baik. Indonesia Freight Logistics Maket Studi menyebut biaya logistik di Indonesia masih tinggi sekitar 25-30% dari PDB, hal tersebut menunjukkan masih ada ruang untuk perbaikan dengan menurunkan biaya menjadi kurang dari 5% dari PDB agar sejajar dengan negara-negara kawasan.
Hal ini diperkuat dengan data Kementerian Perhubungan, menurut data Kemenhub, biaya logistik di Indonesia sekitar 29% dari total PDB di 2018, lebih besar dibanding angka 24% di tahun 2016. Data Bank Dunia di tahun yang sama pun memperlihatkan, Indonesia ada di posisi ke-63 dari 160 negara untuk indeks performa logistik.
Permasalahan lain timbul pada produk yang memiliki volume besar dan berat seperti penjualan produk dengan partai besar. Di e-Commerce sendiri, biaya ongkos kirim menggunakan cargo minimal rata-rata Rp6000/kg, sedangkan kampanye gratis ongkos kirim kebanyakan e-commerce dan jasa pengiriman tidak terlalu banyak bagi produk dengan partai besar.
Lalu bagaimana pemerintah dan penyedia e-Commerce melihat ini?
Selama ini, pemecahan masalah untuk produk partai besar menggunakan consolidator seperti penggunaan kontainer parsial. Jadi seluruh produk dari berbagai perusahaan yang memiliki tujuan pengiriman yang sama akan dimasukan kedalam satu kontainer.
Permasalahannya, pada sistem ini pemilik usaha tidak bisa dengan tenang mengantarkan produknya langsung ke customer secara end-to-end.
I Made Dodi Narindra Anggota Komisi X DPR-RI dalam Bimtek Pemasaran Ekonomi Kreatif Senin, 23 November 2020, di hotel Santika Premiere BSD, Tangerang Selatan juga membenarkan, problem utama pada industri 4.0 adalah dari biaya logistik.
Tingkat efisiensi masih menempatkan logistik Indonesia jauh dibawah negara-negara ASEAN. Bahkan biaya angkut dari Padang ke Jakarta jauh lebih mahal, dibandingkan biaya angkut dari China ke Jakarta, ini memang problem logistik yang masih terus diupayakan solusinya.
“Biaya ekspor kita itu masih kalah, terutama jika masuk ke pasar platform digital. Cost of logistic ini memang menjadi PR yang masih terus dipikirkan dan belum memiliki solusi jika ingin memasarkan di pasar luar negeri,” kata I Made Dodi Narindra Anggota Komisi X DPR-RI.
Sebagai pemecahan masalah logistik, dalam Virtual Discussion Smart Logistics Indonesia ‘Logistics Talk’ Selasa, 24 November 2020, Dr. Cris Kuntadi Staf Ahli Menteri Perhubungan, Kementerian Perhubungan Republik Indonesia mengungkapkan Kemenhub telah merubah paradigma pembangunan salah satunya perubahan dari APBN menjadi Pembiayaan Investasi Non-Anggaran Pemerintah (PINA) dan Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU), serta adanya perubahan dari subsidi ke alokasi infrastruktur dalam memperbaharui perputaran biaya operasional.
Smart Logistic Indonesia juga mengajarkan konsep Smart Logistics sebagai upaya modernisasi cara kerja logistik dengan teknologi.
Pengertian Smart Logistics
Pada era industri 4.0 kecepatan dan kapasitas menjadi penentu daya saing, penerapan teknologi informasi mutlak diperlukan untuk meraih keunggulan. Smart Logistics adalah pendistribusian dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi. Pada dasarnya, konsep Smart Logistics lahir dengan tujuan menekan biaya operasional dan pelayanan untuk konsumen tetap prima.
“Implementasi Smart Logistics membantu membentuk organisasi dan proses operasi yang lebih ramping, karena efisiensinya,” kata Albert Koto, O2O Senior Logistic Operation & Partnership Manager Bukalapak.
