Dunia teknologi selalu penuh dengan inovasi baru yang mengejutkan. Terkadang, inovasi tersebut dihasilkan oleh keisengan saja. Seperti yang dilakukan Doug MacDowell, yang merakit sebuah perangkat komputer dari mesin kopi jadul GE Coffeematic.
Pria asal Ohio, AS, ini merakit ulang mesin kopi buatan tahun 1980-an itu menjadi PC dengan bodi mesin kopi. Ajaibnya, mesin tersebut bisa berfungsi sebagai komputer secara penuh. Jadi, kamu bisa menyalakan komputer itu sambil menyeduh kopi!
Sistem kerja Coffeematic PC ini sebenarnya sederhana. Pertama-tama, air dimasukkan ke tangki mesin kopi, lalu dipanaskan seperti biasa. Setelah itu, kopi yang dihasilkan digunakan sebagai cairan pendingin yang mengalir di dalam sistem PC. Ada radiator dan kipas yang membantu menurunkan suhu cairan sebelum kembali dialirkan ke CPU.
Baca juga: Bagaimana Nasib Data yang Disimpan Kalau Berhenti Langganan Cloud Storage?
Sistem Pendinginan
Yang bikin Coffeematic PC ini menarik bukan cuma tampilannya, tapi juga cara kerja pendinginnya yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Tidak seperti komputer standar yang mengandalkan kipas atau sistem pendingin cair untuk menjaga suhu CPU tetap stabil, perangkat ini memanfaatkan kemampuan menyeduh kopi.
MacDowell memanfaatkan mekanisme asli mesin kopi untuk mengatur suhu prosesor. Jadi, air dipanaskan sampai suhu sekitar 194°F (sekitar 90°C). Setelah itu, cairan kopi yang panas dialirkan melewati dua radiator kecil yang sedikit mendinginkannya sebelum mencapai CPU.
Dengan sistem ini, suhu prosesor bisa distabilkan di kisaran 91°F (sekitar 37°C). Menurut MacDowell, pendinginan ini butuh waktu sekitar 75 menit sampai mencapai performa maksimal.
Bukan untuk Penggunaan Sehari-hari
Meskipun desainnya terkesan seperti proyek main-main, semuanya dirakit dengan serius. Komponen dari Coffeematic PC adalah perpaduan teknologi retro dan modern: motherboard ASUS M2NPV-VM, RAM 1GB DDR2, dan SSD 240GB.
Semua komponen itu terpasang rapi di dalam mesin Coffeematic dengan bantuan baja tahan karat dan sealant tahan air sehingga pemasangannya aman.
Komputer dan mesin pembuat kopi itu berfungsi dengan baik. Kopi panas mendinginkan CPU melalui sistem pompa, yang mengalirkan cairan melalui dua radiator di atas Coffeematic PC.
Baca juga: Makin Canggih! Tools AI Kini Sudah Bisa Duduk di Kursi Sutradara
Tetapi meskipun eksperimen MacDowell ini berhasil, Coffeematic PC bukan komputer yang bisa digunakan sehari-hari. Selain nggak praktis, kopinya juga nggak aman buat diminum karena terkontaminasi oleh sirkuit elektronik. Belum lagi ada risiko tumbuh jamur di situ.
Bukan Komputer dari Mesin Kopi Pertama
Menariknya, Coffeematic PC bukan satu-satunya komputer dari mesin kopi. Sejak tahun 2002 sudah ada Caffeine Machine, komputer kopi ukuran besar dengan roda yang dirancang oleh Nick Pelis.
Lalu pada 2018, Ali Abbas (THE CRE8OR) memamerkan Zotac Mekspresso dalam sebuah trade show. Tahun berikutnya, ada juga Mr. Coffee PC karya Logarythm.
Selepas pandemi, tepatnya tahun 2024, channel YouTube Nerdforge ikutan bikin versi mereka sendiri. Mungkin masa-masa lockdown bikin para technogeek ini makin kreatif, ya.
Lantas apa yang mendorong Doug MacDowell untuk membuat komputer dari mesin kopi ini?
Semua bermula saat musim dingin tahun 2024, ketika pemilik gelar Master Seni Rupa yang bekerja sebagai data analyst itu masuk ke toko barang bekas.
Baca juga: Riset Terbaru Populix Patahkan Mitos Anak Muda Tak Suka Menabung
“Saya memandangi deretan peralatan yang terbungkus plastik dan masih hidup, mencoba menjawab satu pertanyaan: sasis manakah yang tepat untuk komputer gaming retro?” tulisnya di situs web pribadinya.
Ia pulang sambil membawa mesin pembuat kopi tetes General Electric (GE) seri Coffeematic. Empat puluh tahun silam, mesin kopi berbentuk kotak itu pasti tidak dirancang dengan pertimbangan konektivitas internet di masa mendatang.
Sekarang, mesin kopi itu sudah menjadi Coffeematic PC, separuh komputer gaming, separuh mesin pembuat kopi. Komputer dan mesin kopi sepertinya kombinasi yang nggak lazim, tapi Doug MacDowell dan kawan-kawannya ini membuktikan bahwa kreativitas di dunia teknologi nggak ada batasnya.