Hindari Jebakan Fomo, Lebih Pintar Memilih Investasi

Oleh: Harris Tobing
Rabu, 23 Maret 2022 | 14:00 WIB

 

Baru-baru ini ramai selebritis mengeluarkan token cryptocurrency (listing) ke exchanger/ marketplace cryptocurrency Indonesia. Alih-alih  coin digital ini bisa melejit karena pemiliknya merupakan artis senior Indonesia, ternyata dalam hitungan hari coin tersebut terjun bebas.

Turunnya token milik Anang Hermansyah, yang diberi nama ASIX ini bukan turun karena tanpa sebab. ASIX terjun bebas setelah Bappebti menyatakan token ini tidak bisa diperdagangkan di Indonesia. Tidak hanya Anang Hermansyah, anak Yusuf Mansur, Wirda Mansur juga mengeluarkan koin kripto yang diberi nama I-COIN, sama kasusnya dengan Anang Hermansyah koin milik Wirda anjlok hingga 60%. 

Dilain kasus, Kemendag juga baru saja memblokir 1.222 situs web perdagangan berjangka komoditi ilegal dan permainan judi berkedok investasi trading. Kemampuan para oknum memberi iming-iming pendapatan besar, membuat banyak orang terjerat. 

Yups, sayangnya tidak hanya sebatas memilih investasi kita juga harus mampu mengendalikan FOMO (Fear of Missing Out). Karena investor yang telah terjerat FOMO akan rela mengeluarkan banyak uang berharap keuntungan berkali-kali lipat dari oknum yang tidak bertanggung jawab. 

Oleh sebab itu, kita harus mulai melek investasi untuk menutup lampu hijau bagi banyak oknum nakal, jika kita tidak pintar memilih investasi maka kita juga akan terjebak pada investasi bodong.

Baca juga : IPO! GoTo Melantai di Bursa Saham

FOMO Dalam Investasi?

Karena ada nya sosial media, setiap orang mampu melihat hasil keuntungan yang di dapat melalui unggahan di sosial media. Hasil keuntungan tersebut cukup banyak, sehingga menjadikan banyak orang yang melihat ingin mendapatkan keuntungan tersebut. 

Akan hal itu mereka terkena FOMO, membuatnya ikut-ikutan dan tidak mau ketinggalan. Banyak orang mengikuti investasi karena hanya ingin mendapatkan keuntungan yang banyak tanpa tau ilmu dari yang mereka investasikan.

Lalu bagaimana caranya agar terhindar dari Fomo saat ingin memulai investasi? Widya Yuliarti selaku Certified Financial Planner memberikan 3 cara agar terhindar dari Fomo saat ingin memulai investasi pada Digital DNA 4 Maret 2022.

 

  1. Kenali diri sendiri - kamu harus mengetahui profil risiko kamu seperti apa. Ada beberapa orang ketika mendapatkan minus 1 persen dapat mempengaruhi mental dan pikiran mereka sehingga membuatnya stress hingga sulit tidur. Profil risiko setiap orang berbeda-beda, sebagian orang yang sudah paham akan investasi akan mendapati sikap tenang ketika mendapatkan minus 1 persen bahkan sampai 10 persen.
  2. Pelajari investasinya - hal yang dilakukan pertama kali ketika ingin memulai investasi adalah mencari tahu bagaimana resikonya. Ketika resiko terburuk terjadi kamu harus sudah memiliki backup plan sehingga siap untuk menerima resiko tersebut.
  3. Miliki tujuan keuangan - buatlah tujuan keuangan yang kamu inginkan dalam mengikuti investasi tersebut. Uang yang kamu dapatkan dari hasil investasi akan kamu gunakan untuk apa? Membeli sebuah mobil? Mencicil rumah? Atau yang lainnya. Tujuan keuangan ini adalah hal yang sangat penting, pasalnya di beberapa kasus banyak orang berhenti ditengah investasi tersebut akibat tidak memiliki tujuan keuangan.

Baca juga : Orang Indonesia Makin Melek Investasi tapi Tak Sedikit yang Terjebak FOMO

Selain itu sebagai seorang investor , keputusan yang diambil harus berdasarkan riset. Jangan menjadikan influencer atau public figure sebagai titik alasan dalam melakukan investasi, kamu tetap harus melakukan analisa dan riset yang dalam, dari hal itu kamu akan mengetahui apakah investasi tersebut sesuai dengan profil risiko yang kamu miliki atau tidak.

Christy Maryani Financial Expert Ajaib juga mengungkap untuk terhindar dari FOMO kamu harus pintar memilih instrumen investasi yang tepat. Menurutnya terdapat 3 tips cara memilih investasi yang tepat dan aman:

  1. Terdaftar OJK - Kamu harus memastikan bahwa kamu berinvestasi di instrumen investasi yang legal diakui oleh negara dan diawasi oleh OJK (Otoritas Jasa Keuangan), hal itu juga akan mempengaruhi sisi psikologi kamu tetap tenang dalam waktu yang panjang.
  2. Track record yang jelas - trek record ini bisa dilihat dari banyaknya nasabah yang percaya akan lembaga tersebut, lamanya kantor tersebut beroperasi, banyak masyarakat yang menggunakan platform/aplikasi tersebut serta memiliki kantor yang jelas. 
  3. Customer Service yang mudah dihubungi - Nomor customer service juga perlu tercantum agar mudah menanyakan perihal kendala investasi. Baik website, aplikasi dan akun sosial media perusahaan sudah terverifikasi.