Aplikasi yang Bikin ODHA Tak Terkucilkan

Oleh: Aulia Annaisabiru Ermadi
Rabu, 5 Desember 2018 | 12:19 WIB
Hari Aids sedunia (shutterstock)

Laporan United Nations Programme on HIV and AIDS (UNAIDS) menunjukkan jumlah orang dengan HIV terus meningkat di 50 negara, termasuk Indonesia. Data tahun 2017, ada lebih dari 1,8 juta orang yang baru saja terinfeksi virus HIV. Tahun yang sama ada 36,9 juta orang hidup dengan HIV dan harus mengonsumsi obat antiretroviral (ARV) terus-menerus seumur hidupnya, karena obat untuk menyembuhkan penyakit ini belum ditemukan hingga sekarang.

Kondisi ini diperparah dengan adanya stigma, diskriminasi dan minimnya pengetahuan tentang HIV dan AIDS yang menjadi masalah terbesar dalam upaya menurunkan prevalensi orang dengan HIV/AIDS (ODHA).

Berakar dari permasalahan  tersebut, Ramdhan Rizki Jamaludin, Joko Purwanto dan Tioreza Febrian menemukan solusi dengan membuat Comrades. Comrades adalah aplikasi yang berperan sebagai media edukasi dan informasi terkait HIV/AIDS, sekaligus media konsultasi bagi masyarakat dan ODHA.

Baca juga; Ini Risiko di Balik Canggihnya Aplikasi Digihealth

Menghapus stigma negatif

Hingga saat ini, ODHA masih dianggap sebagai momok yang menakutkan dan menyeramkan dalam masyarakat. Perilaku seks bebas sering dianggap sebagai penyebab utama dari infeksi HIV/AIDS. Stigma negatif kerap muncul di masyarakat hingga membuat seseorang enggan menunjukkan bahwa ia adalah ODHA dan enggan mengakses ayanan pengobatan.

Stigma negatif dan diskriminasi ini juga yang mengurangi, bahkan meniadakan, dukungan sosial dari masyarakat bagi ODHA. Karenanya banyak ODHA yang merasa dirinya terkucilkan dan sendirian dalam masyarakat.

"Comrades ada karena masih adanya stigma terhadap ODHA. Kita ingin menghilangkan atau minimal menggurangi stigma itu. Obat HIV belum ditemukan dan ini adalah bentuk agar ODHA tetap semangat dan nggak merasa terkucilkan, sendirian," kata Adam, co-founder Comrades kepada Digination.id.

Menurutnya, pengetahuan dan sikap lingkungan sosial memberi pengaruh besar terhadap seseorang dalam mengakses layanan kesehatan terkait HIV.

Baca juga: Digihealth, Bisa Cek Menstruasi Sampai Atur Kehamilan

Manfaatkan AI dan IoT dalam kembangkan fitur

Untuk menunjang fungsinya, Comrades memanfaatkan kemajuan teknologi dengan mengombinasikan aplikasi Android, Smartwatch Apps dengan perangkat Internet of things (IoT) hingga AI.

Penggunaan IoT dikembangkan dalam bentuk HealBox, sebuah kotak obat pintar sebagai pengingat bagi ODHA untuk mengonsumsi obat. AI dimanfaatkan untuk menjawab mitos atau fakta secara otomatis seputar HIV/AIDS melalui chat bot.

"Penggunaan teknologi paling menonjol di chat bot, dari situ kita bisa secara otomatis membedakan mitos atau fakta seputar HIV/AIDSDi mana hal ini sangat dibutuhkan masyarakat," ujar Ramdhan.

Baca juga: 5 Perusahaan Digihealth yang Mengubah Dunia

Secara umum, Comrades mengembangkan empat fitur unggulannya yaitu informasi, reminder, konsultasi dan chat bot. Keempatnya tidak hanya dikembangkan khusus bagi ODHA tetapi juga bagi masyarakat untuk meningkatkan pengetahuannya.

Meskipun sudah di download 700 kali dan memiliki 100 pengguna aktif, mengenalkan Comrades kepada masyarakat bukan hal yang mudah. Isu yang diangkat adalah topik sensitif, misi Ramdhan dan rekannya adalah mengubah pola pikir ODHA dan masyarakat umum agar lebih terbuka dengan isu ini.

Jangan menjauhi dan mengucilkan ODHA dari pergaulan masyarakat, ya, karena mereka membutuhkan kita.

Mari saling menguatkan!

Baca juga: 3 Kunci Sukses Bisnis Digihealth