5 Kiat Agar Startup Tidak Melakukan Layoff Pada Karyawan

Oleh: Claudia Tari Aplabatansa
Kamis, 30 Juni 2022 | 19:52 WIB

 

Dewasa ini, kita sudah sangat sering mendengar istilah startup bukan? Ya, startup sendiri adalah hal yang saat ini menjadi hal yang krusial bagi semua yang terjun langsung dalam dunia ekonomi, khususnya mereka yang membangun maupun terlibat dalam mengelola bisnis. Startup sendiri berjalan dan menerapkan sistem inovasi teknologi untuk menjalankan core-business dan untuk memecahkan masalah yang ada pada masyarakat.

Namun, kini startup sedang diterpa isu yang menjadi sorotan dunia. Ya, isu ini membuat startup kini dianggap mulai mengalami penurunan. Hal ini juga yang pada akhirnya memunculkan pertimbangan bahwa startup kini membutuhkan pendampingan agar mampu bertahan dan berkembang. 

Pendampingan dibutuhkan untuk mempertahankan startup dari guncangan isu-isu yang sedang beredar saat ini. Hal ini penting dilakukan karena startup sendiripun merupakan suatu hal yang berperan penting untuk meningkatkan perekonomian khususnya memperbaiki sistem perekonomian Indonesia.

Mengapa bisa terjadi Layoff pada startup?

Pemicu terjadinya layoff pada startup bisa dilihat dari banyak faktor, penyebab utamanya yang terjadi di Indonesia adalah adanya ketimpangan modal, banyaknya startup negara maju yang datang ke negara berkembang dengan strategi awal tidak mengutamakan menghasilkan keuntungan namun pada akhirnya menuntut harus adanya keuntungan, saham teknologi melemah, terdapat aksi pemangkasan pendanaan modal ventura di tingkat global, dan banyaknya sektor saham global menurun sehingga beberapa bisnis startup juga ikut menurun. Ditambah kurangnya pengelolaan tentang teknologi, manajemen dan pembiayaan menjadi yang menjadi aspek utama perusahaan startup belum terpenuhi. 

Baca juga : Ini 5 Cara Bangun Startup Sukses, Wajib Kamu Ketahui!

Itulah yang menyebabkan perusahaan mengambil keputusan yakni melakukan layoff atau pemutusan hubungan kerja terhadap karyawan perusahaan. Padahal prinsip yang benar dari sebuah perusahaan adalah “karyawan bukan hanya sekedar aset, melainkan sudah menjadi sumber keuntungan atau dikenal dengan capital perusahaan”.  

Lalu, apa saja kiat yang dapat dilakukan untuk mempertahankan startup agar tidak melakukan layoff pada karyawan? Yuk, kita simak!

1. Pendampingan Teknologi

Yang dimaksudkan disini adalah, para Founder perusahaan diharuskan dan diarahkan untuk mempunyai produk atau teknologi yang memadai. Diharapkan mampu menghasilkan ide-ide serta punya alur pikir teknologi yang nantinya dapat membantu memecahkan setiap permasalahan yang ada.

2. Pendampingan Manajemen

Hal ini menjadi salah satu hal yang paling penting juga untuk diperhatikan. Mengingat jantung perusahaan bukanlah hanya sekedar pada pemimpin maupun karyawannya. Melainkan manajemen yang terstruktur rapi juga merupakan jalan sukses dan bertahannya startup. Ikut terlibatnya lembaga penting dalam negara seperti kementrian komunikasi dan informatika juga menjadi aspek yang dapat mendukung para startup dengan memfasilitasi bertemu dengan para investor. 

Baca juga : Ini dia! Aspek Penting Membuat Konten Banjir Engagement

3. Pendampingan Pembiayaan

Ini menjadi hal yang sensitif dan selalu berkemungkinan besar terjadinya masalah apabila tidak dikelola dengan baik. Diperlukannya pendampingan dalam hal ini berupa dengan menyiapkan layanan atau berupa produk yang baik dan benar yang nantinya akan menjadi pembiayaan cadangan (financing backup), pengelolaan sponsor serta karyawan. Persiapan service dengan benar, serta mempunyai skema keuangan yang benar dan memadai juga akan sangat membantu dalam kelancaran rincian baik pemasukan, pengeluaran, pencadangan, dan hal lainnya yang berkaitan dengan keuangan startup menjadi terkendali. 

4. Adanya Aturan dan Ketetapan yang Jelas dalam Perusahaan.

Perkembangan startup di negara maju sudah sangat pesat. Negara maju juga menjadikan hal itu sebagai kesempatan bagi mereka untuk beroperasi di negara berkembang berkedok nantinya akan mendapatkan keuntungan bahkan secara besar-besaran. Hal ini menjadi hal cukup menarik perhatian agar negara-negara berkembang untuk fokus pada perkembangan restart nya dibandingkan membiarkan startup negara maju banyak menjaring wilayah negara-negara berkembang.

5. Kenali siklus startup dengan baik

Hal ini penting untuk diketahui mengingat tidak semuanya ventura mengejar pertumbuhan, melainkan akan ada saatnya siklus dimana para ventura capitalis menuntut startup untuk mendapatkan keuntungan. Pada momen seperti ini, perusahaan dari jauh hari harus bisa menyusun strategi agar hal ini tidak akan menjadi kerugian bagi perusahaan kedepannya dengan menyiapkan berbagai rancangan untuk mengantisipasi hal ini terjadi.