Dapat Pendanaan, Bengkel Mania Ingin Ciptakan Inklusi Ekonomi Bagi Pemilik Bengkel

Oleh: Nur Shinta Dewi
Selasa, 3 Januari 2023 | 16:02 WIB

 

Startup penyedia solusi untuk bengkel UMKM, Bengkel Mania, mengumumkan perolehan pendanaan tahap awal. 

Sejumlah angel investor dan institusi terlibat dalam pendanaan ini di antaranya Alexander Rusli (Eks Dirut Indosat), Ahmad Zaky Amiruddin Kalla (PT Kalla Kakao Industri), Joseph Lumban Gaol, dan PT Reksa Jasa Adika.

Meski nominalnya di rahasiakan, dana segar tersebut akan dimanfaatkan untuk ekspansi bisnis dan mengembangkan produk, demi mewujudkan visi perusahaan sebagai one stop solution untuk pelaku UMKM otomotif di Indonesia.

Startup ini hadir dari masalah dan keresahan yang dirasakan CEO Bengkel Mania, “Jumlah sepeda motor di Indonesia terus membludak, sekitar 140 juta unit. Makanya, tidak heran kalau kemacetan lalu lintas didominasi oleh kendaraan tersebut. Namun pertumbuhan motor ini tidak diimbangi dengan jumlah bengkel. Itu kenapa mostly kalau ke bengkel pasti antre," kata Rizky Jonathan Lumban Gaol Founder dan CEO Bengkel Mania.

Baca juga : Pemerintah Targetkan 2 Juta Motor Listrik Pada 2025

Didirikan sejak November 2021, Bengkel Mania memiliki misi mendigitalkan dan menyedia solusi menyeluruh bagi pelaku bengkel yang berada di skala UMKM, sehingga tercipta inklusi ekonomi bagi pemilik bengkel dan keluarganya.

“Saat ini berbagai sektor industri di Indonesia mengalami digitalisasi. Hanya saja perbengkelan ini belum terproses dengan maksimal. Hal tersebut disebabkan karena kurangnya literasi dan juga perhatian dari pemerintah maupun swasta di sektor tersebut. Melalui riset permasalahan yang kami pelajari, kami justru melihat peluang dan potensi market yang sangat besar di industri ini, dan itulah mengapa kami optimistis dengan market ini, " kata Rizky.

Rizky melihat masalah pertama pada ekosistem bengkel yaitu rantai pasok. Barang/suku cadang dengan kualitas baik dan harga kompetitif terkadang sangat sulit. Sering kali bengkel harus tutup hanya sekedar untuk belanja. Dari sini Rizky ingin memenuhi Kebutuhan stok bengkel dan mencari suku cadang berkualitas.

Masalah kedua, soal akses finansial yang terbatas. Permodalan sudah pasti menjadi faktor penting untuk para pelaku usaha. Sayangnya, sulit bagi pemilik bengkel mendapatkan akses pembiayaan yang sifatnya modal kerja atau investasi. 

Ketiga, soal digitalisasi, dan terakhir, minimnya literasi manajemen pemasaran, pembukuan, dan teknologi bagi para pelaku bisnis bengkel.

"Di bengkel UMKM, adopsi teknologi masih sangat minim. Contoh sederhana, pembayaran cashless di bengkel masih sangat jarang ditemui," kata Rizky.

Baca juga : Grab Bersama PT PLN Persero Tambah SPBKLU di 6 Provinsi di Pulau Jawa dan Bali

Dari masalah tersebut, Bengkel mania menawarkan tiga solusi utama. Pertama, Etalase Bengkel, solusi rantai pasok bagi pelaku bisnis untuk berbelanja kebutuhan stok bengkelnya lewat aplikasi. Para bos bengkel (sebutan untuk mitra bengkel di Bengkel Mania) dapat memesan barang secara online. Setelah pembayaran, pesanan akan diproses oleh Bengkel Mania. Mereka pun tidak perlu tutup bengkel. Barang atau suku cadang akan dikirim ke alamat bos bengkel menggunakan rekanan logistik perusahaan.

Kedua, Modal Bengkel, yakni fasilitas pinjaman untuk modal kerja bagi para bos bengkel sehingga dapat mempermudah mereka memenuhi kebutuhan bengkelnya. Tenor yang ditawarkan biasanya antara 1-2 minggu dan dapat diperpanjang 3-6 bulan. Perusahaan bekerja sama dengan lembaga keuangan yang berizin dan resmi dari OJK.

Terakhir, Bengkel Ekstra, yakni solusi para bos bengkel untuk melakukan pembukuan sederhana, menyediakan pembayaran dengan QRIS. "Saat ini produk Bengkel Ekstra sedang dikembangkan lebih jauh lagi utamanya untuk menunjang operasional bisnis para bos bengkel."

Bengkel Mania mengadopsi model bisnis B2B. Perusahaan ini menjadi jembatan yang menghubungkan suplai (prinsipal, distributor, grosir, dan vendor) dan demand (bengkel UMKM), yang tertarik masuk ke dalam ekosistem.