Smart Logistics memanfaatkan aliran data komponen-komponen penting dalam proses pengiriman barang, misalnya pengemasan, penyimpanan, dan distribusi/ transportasi, melalui kecanggihan teknologi seperti penggunaan Radio Frequency Identification (RFID), GPS, bahkan teknologi Internet of Things, serta bantuan Cloud Computing sehingga lebih mudah diakses dan dianalisis.
Efisiensi Smart Logistics
Pada presentasinya, Albert Koto, O2O Senior Logistic Operation & Partnership Manager Bukalapak memaparkan efisiensi Smart Logistics sebagai inovasi logistik di Indonesia, berikut pemaparannya:
Menciptakan rasio biaya yang lebih baik
Pemahaman tentang bagaimana operasi berdampak pada biaya secara keseluruhan sangatlah penting. Data historis dan pemrosesan data lebih lanjut akan membantu mendukung inisiatif pengurangan biaya apa pun atau sekadar pemeriksaan kesehatan rasio biaya berkala.
Menghilangkan pemborosan selama proses operasi
Menuju operasi lean, diharapkan dapat menghasilkan hasil yang lebih besar dengan sumber daya yang lebih sedikit. Teknologi membantu mengidentifikasi pemborosan yang sedang berlangsung yang membebani operasi, termasuk waktu tunggu yang berlebihan.
Mempertahankan tingkat layanan yang baik terhadap pelanggan
Memuaskan pelanggan adalah hal terpenting yang harus dicapai. Menerapkan teknologi apa pun yang memberi ruang untuk lebih fokus melayani pelanggan pada detail operasi.
Pemerintah dan Penyedia e-Commerce selalu mengupayakan masalah logistic yang masih menjadi kendala di Indonesia, terutama untuk muatan produk partai besar ke platform marketplace untuk Go International. Pada akhirnya, Smart Logistics digadang menjadi jawaban atas tingginya biaya logistic selama ini. Penerapan dan penyempurnaannya masih diupayakan agar industri 4.0 berjalan dengan semestinya.
Cloud jika tidak diolah dengan benar dapat mencemari bumi, Green Data Center menjadi solusi.
Jumat, 7 Mei 2021 | 11:38 WIBNo Worry, merayakan tahun baru di rumah juga bisa spesial kok
Rabu, 30 Desember 2020 | 22:25 WIBMasih musim diskon nih, belanja lagi yuk!
Selasa, 29 Desember 2020 | 16:15 WIBCoba tengok aplikasi edit foto ini biar liburannya lebih berkesan
Rabu, 23 Desember 2020 | 17:03 WIBSekolah Vokasi sebagai sarana alternatif tambah pengalaman
Selasa, 22 Desember 2020 | 19:25 WIBTeknologi berkembang, manusia juga yang menyesuaikan dengan kebutuhan
Selasa, 22 Desember 2020 | 19:24 WIBYuk bisa naikin omzet tahun depan. Yuk bisa yuk!
Senin, 14 Desember 2020 | 16:44 WIBYuk persiapan buat Harbolnas untuk para pemilik brand
Kamis, 10 Desember 2020 | 17:47 WIBSiap-siap belanja menjelang Harbolnas 12-12 nih!
Rabu, 9 Desember 2020 | 18:53 WIBMasih ragu buat berinvestasi, simak artikel ini dulu yuk!
Jumat, 4 Desember 2020 | 18:43 WIBMulai investasi yuk, sekarang semakin gampang lho!
Kamis, 3 Desember 2020 | 19:22 WIBTips buat para pemburu diskon belanja
Rabu, 2 Desember 2020 | 19:38 WIBSalah satu tips termanjur saat cari kerja: relasi
Selasa, 1 Desember 2020 | 14:45 WIBYuk mulai merintis usaha
Senin, 30 November 2020 | 16:49 WIBSmart Logistic bisa jadi andalan UMKM untuk memperluas layanan
Jumat, 27 November 2020 | 08:50 WIB