Era Digital, Industri Kesehatan Hadapi Bahaya Ini

Oleh: Alfhatin Pratama
Jumat, 9 November 2018 | 16:45 WIB
Ilustrasi berlindung dari bahaya (shutterstock)

Industri kesehatan yang terus menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi. Di era digital seperti sekarang, berbagai inovasi menghadirkan pemanfaatan Big Data, kecerdasan buatan (AI), blockchain, dan teknologi pendukung lainnya untuk menyulap wajah baru industri kesehatan. 

Tetapi, di tengah maraknya penggunaan teknologi, masih tetap saja ada bahaya yang harus menjadi perhatian utama demi keberlangsungan dunia kesehatan. Tahun 2018, Emergency Care Research Institute atau ECRI Institute, sebuah organisasi nirlaba yang berfokus pada peningkatan kualitas perawatan pasien, merilis beberapa bahaya yang harus dihadapi industri kesehatan di era digital. Yuk, penjelasan yang telah ditangkum oleh Digination.id!

Baca juga: 10 Teknologi Kesehatan Masa Depan

Cybersecurity

Menurut ECRI Institute, pada 2019 potensi para peretas mengeksploitasi sistem akses online untuk menyusup ke perangkat dan sistem jaringan organisasi industri kesehatan adalah bahaya nomor satu yang harus diperhatikan. 

Seperti yang dirilis dalam Medscape, David Jamison, direktur eksekutif Health Devices Group di ECRI mengatakan, "Serangan para peretas dapat meluas dan parah. Hal ini harus menjadi perhatian utama bagi industri kesehatan karena bisa menyebabkan bahaya yang besar atau kematian". Semua pemain dalam industri ini harus selalu mengawasi, melindungi, dan meningkatkan keamanaan data dalam sistem sibernya. 

Apalagi pemain startup yang menawarkan layanan kesehatan berbasis aplikasi online. Mereka harus melawan peretas yang tidak bertanggungjawab supaya layanan yang diberikan tetap berjalan dengan baik.

Baca juga: Keamanan Siber Sangat Penting di Era Digital

Pelayanan kesehatan berbasis teknologi (shutterstock)

Perangkat canggih

Industri kesehatan di era digital tidak semua soal aplikasi online. Inovasi perangkat pendukung yang canggih, biasaya tersedia di Rumah Sakit, untuk meningkatkan pelayanan kesehatan juga menjadi tolak ukur kualitas pemberi layanan.

Kesalahan pengoperasian perangkat bisa terjadi kapan saja. Misalnya, staf kesehatan tidak mengisi daya dengan sempurna, tidak melakukan perawatan terhadap perangkat tersebut, dan kesalahan pemrograman. Oleh karena itu, staf kesehatan harus dipersiapkan untuk melek teknologi supaya bisa beradaptasi dengan perangkat canggih yang harus dioperasikan.

Selain itu, perangkat canggih pun juga dapat mengalami kecacatan sendiri yang sulit dihindari. Misalnya, kesalahan menunjukkan indikator detak jantung pasien. Hal ini harus diwaspadai karena dapat menimpulkan kerugian besar pada pasien atau yang lebih buruk lagi, kematian.

Baca juga: 4 Implementasi IBM Watson Analytics Dalam Industri Kesehatan