EY Bocorkan Strategi Bisnis Perusahaan Teknologi 2023 

Oleh: Nur Shinta Dewi
Jumat, 24 Februari 2023 | 16:37 WIB

 

Startup telah di cap sebagai perusahaan teknologi yang sangat update dan inovatif. Ketika kebutuhan konsumen berubah, startup sangat sigap menyesuaikan model bisnis agar tetap relevan. Meski demikian tidak jarang startup terjebak dalam bisnis mereka sendiri. Ditambah minimnya sumber daya manusia yang melek teknologi menjadi hambatan tersendiri.

Mengatasi tantangan ini Ernst & Young (EY) baru saja mengeluarkan laporan bertajuk “10 peluang terbaik bagi perusahaan teknologi pada 2023”. Laporan ini mengungkap bahwa sektor teknologi dapat tetap bertahan dan mengatasi kondisi buruk untuk mendorong pertumbuhan ekonomi lebih baik lagi.

Berikut beberapa strategi yang dapat diterapkan oleh startup agar dapat bertahan pada tahun ini :

Potensi M&A

Aksi merger and acquisition (M&A) telah banyak ditempuh oleh sejumlah startup di Indonesia. Menurut laporan EY, ini menjadi langkah strategis apabila melihat situasi makro dan volatilitas keuangan saat ini. 

Ketika tren investasi venture capital (VC) mulai melambat, situasi ini meningkatkan peluang bagi korporasi untuk melakukan M&A dengan perusahaan yang sedang berkembang atau yang sudah menunjukkan traksi dan pertumbuhan positif.

Baca juga : Organic Channel, Bikin Digital Marketing Kamu Makin Maksimal Meski Low Budget

Akuisisi dengan skala besar dan transformatif disebut dapat membuka kesempatan bagi perusahaan teknologi ke pasar baru atau vertikal yang berdekatan, seperti healthtech atau fintech.

“Apakah tujuannya mendapatkan talenta, teknologi, bisnis, atau pangsa pasar baru, M&A akan menjadi cara yang baik untuk memperkaya ekosistem startup. Ini adalah opsi yang harus terus dicermati oleh para pendiri startup dan investor untuk tahun ini," kata EY Indonesia Strategy and Transactions Partner Oki Stefanus.

Mempertahankan talenta terbaik

Dalam rangkumannya, EY menyebutkan bahwa ada penyelarasan ulang dalam prioritas kerja selama pandemi. Sebanyak 56% karyawan di sektor ini mengindikasikan bahwa mereka sedang mempertimbangkan untuk meninggalkan pekerjaannya saat ini untuk mendapatkan gaji lebih tinggi, program kesejahteraan yang lebih baik, dan peluang karir baru.

Dalam hal ini mempertahankan talenta terbaik sangat penting untuk kesuksesan bisnis. Kehilangan karyawan terbaik dapat mengakibatkan peningkatan biaya, penurunan produktivitas, dan dampak negatif pada moral. Maka itu, perusahaan perlu menerapkan strategi untuk mempertahankan talenta terbaik mereka.

"Dalam lanskap yang kompleks ini, bisnis harus menyeimbangkan tenaga kerja dengan mengambil langkah-langkah untuk mempertahankan karyawan terbaik, mendefinisikan ulang pengalaman kerja hybrid, membina beragam tim dan budaya yang inklusif, serta mengatasi kekhawatiran karyawan yang muncul," kata EY Global TMT People Advisory Services Leader Susan Robinson

Baca juga : Centang Biru Instagram dan Facebook Bakal Berbayar

Analytics tools untuk optimalkan pendapatan

Saat ini kita sudah mengetahui jika data bisa diambil dari interaksi dengan pelanggan, trafik website, media sosial, dan laporan penjualan. Namun, ternyata mengumpulkan data saja tidak cukup. 

Perusahaan perlu memanfaatkan analytics tools untuk memahami data dan memanfaatkannya dalam mengoptimalkan pendapatan mereka. Menurut EY, analytics tools dapat digunakan untuk memutuskan strategi dengan mempertimbangkan berbagai skenario, seperti faktor inflasi, ketidakpastian geopolitik, dan risiko lain. Hal ini akan membantu perusahaan menentukan harga di berbagai model bisnis yang berbeda.

Mengubah sistem rantai pasokan

Mengubah rantai pasok adalah proses memikirkan kembali dan merekayasa ulang rantai pasok perusahaan demi mencapai hasil yang lebih baik. Hal ini dapat melibatkan proses pengadaan, produksi, distribusi, logistik, penerapan teknologi, dan sistem baru untuk mengoptimalkan aliran barang dan jasa.

EY mencatat, rantai pasok selama beberapa tahun terakhir terganggu karena faktor penurunan iklim politik, ekonomi, dan keuangan. Perusahaan teknologi perlu mengurangi ketergantungan mereka pada geografi yang tidak stabil secara geopolitik dengan menggandakan lokalisasi. Perusahaan perlu memisahkan rantai pasok mereka, termasuk nearshoring dan reshoring.

"Sektor ini sekarang perlu menyebarkan jejak industrinya di berbagai wilayah geografis sehingga butuh investasi besar. Perusahaan akan didukung oleh peraturan dari pemerintah, dan mereka yang tidak terhalang oleh kenaikan biaya yang tak terelakkan," kata EY Americas TMT Leader Ken Englund.