Ungkap Region Indonesia, Huawei Cloud Ingin Bangun Ekosistem Digital Lebih Kuat

Oleh: Nur Shinta Dewi
Jumat, 30 September 2022 | 19:41 WIB

Huawei Cloud Indonesia Summit perdana di Indonesia, baru saja berlangsung di Jakarta, Kamis (29/9). Mengusung tema 'Building the Cloud Foundation for an Intelligent Indonesia', Huawei Cloud mengumumkan rencana peluncuran Region baru di Indonesia pada tahun ini. 

Region ini akan hadir dengan arsitektur 3AZ DR serta telah mengantongi sertifikat level-6 dari Institut Pemulihan Bencana Internasional (Disaster Recovery Institute International atau DRI).

Secara bersamaan Huawei juga mengumumkan akan diluncurkan lebih dari 60 layanan cloud baru yang menawarkan pengalaman pengguna terbaik di bidang e-commerce, platform video pendek, game online, serta asuransi dan keuangan. 

Huawei Cloud bertekad memenuhi komitmen digital bagi Indonesia. Berbekal keahlian digitalisasi serta pengalaman dengan 3 juta pelanggannya di berbagai penjuru dunia, Huawei Cloud komitmen memperkuat ekosistem digital di Indonesia. 

Baca juga : Role Big Data & Cloud Computing untuk Bisnis Digital

Jacqueline Shi, President Global Marketing and Sales Service Huawei Cloud menyampaikan, Huawei Cloud akan menerapkan strategi global terbarunya, 'Everything as a Service', di Indonesia.

Ia menegaskan Huawei Cloud akan menggenjot pelaksanaan strategi 'Everything as a Service' ini untuk mendorong transformasi digital di sektor bisnis lokal. 

Strategi ini juga untuk mendukung mitra dan perusahaan rintisan melalui Infrastructure as a Service (Infrastruktur sebagai Layanan), Technology as a Service (Teknologi sebagai Layanan), dan Expertise as a Service (Keahlian sebagai Layanan).

Dalam kesempatan yang sama, Vice President Huawei Cloud Marketing, Jonathan Zhou juga memperkenalkan delapan layanan inovatif, yakni Huawei Cloud CCE Turbo, Ubiquitous Cloud Native Service (UCS), GaussDB, DataArts LakeFormation, gudang data real-time, Low Latency Live (LLL), dan model gelombang Pangu.

Model gelombang Pangu ini memangkas prediksi gelombang dari hitungan jam menjadi detik, dengan tingkat kesalahan prediksi tinggi gelombang yang kurang dari 10 cm. Ini merupakan kali pertama layanan-layanan tersebut diperkenalkan untuk implementasi di Indonesia.

Kerangka Kerja Baru

Di kawasan Asia Pasifik, Huawei Cloud telah membangun sejumlah simpul jaringan (node) lokal di Singapura, Hong Kong (Tiongkok), Thailand, dan Malaysia. 

Di kawasan ini saja, hampir 1.000 teknisi layanan, pakar O&M, dan manajer proyek ditempatkan untuk membantu proses migrasi cloud bagi pelanggan Huawei Cloud. Dengan lebih dari USD$20 milyar diinvestasikan dalam riset dan pengembangan setiap tahunnya, Huawei terus menyempurnakan pengetahuan dan mahakarya dari 100 ribu insinyurnya untuk memperkuat pijakan sebagai platform terdepan di industri untuk inovasi di cloud.

Dengan menggabungkan keahlian digitalisasinya, Huawei menyusun usulan kerangka kerja transformasi digital enam dimensi dengan 70 metrik. Dengan kerangka kerja baru 3AZ DR, Region Indonesia akan mencapai peralihan beban kerja dalam hitungan menit tanpa kehilangan data.

CEO Huawei Indonesia Jacky Chen meyakinkan bahwa pihaknya akan terus berkomitmen dan akan terus memberikan yang terbaik untuk Indonesia melalui produk-produk andalannya.

"Kami memiliki layanan cloud yang dapat dijangkau dalam 50 milidetik di seluruh dunia. Dengan begitu, akan memberikan pengalaman yang terbaik dan tak terlupakan," ujar Jacky Chen.

Baca juga : Peluang & Tantangan Industri Otomotif Masa Depan di Era e-Mobility

Kolaborasi Mendukung Ekosistem Digital

Data IDC mengungkap cloud mampu mengurangi resiko keamanan hingga sampai dengan 74%, tingkat keandalan 60% serta meningkatkan responsiveness sampai 49%.

Country Manager IDC Mevira Munindra dalam kesempatannya juga mengatakan terdapat 80 persen perusahaan di wilayah Asia sudah mulai memberanikan diri untuk berinvestasi besar guna membangun infrastruktur digital termasuk mengadopsi teknologi berbasis cloud.

"Pada tahun 2025, diprediksi sebanyak 60 persen perusahaan secara global akan mengadopsi hybrid cloud untuk kepentingan dan performa perusahaan itu sendiri," kata Mevira Munindra.

CEO Huawei Indonesia Jacky Chen menegaskan komitmen 'In Indonesia, For Indonesia' dalam membangun fondasi cloud yang kokoh sebagai dasar dari Indonesia yang cerdas. Huawei Cloud optimistis lebih banyak lembaga pemerintahan, institusi keuangan, perusahaan energi, perusahaan pengangkutan (carrier), dan platform e-commerce akan memutuskan bekerja sama dengan Huawei Cloud.

Kepala Departemen Riset Sektor Jasa Keuangan OJK, Inka Yusgiantoro mengatakan adopsi teknologi cloud merupakan pedang bermata dua yang membawa peluang sekaligus risiko.

Menurutnya, ketika dunia digital menjadi semakin saling terhubung, aturan dan kebijakan bersama perlu ditetapkan untuk mengatasi masalah yang muncul dan mendukung interoperabilitas dalam ekosistem keuangan di Indonesia.

"Mempromosikan kepercayaan sangat penting dan strategi utama untuk mempercepat transformasi digital serta mengatasi risiko siber adalah dengan mendorong lebih banyak kolaborasi antara lembaga pemerintah, lembaga keuangan, dan penyedia teknologi seperti Huawei Cloud," ujarnya.