NextIcorn 2019, Saksi Lahirnya Unicorn-Unicorn Baru Indonesia...

Oleh: Dikdik Taufik Hidayat
Senin, 11 November 2019 | 08:15 WIB
salah satu acara di NextIcorn tahun 2018 lalu (foto: dokumen Yayasan Nexticorn)

Bali, surganya Indonesia di mata dunia, kembali akan menjadi tempat perhelatan akbar NextIcorn (Next Indonesian Unicorns) pada 14-15 November 2019 yang akan datang. Pulau eksotis yang menjadi salah satu destinasi wisata favorit dunia ini akan menjadi saksi lahirnya startup (perusahaan rintisan) unicorn baru di Indonesia. Saat ini Indonesia telah memiliki 3 unicorn yaitu Bukalapak, Tokopedia dan Traveloka serta 1 decacorn yaitu Gojek. Ovo sendiri sempat disebut sebagai unicorn terbaru akan tetapi Karaniya Dharmasaputra, orang nomor satu di startup tersebut belum mau mengonfirmasinya sampai saat ini.

"Berbeda dengan tahun sebelumnya yang diinisiasi oleh Pemerintah, mulai tahun ini Nexticorn dibiayai sponsor dari pihak swasta. Saat ini Nexticorn juga berbentuk Yayasan," jelas Daniel Tumiwa, Chairman Yayasan NextIcorn kepada awak media di Jakarta, minggu lalu. Yayasan ini sendiri dibiayai oleh dana pribadi perorangan para pendirinya dan menganut prinsip non profit, akan tetapi penyelenggaraan acara NextIcorn diharapkan dapat membiayai dirinya sendiri. Untuk itu Panitia telah menggandeng beberapa korporasi besar diantaranya Astra, BCA, Gojek, Sinarmas dan Tokopedia.

Untuk startup yang menjadi peserta NextIcorn tahun ini, tambah Daniel, juga dibatasi. Target 132 startup ini hanya bagi mereka yang sudah berbentuk Perseroan Terbatas (PT) atau PMA (Penanaman Modal Asing) dengan kempemilikan lokal minimal 25 persen dan sudah memperoleh investasi minimal USD100 ribu dari investor eksternal. Dari kurasi tahapan pendanaan, 20% dari mereka sudah mendapat pendanaan di bawah USD1 juta, 55% antara USD1 juta - USD5 juta juta, dan 25% di atas USD5 juta.

Baca juga: Ini, Lho Unicorn, Decacorn, dan Hectocorn Itu!

Daniel Tumiwa, Chairman Yayasan NextIcorn (foto: Dikdik Taufik Hidayat)
Lebih lanjut Daniel menyatakan, bila startup tersebut masih didanai sendiri (bootstrap), minimal harus mempunyai MAU (Monthly Active User/ pengguna aktif bulanan) bagi startup media. Untuk startup e-commerce, GMV (Gross Merchandise Value/ Total penjualan dan volume transaksi) lebih dari USD1 juta atau aplikasinya telah diunduh lebih dari 1 juta kali. Bagi startup berbentuk SaaS (Software as a Service), minimal Annual Recurring Revenue (ARR)-nya sebesar USD500 ribu.

"Dari perhelatan dua hari nanti, diharapkan ada 132 startup dan 150 investor yang hadir, 4.800 permintaan pertemuan, dan setidaknya minimal ada 1.500 yang deal," ujarnya.

Sebagai catatan, Nexticorn tahun 2019 ini adalah perhelatan ketiga dimana yang pertama dan kedua telah digelar di bulan Mei 2018 (diikuti 65 startup dan 89 investor) dan Oktober 2018 (diikuti 88 startup dan 125 investor). Pada Mei 2018, ada 2020 permintaan pertemuan antara startup dengan investor tapi hanya terealisasi sebanyak 1.035. Pada Oktober 2018 terdapat 3.999 permintaan dan hanya 801 yang terealisasi.

Berbeda jika dulu saat dulu masih diprakarsai oleh Pemerintah, setelah berbentuk Yayasan sejak tahun ini, ada satu hal yang ingin Daniel realisasikan.

"Kami punya mimpi dalam 3 tahun ke depan, banyak para peserta Nexticorn yang marah kepada panitia karena mereka tidak mendapat tempat untuk memarkir jet pribadinya di Bandara Ngurah Rai," tutupnya.

Aamiin, Bung Daniel!

Baca juga: Mau Jadi Unicorn? Bisa!