3 Alasan OTT Menjadi Platform yang Tepat untuk Konten Kreatif

Oleh: Nur Shinta Dewi
Senin, 4 Oktober 2021 | 21:36 WIB

Platform over-the-top (OTT) telah mengubah perilaku masyarakat di tengah pandemi Covid-19. Apalagi, sejak dilakukan pembatasan sosial dan ditutupnya tempat hiburan termasuk bioskop, OTT tidak hanya menjadi penyelamat bagi pecinta film, namun juga bagi pelaku industri konten kreatif.

OTT sendiri adalah mengacu pada layanan penyedia video atau video streaming apapun yang dialirkan melalui internet. Ini termasuk layanan streaming berbasis web atau aplikasi, seperti YouTube, Netflix, Vidio.com, Goplay, Disney+, Mola, dan banyak lagi.

Riset tentang tren konsumsi OTT yang dilakukan oleh Kantar dan The Trade Desk tahun 2020 menemukan, sekitar 57% pengguna OTT mengatakan bahwa mereka lebih banyak melakukan streaming konten OTT selama pandemi. Selain itu, 73% masyarakat berencana tetap mempertahankan atau meningkatkan kebiasaan mengonsumsi konten OTT bahkan setelah masa pandemi berakhir.

Baca juga : Laporan InMobi: Konsumen Asia Pasifik Menyukai Video Premium Platform OTT

Selain sejumlah orang berencana tetap mengkonsumsi OTT setelah pandemi berakhir, ada beberapa alasan lain potensi OTT yang bisa dimanfaatkan kreator konten. Simak alasan berikut:

1. Besarnya Pengguna OTT

Riset menyebutkan Indonesia menjadi negara di Asia Tenggara yang paling banyak menghabiskan waktu untuk mengakses layanan OTT dengan total sekitar 3 miliar jam per bulannya. Dari total 66 juta masyarakat Indonesia yang mengakses layanan OTT, 70% di antaranya menghabiskan waktu lebih dari satu jam per hari. Tentu dengan banyaknya pengguna konten OTT, konten yang dibuat akan melahirkan banyak penonton.

2. OTT Menjangkau Konsumen Baru

Ketika semakin banyak orang memutuskan untuk mengkonsumsi media online, maka akan semakin banyak potensi untuk bertemu pelanggan dan tentu ini cara baru untuk menjangkau konsumen. Dengan besarnya pengguna OTT, pemilik bisnis dapat memanfaatkan OTT untuk brand awareness dan lebih akrab dengan pelanggan.

OTT memiliki kemampuan untuk melacak rasio klik-tayang dan informasi pengaruh tayangan yang cepat dan tepat sasaran. Ini tentu mengarah ke berbagai pilihan bagi konsumen, dan meningkatkan jumlah iklan untuk pemasar. 

Baca juga : Viu Cetak Pertumbuhan Kuat Sepanjang Semester 1 2021

3. Minim Biaya Produksi

Berkat teknologi, biaya produksi pemasaran yang sangat besar bisa dipangkas. OTT tidak memaksa kita harus memiliki studio dengan properti asli. Misalnya saja dalam program talkshow. Dengan memanfaatkan virtual set, maka developer konten akan meregangkan biaya properti. Pada dasarnya, OTT membuat si pemilik film dan iklan cenderung tidak membuang produksi bahkan pemasaran yang cukup besar.

Itulah beberapa potensi OTT, sebenarnya masih banyak alasan yang dapat ditemukan pada potensi OTT terutama juga pada industri perfilman Indonesia dan konten kreatif lokal. Penasaran apa saja potensinya? Temukan jawabannya di Digital DNA pada Jumat, 8 Oktober 2021, live di YouTube Digination.id.