Pilih Mana: Kuliah Atau Bisnis?

Oleh: H. Alfhatin Pratama
Senin, 12 November 2018 | 08:15 WIB
kiri ke kanan: Andi Achmad (Manager of Product Development in E-Banking Division BNI), Andika Deni Prasetyo (CEO dan co-founder Geevv), Putri Yuli (CEO Kostoom)

Asal ada niat, memulai bisnis bisa dilakukan kapan saja, termasuk saat masih mahasiswa. Memulai bisnis sejak muda memang memiliki banyak keuntungan, seperti belum adanya tanggungan keluarga, mentoring yang bisa didapat dari pengajar di lingkungan kampus sendiri, jaringan pertemanan yang luas, dan simpanan masa depan dari profit yang dihasilkan.

Tidak hanya memilki banyak keuntungan, berbisnis ketika duduk di bangku perkuliahan juga harus "tahan banting" menghadapi dua tantangan sekaligus. Tantangan di dunia perkuliahan, seperti ujian, presentasi, atau jatah bolos yang sudah habis dan tantangan di dunia bisnis sendiri.

Acara #DigitalksID yang bertajuk "Mulai Bisnis Sejak Mahasiswa? Bisa!" menghadirkan 2 orang yang memulai bisnisnya sejak masih kuliah, yaitu Andika Deni Prasetya (Co-Founder dan CEO Geevv) dan Putri Yuli (CEO Kostoom).

Baca juga: Masih Mahasiswa? Yuk, Bikin Bisnis!

Bisnis sudah berjalan, kuliah masih penting gak sih?

Kita semua sering mendengar cerita tentang Steve Jobs atau Mark Zuckerberg yang dropout dari studinya karena ingin fokus mengembangkan bisnis. Hal tersebut membuat tidak sedikit orang beranggapan bahwa ketika bisnis sudah berjalan dengan baik, kuliah menjadi tidak penting lagi.

Berbeda dengan anggapan banyak orang, Andika, yang memulai bisnisnya ketika masih kuliah semester 5 di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (UI), mengatakan, "Ketika memulai bisnis, saya memang tidak menjadikan kuliah sebagai prioritas. Tetapi, saya menjadikannya sebagai bentuk tanggung jawab terhadap orangtua saya."

"Ya, memang ketika kita sudah bisa menghasilkan uang sendiri, kita jadi malas kuliah. Tetapi, kita tetap harus bertanggung jawab terhadap kuliah yang kita jalani," ujar Putri senada dengan Andika. Bisnis pertama yang ia jalani bukanlah Kostoom. Dengan kemampuan desain grafis yang dimilikinya, perempuan lulusan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UI itu menawarkan jasa pembuatan logo dan hal yang berkaitan dengan corporate identity.

Baca juga: Nggak Perlu Drop Out Untuk Buat Start-up!

Kuliah atau DO, ya? (Shutterstock)
Mahasiswa, kan kantongnya kering!

Berbisnis sejak masih mahasiswa memang sering menghadapi kendala finansial, apalagi bagi mahasiswa yang jauh dari tempat tinggalnya. Kenapa? Karena harus menyewa kamar kos dan memilki pengeluaran keseharian yang lebih besar dibandingkan mahasiswa yang tinggal bersama orangtuanya.

Tetapi, kendala finansial tidak membuat kedua pengusaha muda ini menyerah begitu saja. "Ketika baru memulai bisnis, kita jangan langsung expect dapat uang dari investor," kata Andika. Ia menyarankan bahwa yang terpenting adalah fokus membuat produk yang dapat diterima oleh masyarakat luas. Validasi produk juga bisa dilakukan dengan cara menggunakan Marvel App. "Ketika produknya sudah diterima berarti produk yang kita buat dibutuhkan oleh masyarakat. Dengan demikian, kita tidak perlu lagi cari investor. Investorlah yang akan mencari kita karena produk kita potensial di pasar," tambahnya.

Selain itu, Putri berpendapat bahwa salah satu kunci kesuksesan berbisnis adala pembiayaan. Tetapi, ketika pembiayaan menjadi salah satu tantangan, kita harus berani mengikuti kompetisi bisnis untuk mencari dana sekaligus melakukan validasi ide bisnis yang kita miliki diterima oleh masyarakat atau tidak. "Gak ada ide yang benar-benar original. Dari sekian banyak orang pasti punya ide yang sama karena ide adalah modifikasi dari ide-ide yang sudah ada," tambahnya. Ia juga mengakui mendapat pendanaan dari investor untuk Kostoom berawal dari kompetisi bisnis yang pernah ia ikuti.

Kalau kamu bagaimana?

Baca juga: 7 Tips Penting Jadi Mahasiswa Kaya