Mau Bisnis di Uni Eropa Tapi Tetap Tinggal di Indonesia? Bisa!

Oleh: Alfhatin Pratama
Jumat, 21 Juni 2019 | 08:15 WIB
Ilustrasi Estonia E-Residency (Situs resmi E-Residency)

Berawal dari kegemerannya mengisi waktu luang, Asep Bagja Priandana dan istrinya Retno Ika Safitri memulai bisnis mereka, Tanibox tahun 2017. Tanibox adalah perusahaan yang bergerak di bidang teknologi agrikultur yang fokus di bidang precision farming atau pertanian presisi. Ini adalah pertanian yang mengombinasikan teknologi informasi dan analisa data untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

Sejak awal berdirinya mereka langsung berpikir secara global bagaimana Tanibox dapat dipasarkan di pasar internasional. Itulah saat dimana mereka teringat telah bergabung dengan Estonia e-Residency sejak 2016.

Apa, sih Estonia e-Residency?

Arnaud Castaignet, Head of Publich Relations Estonia e-Residency menyatakan dalam wawancara dengan Digination.id melalu e-mail (1/6), bahwa e-Residency adalah sebuah status yang diberikan kepada pihak yang bukan warga negara ataupun penduduk Estonia. Pemilik status tersebut memiliki identitas digital atau Digital ID dari Estonia dan akses terhadap berbagai layanan elektronik di negara tersebut.

"Singkatnya, status tersebut memungkinkan Anda terhubung dengan Estonia serta lingkungan bisnis di Estonia, termasuk kebebasan untuk menjalankan sebuah perusahaan global yang berbasis di Uni Eropa secara online di belahan dunia manapun," tambah Arnaud.

Baca juga: Lakukan Hal Ini Sebelum Mengembangkan Usaha Anda ke Luar Negeri

Ilustrasi e-Residency (shutterstock)
Awalnya Hanya Ingin Tahu, Eh Malahan Diseriusin

Ketika pertama kali Asep dan Retno memiliki identitas digital e-Residency, mereka belum memiliki ide apapun untuk memanfaatkannya. Benar-benar hanya penasaran dan merasa suatu saat identitas digital tersebut dapat berguna di kemudian hari.

Setelah mantap memulai bisnis Tanibox, pasangan tersebut berpikir, "Mengapa tidak coba saja bikin perusahaan di Uni Eropa, toh Estonia juga bagian dari Uni Eropa? Memang luar biasa cepat dan mudah untuk mendirikan perusahaan di Estonia," kata Asep.

Seperti yang pernah ia tuliskan dalam blog pribadinya, setelah mendaftarkan diri untuk mendapatkan identitas digital dari Estonia dengan dengan biaya 100 Euro (sekitar Rp1.615.070,- sekarang), ia menggunakan jasa di LeapIN untuk mendaftarkan perusahaanya di Tallinn, Estonia dengan biaya 278,80 Euro (sekitar Rp4.502.815,- sekarang).

Baca juga: Yuk , Sulap Hobimu Jadi Ladang Bisnis

Tampilan LeapIN (Situs resmi LeapIN)
Manfaat dan Langkah ke Depan

"Manfaat terbesar yang dirasakan adalah akses ke pasar Uni Eropa sekalipun kami melakukan bisnisnya dari Indonesia. Manfaat lainnya adalah menerima pembayaran maupun membayar vendor dari negara-negara di Uni Eropa lebih cepat karena ada Single Euro Payments Area (SEPA)," ujar Asep.

Menjalin kerjasama dengan berbagai perusahaan di Uni Eropa lainnya pun menjadi jauh lebih mudah. Saat ini, Tanibox telah menjalin kerjasama dengan beberapa perusahaan dari Hungaria, Lithuania, dan Swedia untuk memasarkan produknya. Khususnya Tania, perangkat lunak manajemen pertanian yang dapat diakses secara gratis.

Ke depannya, Asep juga ingin membuat ekosistem yang menghubungkan petani ke pemilik lahan, pemilik kapital, pembuat perlengkapan dan sarana pertanian, dan juga ahli di bidang agrikultur.

"Tujuannya agar para petani dapat menghasilkan makanan berkualitas terbaik dengan tetap menjaga kelestarian alam. Ini pun merupakan tujuan dari konsep pertanian presisi itu sendiri", tambahnya.

Baca juga: Menurutmu Petani Masih Gaptek? Yakin?

Ilustrasi Tanibox (Situs resmi Tanibox)
Tanibox juga yakin akan lebih banyak lagi petani dengan lahan mikro, kecil, dan menengah bermunculan. Kualitas pangan juga akan meningkat seiring lebih banyak anak muda yang terjun ke dunia pertanian.

Melalui bisnisnya ini, mereka juga ingin merangkul komunitas pengembang perangkat lunak supaya bisa ikut mengembangkan Tania, dan membuat ekosistem perangkat lunak pendukung. Nantinya para pengembang perangkat lunak ini juga bisa membangun teknologi yang sesuai dengan tempat tinggalnya dan dapat dihubungkan ke Tania.

Menurutnya, anak muda saat ini sudah memiliki tingkat pemikiran teknologi yang lebih maju dibanding orang-orang yang lebih tua. Di sisi lain, konsumen saat ini semakin ingin tahu bagaimana cara para petani menumbuhkan bahan pangan, apakah petani memproduksi makanan dengan cara yang merusak alam atau tidak. "Relasi yang baik antara petani dan pembeli seperti ini lah yang ingin kami promosikan sejak awal," tutup Asep.

Kalau kamu tertarik mencontoh Tanibox mendirikan perusahaan di Estonia dan berbisnis di Eropa, klik di tautan ini lho...

Baca juga: Ternyata Blockchain Berguna Untuk Petani, Lho!