Masih Berharap Uang Tunai Dalam Dompet Konsumen?

Oleh: Wicak Hidayat
Jumat, 5 April 2019 | 10:47 WIB
ilustrasi (Shutterstock)

Dompet digital di Indonesia makin banyak, mulai dari yang nempel di aplikasi cari transportasi seperti Go-pay hingga yang berdiri sendiri seperti Ovo, Doku atau Dana.

Kalau kamu menjalankan bisnis yang berhubungan langsung dengan konsumen, seperti toko ritel atau makanan dan minuman, situasi ini sudah tak bisa dibiarkan. Kalau belum menyediakan opsi pembayaran dompet digital, kamu harus segera melakukannya.

James Prananto, co-founder Kopi Kenangan mengungkap, pelanggan mereka yang menggunakan dompet digital untuk pembayaran mengalami lonjakan hebat. Jika di kuartal empat 2018 angkanya hanya 17%, di kuartal pertama 2019 angka itu melonjak ke 30%. Dan, ia melihat, trennya terus naik.

Para penyedia layanan dompet digital juga mengalami pertumbuhan pesat. Dana, misalnya, per Januari 2019 telah memiliki 10 juta pengguna. Rata-rata transaksi di Dana, ujar Vincent Iswara, CEO Dana, mencapai 1 juta transaksi per hari.

Layanan dompet digital yang didukung grup Emtek dan Ant Financial (Alipay) itu telah beroperasi di Indonesia selama 1 tahun. Bukan hanya digunakan untuk layanan online, Dana juga digunakan di lokasi-lokasi offline. “Saat ini kami ada di lebih dari 15.000 lokasi merchant di Indonesia,” ujar Vincent.

Baca juga: Gaess... Saatnya Beralih ke Dompet Digital!

Ki-ka: Vincent Iswara, CEO Dana; Sean Kim, CEO Tix.id; Kaspar Situmorang, Head of Digital BRI; James Prananto, Cofounder Kopi Kenangan.
Kalau bicara soal gerai offline yang makin digital, tak bisa tidak, kita harus melihat Luckin. Gerai kopi asal China ini menjadi contoh sukses konsep “new retail” yaitu konsep menggabungkan ritel offline dengan digital.

Apa yang dilakukan Luckin? Pertama, jaringan gerai kopi itu hanya menyediakan pemesanan lewat aplikasi. Ya, bahkan kalau kamu datang langsung ke gerainya, tetap saja pesannya harus lewat aplikasi.

Bahkan Luckin memiliki gerai yang tidak menyediakan meja dan kursi tapi semata-mata dibuat untuk mengantarkan kopi ke pemesan di kantor-kantor terdekat. Ya, memang mereka sengaja memilih lokasi gerainya di tempat-tempat orang yang butuh kopi cepat, sekarang juga.

Kenapa Harus Digital? Pertama-tama, keniscayaan zaman. Kedua, menyediakan opsi pembayaran lewat dompet digital artinya semakin dekat ke arah cashless alias tanpa uang tunai.

Bukan hanya menjadikan toko atau geraimu tampak inovatif, menjadi cashless juga artinya tak repot dalam menghitung uang di akhir hari. Tak ada lagi seribu-dua ribu rupiah yang keselip atau hilang.

Manfaat lainnya, layanan dompet digital kerap memiliki program reward yang bisa diikuti dan bakal ikut memancing pelangganmu untuk kembali lagi.

Baca juga: Tips Transaksi dengan Dompet Digital secara Aman

Dompet digital juga membantu menghemat waktu pelayanan. Tristan Gillen, Customer Intelligence Manager Ordoo, penyedia layanan pesanan digital asal Inggris, mengatakan  rata-rata penghematan gerai cashless mencapai 15 detik per pelanggan.

“(Angka itu) mungkin tak terlihat besar, tapi jumlahnya akan terasa saat bisa melayani lebih banyak pelanggan di waktu-waktu kritis (seperti jam makan siang atau di pagi hari) dan lebih sedikit pelanggan yang hilang karena melihat antrean mengular,” tulis Tristan dalam blog Ordoo.

Hal lain yang juga bermanfaat dari dompet digital adalah uang dari pelanggan langsung masuk rekening. Jadi tidak perlu lagi setor uang tunai setiap harinya, yang bisa menyita waktu dan tenaga.

Dompet digital yang terhubung langsung ke rekening adalah salah satu layanan yang diunggulkan oleh Dana. “Enaknya, uang di rekening bisa langsung digunakan untuk bayar tagihan, beli pulsa, gaji karyawan dan lain sebagainya,” ujar Vincent.

Semakin praktis dan populernya layanan dompet digital sedikit-banyak akan mendorong konsumen untuk ganti dompet. Dalam dompet fisiknya, mungkin hanya tersisa KTP, SIM, kartu-kartu plastik, foto mantan pacar dan lembaran bon.

Masih berharap ada uang tunai dalam dompet konsumen?

Baca juga: KrisFlyer Kembangkan Dompet Digital Berbasis Blockchain