Dampak Transisi Politik, Bagaimana Anggaran dan Strategi TI di Indonesia Pasca Pemilu Nanti?

Oleh: Dewi Shinta N
Kamis, 15 Februari 2024 | 12:21 WIB

 

Transisi politik bukan hanya tentang perubahan kekuasaan, tetapi juga menjadi momen yang menarik untuk mendorong inovasi di berbagai sektor, termasuk dalam ranah Teknologi Informasi (TI). 

Di tengah dinamika ekonomi dan momentum Pemilu Indonesia 2024, peran pemimpin TI menjadi semakin penting. Analisis mendalam tentang dampak transisi ini menjadi hal yang krusial bagi para pemimpin TI. Meskipun pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap stabil, ketidakpastian politik dapat menghambat laju inovasi.

Menariknya, mayoritas pemimpin TI pada riset terbaru iCIO Community memandang perubahan politik sebagai momentum untuk meneguhkan visi teknologi mereka. 

“Perubahan politik adalah kesempatan bagi para pemimpin TI untuk menunjukkan ketangguhan dan adaptabilitas mereka dalam mengelola strategi teknologi,” ujar Muhammad Suhada, Koordinator Divisi Research, iCIO Community. 

Implications for IT Budget & Strategies in the Post-Election Era yang dilakukan iCIO Community dan di dukung oleh CTI Group telah dilakukan sejak bulan Desember 2023 – hingga Januari 2024 lalu secara online. Riset ini melibatkan para anggota iCIO Community yang merupakan pemimpin TI dari 50 lebih perusahaan terkemuka di Indonesia. Mayoritas merupakan industri yang bergerak di bidang perbankan, jasa keuangan, layanan kesehatan, teknologi dan informasi serta lainnya. 

Riset ini mengungkapkan pandangan mendalam tentang bagaimana perubahan politik memengaruhi visi teknologi organisasi, strategi anggaran TI, serta tantangan utama yang dihadapi dalam penerapan teknologi oleh pemimpin TI. Berikut beberapa pandangan iCIO Community dampak transisi politik terhadap TI di Indonesia:

Baca juga: Hati-hati Terkecoh Konten “Deepfake” Jelang Pemilu 2024

Visi teknologi

Lebih dari 79% responden, mayoritas pemimpin TI mempercayai bahwa perubahan dalam kepemimpinan politik memiliki dampak sedikit pada visi teknologi organisasi mereka. Bahkan, 24.5% dari mereka percaya bahwa pergantian pemimpin tidak memiliki pengaruh signifikan pada perkembangan teknologi organisasi mereka. Respons ini mencerminkan ketangguhan dan adaptabilitas mereka dalam mengelola strategi teknologi secara efektif.

Implikasi untuk anggaran dan strategi TI

Setelah pemilu, pendapat anggaran dan strategi TI mengalami variasi yang menarik. Sebanyak 89,8% mengungkapkan memilih tetap stabil dalam anggaran TI mereka, Sekitar 6,1% memilih untuk mengurangi anggaran dan mengetatkan ikat pinggang mereka karena ketidakpastian ekonomi. Dalam hal strategi teknologi, beberapa tetap konsisten dengan rencana yang ada (26,5%), sementara yang lain mengantisipasi perubahan regulasi yang mungkin terjadi (46,9%). Pada presentase yang lebih kecil ada juga yang menyelaraskan strategi mereka dengan kebijakan teknologi pemerintah (8,2%) atau beradaptasi dengan kondisi pasar yang berubah-ubah (18,4%).

Kepatuhan data sebagai langkah proaktif untuk keamanan dan kepatuhan hukum: Sebanyak 53,1% telah mengalokasikan anggaran dan jumlah staf tertentu untuk kepatuhan data. Persentase yang lebih kecil (26,5%) saat ini sedang dalam tahap diskusi, menunjukkan upaya berkelanjutan untuk memformalkan strategi. Namun, 20,4% mengelola kepatuhan data dalam tim TI tanpa anggaran khusus. Mengenai Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi (PDP), memiliki anggaran dan jumlah staf tertentu yang dialokasikan untuk kepatuhan data adalah tanda positif dan menunjukkan sikap proaktif dari organisasi dalam mengatasi tantangan kepatuhan. Ini juga memungkinkan Pemimpin TI untuk lebih fokus pada menunjukkan komitmen terhadap persyaratan regulasi.

Baca juga: Tren Pembayaran Digital di Indonesia Tahun 2023

Prioritas teknologi dan tantangan: Dalam tahun 2024, Security & Privacy mendominasi sebagai prioritas utama bagi pemimpin TI, diikuti oleh Data Management, Digital Platform, Generative AI, dan DevOps & Microservices. Namun, tantangan terbesar yang dihadapi adalah beralih dari budaya lama dan mengatasi hambatan dalam implementasi. Budaya warisan, kesenjangan pengetahuan dalam tim internal, masalah implementasi, dan ketersediaan vendor lokal yang sesuai dengan kebutuhan semuanya menjadi batu sandungan dalam mewujudkan visi teknologi.

YB Hariantono, Ketua dari iCIO Community mengungkap dalam menghadapi era transisi politik pasca-pemilu, riset ini memberikan pemahaman yang lebih baik tentang prioritas, tantangan, dan strategi yang dihadapi oleh pemimpin TI. 

“Melihat bahwa pengembangan TI bersifat jangka panjang, kita dapat bersama-sama merancang langkah-langkah yang tepat untuk memastikan keberhasilan dan keberlanjutan transformasi digital di masa yang akan datang. Walaupun perubahan politik bersifat jangka pendek dibandingkan pengembangan TI, tentu masih ada tantangan yang akan dihadapi. Para pemimpin TI di Indonesia siap untuk mengambil langkah-langkah proaktif dalam menjawab dinamika politik dengan solusi teknologi yang inovatif. Keberanian, adaptabilitas, dan ketahanan menjadi kunci kesuksesan dalam menghadapi perubahan politik yang tidak pasti,” Ungkapnya.